Zyrex Catat Kenaikan Penjualan Selama Tahun 2021
loading...
A
A
A
BOGOR - Menutup tahun 2021, PT Zyrexindo Mandiri Buana, Tbk. (Zyrex) mencatat peningkatan kinerja luar biasa untuk tahun buku 1 Januari-31 Desember 2021.
Zyrex membukukan penjualan sebesar Rp 650,8 Miliar di tahun 2021 dengan total 202,000 unit produk terjual dibandingkan Rp 223,5 Miliar di tahun sebelumnya, dengan peningkatan sebesar 192%.
Penjualan produk Laptop dan peralatan Mobile memberikan kontribusi sebesar Rp 569,7 Miliar dengan total 170,610 unit produk, penjualan produk-produk IT sebesar Rp76,3 Miliar dengan total 15,836 unit produk dan penjualan IoT (Internet of Things) & aksesoris lainnya sebesar Rp 4,9 Miliar dengan total 15,333 unit produk.
Untuk laba kotor, Zyrex membukukan Rp 117,6 Miliar dibandingkan Rp 65,5 Miliar di tahun 2020, yang setara dengan kenaikan sebesar 79,5%.
Laba bersih setelah pajak sebesar Rp 69,7 Miliar dibandingkan Rp 36,4 Miliar di tahun 2020, dengan kenaikan 91,7%. Return Of Equity (ROE) perusahaan ada di level 34,8% dengan Basic Earning Per Share (EPS) perusahaan menjadi 55,67.
Sedangkan untuk total aset di tahun 2021 adalah Rp 277,5 Miliar, naik signifikan 114% dari Rp 129,6 Miliar di akhir 2020. Peningkatan signifikan ini terjadi terutama karena peningkatan pada piutang usaha dan persediaan barang.
Di sisi lain, total liabilitas Perseroan menurun dari Rp 77,7 Miliar menjadi Rp 77,6 Miliar di 2021. Penurunan liabilitas tersebut terutama
disebabkan adanya liabilitas jangka pendek yang digunakan untuk modal kerja.
Kendati demikian, posisi rasio hutang terhadap ekuitas Perseroan masih terjaga baik di angka 38,7% dan rasio hutang terhadap aset di 27,9%, lebih rendah dibandingkan tahun 2020.
“Zyrex saat ini memasuki masa keemasan untuk bertumbuh secara eksponensial dengan adanya keberpihakan pemerintah terhadap produk dalam negeri. Bapak Presiden Jokowi telah mengeluarkan Inpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, di mana Pemerintah memiliki target belanja APBN paling sedikit Rp 400 Triliun untuk produk dalam negeri," ujar Timothy Siddik, selaku Direktur Utama Perseroan.
"Sebagai produk dalam negeri, ZYREX akan menggunakan kesempatan ini untuk melakukan pengembangan dan inovasi-inovasi baru, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor," tambah Timothy. Baca: 6 Korban Tewas Tabrakan Maut di Jalur Pantura Cirebon Masih di RS Waled.
Dengan dukungan kinerja penjualan yang signifikan di tahun 2021 dan melihat pasar Indonesia yang sangat berpotensial dan masih terus berkembang, maka perusahaan menargetkan Penjualan paling sedikit sebesar Rp 800 Miliar di tahun 2022 dan Laba Bersih setelah pajak ditargetkan sebesar Rp 91 Miliar.
"Perusahaan optimis dapat mencapai target tersebut dengan pertumbuhan bisnis di tiga segmen penjualan yakni bisnis ke konsumen, bisnis ke bisnis dan bisnis ke pemerintah," pungkasnya.
Zyrex membukukan penjualan sebesar Rp 650,8 Miliar di tahun 2021 dengan total 202,000 unit produk terjual dibandingkan Rp 223,5 Miliar di tahun sebelumnya, dengan peningkatan sebesar 192%.
Penjualan produk Laptop dan peralatan Mobile memberikan kontribusi sebesar Rp 569,7 Miliar dengan total 170,610 unit produk, penjualan produk-produk IT sebesar Rp76,3 Miliar dengan total 15,836 unit produk dan penjualan IoT (Internet of Things) & aksesoris lainnya sebesar Rp 4,9 Miliar dengan total 15,333 unit produk.
Untuk laba kotor, Zyrex membukukan Rp 117,6 Miliar dibandingkan Rp 65,5 Miliar di tahun 2020, yang setara dengan kenaikan sebesar 79,5%.
Laba bersih setelah pajak sebesar Rp 69,7 Miliar dibandingkan Rp 36,4 Miliar di tahun 2020, dengan kenaikan 91,7%. Return Of Equity (ROE) perusahaan ada di level 34,8% dengan Basic Earning Per Share (EPS) perusahaan menjadi 55,67.
Sedangkan untuk total aset di tahun 2021 adalah Rp 277,5 Miliar, naik signifikan 114% dari Rp 129,6 Miliar di akhir 2020. Peningkatan signifikan ini terjadi terutama karena peningkatan pada piutang usaha dan persediaan barang.
Di sisi lain, total liabilitas Perseroan menurun dari Rp 77,7 Miliar menjadi Rp 77,6 Miliar di 2021. Penurunan liabilitas tersebut terutama
disebabkan adanya liabilitas jangka pendek yang digunakan untuk modal kerja.
Kendati demikian, posisi rasio hutang terhadap ekuitas Perseroan masih terjaga baik di angka 38,7% dan rasio hutang terhadap aset di 27,9%, lebih rendah dibandingkan tahun 2020.
“Zyrex saat ini memasuki masa keemasan untuk bertumbuh secara eksponensial dengan adanya keberpihakan pemerintah terhadap produk dalam negeri. Bapak Presiden Jokowi telah mengeluarkan Inpres Nomor 2 Tahun 2022 tentang Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan Produk Usaha Mikro, Usaha Kecil, dan Koperasi dalam Rangka Menyukseskan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, di mana Pemerintah memiliki target belanja APBN paling sedikit Rp 400 Triliun untuk produk dalam negeri," ujar Timothy Siddik, selaku Direktur Utama Perseroan.
"Sebagai produk dalam negeri, ZYREX akan menggunakan kesempatan ini untuk melakukan pengembangan dan inovasi-inovasi baru, sehingga mengurangi ketergantungan terhadap komponen impor," tambah Timothy. Baca: 6 Korban Tewas Tabrakan Maut di Jalur Pantura Cirebon Masih di RS Waled.
Dengan dukungan kinerja penjualan yang signifikan di tahun 2021 dan melihat pasar Indonesia yang sangat berpotensial dan masih terus berkembang, maka perusahaan menargetkan Penjualan paling sedikit sebesar Rp 800 Miliar di tahun 2022 dan Laba Bersih setelah pajak ditargetkan sebesar Rp 91 Miliar.
"Perusahaan optimis dapat mencapai target tersebut dengan pertumbuhan bisnis di tiga segmen penjualan yakni bisnis ke konsumen, bisnis ke bisnis dan bisnis ke pemerintah," pungkasnya.
(nag)