Pembangunan Kereta AGT dan Kereta Gantung di Jalur Puncak Butuh Rp7,31 Triliun

Minggu, 20 Maret 2022 - 16:28 WIB
loading...
Pembangunan Kereta AGT...
Kajian BPTJ menyebut pembangunan moda berbasis rel menuju Kawasan Puncak dengan kombinasi Kereta AGT dan Kereta Gantung, membutuhkan biaya Rp7,31 triliun. Foto: Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
BOGOR - Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) merekomendasikan kombinasi antara Kereta Automated Guideway Transit (AGT) dan kereta gantung (Cable Car) sebagai model moda transportasi massal berbasis di jalur Puncak, Bogor . Namun proyek ini terbentur biaya yang cukup besar.

Kajian yang dilakukan BPTJ menyebutkan, pembangunan moda berbasis rel menuju Kawasan Puncak dengan kombinasi Kereta AGT dan Kereta Gantung, membutuhkan biaya tak kurang dari Rp7,31 triliun.



Jumlah tersebut terbagi atas pembiayaan pembangunan kereta AGT sebesar Rp6,32 triliun dan kereta gantung hampir Rp1 triliun. Jumlah sebesar itu belum termasuk untuk pembebasan lahan yang diperkirakan membutuhkan biaya sebesar Rp693 miliar.

"Karena bentuk kajian awal ini adalah Outline Business Case, maka sudah muncul perhitungan awal. Kemungkinan proyek dapat melibatkan investasi swasta dengan skema KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha)," ujar Direktur Prasarana BPTJ Jumardi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/3/2022).



Kajian juga telah menghitung biaya operasional sarana prasarana, potensi pendapatan utama, dan pendapatan tambahan serta kelayakan ekonomi, keuangan maupun nilai value for money. Hasilnya, opsi melibatkan investasi swasta untuk pembangunan kereta AGT dan kereta gantung di Puncak melalui KPBU paling memungkinkan apabila disertai dukungan pemerintah yang diperkuat.

Dukungan pemerintah yang diperkuat, misalnya menyangkut pembebasan tanah, penyediaan tambahan prasarana pendukung, subsidi tarif hingga jaminan terhadap risiko terminasi perjanjian.

"Kajian awal ini sudah kami sosialisasikan pekan kemarin kepada segenap stakeholder kelembagaan, pemerintah pusat maupun daerah berkaitan penanganan permasalahan Puncak," katanya.

Baca juga: Kemenhub Akan Kaji Usulan Sandiaga Uno Bangun Kereta Gantung di Kawasan Puncak

Menurutnya, kelanjutan opsi pembangunan transportasi massal berbasis rel di kawasan Puncak masih perlu proses pendalaman, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Aspek yang perlu perhatian mendalam selain besarnya kebutuhan pembiayaan juga penanganan permasalahan dampak sosial dan koordinasi antar kelembagaan.

"Saya kira pembangunan transportasi massal berbasis rel hanya salah satu jenis pendekatan yang mungkin dilakukan. Untuk mengatasi masalah kemacetan Puncak tetap perlu dikembangkan berbagai pendekatan lain," pungkas Jumardi.
(thm)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Anggota Patwal Pepet...
Anggota Patwal Pepet Pemotor hingga Terperosok di Jalur Puncak Bogor Dicopot
Heboh! Dipepet Motor...
Heboh! Dipepet Motor Anggota Patwal Polres Bogor di Jalur Puncak, Pengendara Terjungkal
29 Bangunan Ilegal di...
29 Bangunan Ilegal di Kawasan Hulu DAS Bogor Disegel, Selanjutnya Apa?
30 Bangunan di Puncak...
30 Bangunan di Puncak Akan Dibongkar, Menteri LH: Kita Perlu Kembalikan Daerah Hulu!
Update Pembongkaran...
Update Pembongkaran Hibisc Fantasy Puncak Bogor, Belum Semua Bangunan Roboh
Jalan Utama Puncak Dua...
Jalan Utama Puncak Dua Tertutup Longsor, Pengendara Diminta Cari Jalan Alternatif
5 Fakta Hibisc Fantasy...
5 Fakta Hibisc Fantasy Puncak Bogor yang Bikin Dedi Mulyadi Marah dan Menangis
Dedi Mulyadi Menangis...
Dedi Mulyadi Menangis Lihat Kondisi Puncak Bogor, Rombongan di Belakangnya Malah Senyum-senyum
Momen Gubernur Jabar...
Momen Gubernur Jabar Dedi Mulyadi Menangis Lihat Alih Fungsi Lahan di Puncak Bogor
Rekomendasi
Pilih Hotel Mewah Bintang...
Pilih Hotel Mewah Bintang 5 untuk Bahas RUU TNI, Sekjen DPR: Available dan Terjangkau!
Soroti Penempatan Perwira...
Soroti Penempatan Perwira Polri di Lembaga Sipil, MPSI: Berpotensi Ancam Netralitas
Imbangi BYD, China Berencan...
Imbangi BYD, China Berencan Gabungkan Dongfeng dan Changan
Berita Terkini
IAI Gelar Sosialisasi...
IAI Gelar Sosialisasi Penyelenggaraan Sayembara Arsitektur
6 jam yang lalu
Banjir Meluas, 7 Kecamatan...
Banjir Meluas, 7 Kecamatan di Muarojambi Terendam
8 jam yang lalu
Reses di 6 Lokasi, Anggota...
Reses di 6 Lokasi, Anggota DPRD dari Partai Perindo Komitmen Wujudkan Aspirasi Warga
8 jam yang lalu
Dirlantas Polda Banten...
Dirlantas Polda Banten Terapkan Ganjil Genap di Tol Tangerang-Merak saat Mudik Mulai 27 Maret
9 jam yang lalu
Sanitasi Rusak, Siswa...
Sanitasi Rusak, Siswa SDN Babakan Kencana Sukabumi Semringah Dibantu MNC Peduli dan MNC Bank
10 jam yang lalu
Kapten Muljono: Legenda...
Kapten Muljono: Legenda Penerbang Tempur Indonesia yang Menggetarkan Nyali Penjajah
13 jam yang lalu
Infografis
Pesona dan Kharisma...
Pesona dan Kharisma 7 Ibu Negara Tercantik di Dunia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved