Kepala BNPT Gelar Pertemuan dengan 50 Pimpinan Pesantren di Jatim, Ada Apa?

Kamis, 17 Februari 2022 - 05:42 WIB
loading...
Kepala BNPT Gelar Pertemuan dengan 50 Pimpinan Pesantren di Jatim, Ada Apa?
Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar menggelar pertemuan silaturahmi kebangsaan dengan 50 ulama pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur. Foto/Ist
A A A
PASURUAN - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggelar pertemuan silaturahmi kebangsaan dengan 50 ulama pimpinan pondok pesantren di Jawa Timur. Pertemuan digelar di Pondok Pesanten Al Ikhlas, Rembang, Pasuruan, Rabu (16/2/2022)

Kepala BNPT, Komjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan, ulama sangat berperan penting dalam membekali umat dan santri-santrinya konsephubbul wathan minal imandanmenampakkan wajah Islam yangrahmatan lil alamin.



"Tentunya kita berharap bagaimanahubul wathan minal imanini dapat menjadi karakter bangsa Indonesia. Untuk itu kita mohon dukungan dari para Kiai semuanya agar jangan sampai agama Islam ini dibajak oleh kepentingan teroris demi syahwat politik," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut dijelaskan betapa berbahayanya penyebaran paham radikalisme yang menginfiltrasi kepada para generasi muda melalui narasi agama. Terlebih Indonesia ini merupakan negara muslim besar di dunia.

"Keterpaparan radikalisme ini, karena masuk melalui narasi agama. Jadi tidak kasat narasi itu telah mempengaruhi alam pikiran umat kita. Kelompok ini menganggap Indonesia ini sudah sangat subur yang didominasi oleh mayoritas umat muslim," katanya.

Boy Rafli Amar mengungkapkan, silaturahmi ini dalam rangka berdialog terutama berkaitan dengan program-program pencegahan penyebarluasan paham radikal terorisme khususnya dengan alim ulama dan pimpinan pondok pesantrendi Jawa Timur.


"Tadi kita juga menerima masukan kerjasama terutama dalam meningkatkan kecintaan kepada tanah air. Ini agar jangan sampai para peserta didik kita, masyarakat kita, kemudian terpapar radikalisme," ucap Mantan Waka Lemdiklat Polri ini.

Pasalnya, pola gerakan kelompok radikalisme dan terorisme dewasa ini telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan. Di antaranya dengan melakukan infiltrasi kepada institusi pendidikan dan menyasar kepada anak didik sebagai generasi muda, salah satunya melalui lingkungan pondok pesantren.

"Kelompok ini kemudian menyalah gunakan tempat pendidikan yang ada untuk kepentingan politik mereka. Maka saya katakan bukan pondok pesantrennya, tapi oknum yang memanfaatkan pondok pesantren itu untuk kepentingan mereka," tegas mantan Kapolda Papua ini.

Oleh karenanya, Kepala BNPT berharap ulama dan para pimpinan pondok pesantren dapat memberikan penguatan dan proteksikepada para santri dan santriwati, dari berbagai kesempatan yang berpotensi terpapar paham radikal terorisme.

"Jadi perlu terus untuk kita gaungkan bersama bagaimana di kalangan pondok pesantren para alim ulama dan santri ini juga ikut aktif di dalam kegiatan-kegiatan untuk membangun semangat cinta kepada tanah air," ujar mantan Kepala Divisi Humas Polri ini.



Lebih lanjut ia menjelaskan, semangat cinta tanah air ini sejatinya telah dicontohkan oleh para pendahulu dan ulama kita tentang bagaimana mengawal bangsa ini dan membangun semangat kebangsaan.

"Banyak ulama-ulama besar para pendahulu yang mengawal negara ini, apalagi tercatat ulama seperti NU (Nahdlatul Ulama) misalnya, beberapa ada yang menjadi pahlawan nasional. Spirit kebangsaan para ulama yang ada di Indonesia ini tentunya belum ada yang bisa mengalahkan," ujarnya.

Dia juga menyampaikan tentang pentingnya menanamkan nilai Islamrahmatan lil alamin. Hal ini penting dilakukan agar seluruh masyarakat dapat memandang Islam ini sebagai agama yang penuh dengan kedamaian,yang tidak menyakiti orang lain dan tidak menghalalkan kekerasan.

"Tentu juga perlu peguatan nilai Islam yangrahmatan lil alamin. Kita wariskan kepada penerus bagaimana membangunukhuwah islamiyah,ukhuwah baysraiah. Saya yakin para ulama kita disini tidak suka adanya dengan kekerasan," katanya.

Sejumlah pimpinan pondok pesantren yang hadir di antaranya KH Mahrus Ali (Ponpes Hidayatul Mubtadi'ien Pasuruan), KH Mas'udi Busyiri, Kiai Abdurrohim (Ponpes An Nur Pasuruan), KH Mustofa Badri (Ponpes Badrudduja Probolinggo), KH Ahmad Rifa'i (Ponpes Cinta Rosul Jombang), KH Kholil Nawawi Abdul Jalil.

Selain itu KH. Baharudin Toyib (Ponpes Sidogiri, Pasuruan), Kiai Abdul Malik (Ponpes Sidoarjo), KH Mukhlas Syarif (Ponpes Al Ikhlas Pasuruan), KH Mujab Masyhudi (Ketua Umum Lembaga Kemitraan Pondok Pesantren Jatim), KH Muslih Hasyim (Ponpes Riyadlul Banin Wal Banat Pasuruan), KH Ifdholus Syarif, (Ponpes Syamsul Arifin Pasuruan).
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1458 seconds (0.1#10.140)