Gubernur Khofifah Bagikan 100 Unit Motor Trail Kepala Lima Kodim dan Polres
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memberikan hadiah 100 unit motor trail kepada lima Komando Distrik Militer (Kodim) dan lima Kepolisian Resor (Polres) yang dianggap berhasil menurunkan penyebaran Covid-19. Dari sebelumnya zona merah menjadi menjadi zona kuning.
Kelima daerah tersebut adalah Kabupaten Trenggalek, Kota Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lumajang, dan Kota Blitar. Masing-masing Kodim dan Polres memperoleh 10 unit motor trail. (baca juga: Kabar Baik, 2.117 Pasien Covid-19 di Jatim Dinyatakan Sembuh )
Seperti diketahui, pemerintah pusat membagi risiko kenaikan kasus Covid-19 menjadi empat. Yaitu zona merah (risiko tinggi), zona oranye (risiko sedang), zona kuning (risiko rendah) dan zona hijau (tidak terdampak).
"Ini bagian dari apresiasi Pemprov Jatim kepada TNI/Polri yang sudah kerja keras, bahu membahu memutus mata rantai penularan Covid-19 di Jatim," kata Khofifah usai memberi pengarahan kepada Jajaran Korem, Kapolres, dan Dandim se-Jatim di Gedung Balai Prajurit Makodam V/Brawijaya, Jumat (12/6/2020).(baca juga: Kepala Perum Bulog Divre Jatim Terinfeksi Covid-19 )
Hadir dalam acara tersebut Pangdam V/Brawijaya, Mayjend TNI Widodo Iryansyah, dan Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran serta Sekda Provinsi Jatim Heru Tjahjono.Menurut Khofifah, bukan perkara mudah mengedukasi sekaligus menggugah kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melawan Covid-19.
Mengingat tidak sedikit masyarakat yang belum paham apa itu Covid-19 dan akibat serta bahaya yang ditimbulkan. Termasuk diantaranya, bagaimana cara pencegahannya. Tidak heran, kata dia, jika masyarakat banyak yang menyepelekan pandemi ini.
"Covid-19 ini kan virus baru, sementara kita berburu dengan waktu agar mata rantai penularannya bisa putus. Nah, peran mengedukasi masyarakat inilah yang banyak diperankan oleh para anggota TNI/Polri. Khususnya, melalui program Kampung Tangguh," imbuhnya.
Khofifah mengatakan, perubahan status zona di lima kabupaten/kota tersebut menjadi bukti bahwa program Kampung Tangguh berhasil menurunkan kurva penularan Covid-19. Faktor pendorong utama adalah keterlibatan penuh masyarakat berbasis RT-RT yang kemudian direkatkan oleh RW.
"Sehingga rentang kendalinya atau span of control-nya sangat bergantung kepada Dandim, dan Kapolres sampai dengan babinsa dan bhabinkamtibmas setempat," ujarnya.
Lebih lanjut, Khofifah meminta kepada seluruh jajaran TNI / Polri di Jatim untuk terus memperkuat dan memperluas kampung tangguh melalui maksimalisasi dari koordinasi, konsolidasi, dan sinergitas di lini paling bawah. "Penguatan kampung tangguh ini menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Jatim, dalam menangani pandemi Covid-19," terangnya..
Berdasarkan data dari infocovid19.jatimprov.go.id per 12 Juni 2020, attack rate atau tingkat serangan Covid-19 di Jatim masih berada pada angka 14,5 . Sementara Surabaya menjadi wilayah yang paling beresiko dengan attack rate nya mencapai 107,6. Artinya, setiap 100.000 populasi warga Surabaya, sebayak 107 diantaranya beresiko positif Covid-19.
Sementara itu, penambahan kasus positif Covid-19 mingguan di Jatim mencapai 1.090, sementara jumlah total kasus mencapai 7.213 orang, kasus sembuh 2117 atau 29, 35 persen, dan kasus meninggal mencapai 588 (8,15 persen).
"Meski sudah penyebaran virus mulai terkontrol, dan mulai banyak zona merah turun menjadi zona kuning di Jatim, maka saya berpesan pada masyarakat, Jatim ini belum aman. Meski sudah masuk transisi new normal, bukan berarti pelonggaran seluas-luasnya, yang kemudian justru membuat euforia di masyarakat. Kita harus tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan sehingga tidak ada second wave penularan di Jatim," pungkas Khofifah.
Kelima daerah tersebut adalah Kabupaten Trenggalek, Kota Pasuruan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Lumajang, dan Kota Blitar. Masing-masing Kodim dan Polres memperoleh 10 unit motor trail. (baca juga: Kabar Baik, 2.117 Pasien Covid-19 di Jatim Dinyatakan Sembuh )
Seperti diketahui, pemerintah pusat membagi risiko kenaikan kasus Covid-19 menjadi empat. Yaitu zona merah (risiko tinggi), zona oranye (risiko sedang), zona kuning (risiko rendah) dan zona hijau (tidak terdampak).
"Ini bagian dari apresiasi Pemprov Jatim kepada TNI/Polri yang sudah kerja keras, bahu membahu memutus mata rantai penularan Covid-19 di Jatim," kata Khofifah usai memberi pengarahan kepada Jajaran Korem, Kapolres, dan Dandim se-Jatim di Gedung Balai Prajurit Makodam V/Brawijaya, Jumat (12/6/2020).(baca juga: Kepala Perum Bulog Divre Jatim Terinfeksi Covid-19 )
Hadir dalam acara tersebut Pangdam V/Brawijaya, Mayjend TNI Widodo Iryansyah, dan Kapolda Jatim Irjen Pol M Fadil Imran serta Sekda Provinsi Jatim Heru Tjahjono.Menurut Khofifah, bukan perkara mudah mengedukasi sekaligus menggugah kesadaran masyarakat untuk bersama-sama melawan Covid-19.
Mengingat tidak sedikit masyarakat yang belum paham apa itu Covid-19 dan akibat serta bahaya yang ditimbulkan. Termasuk diantaranya, bagaimana cara pencegahannya. Tidak heran, kata dia, jika masyarakat banyak yang menyepelekan pandemi ini.
"Covid-19 ini kan virus baru, sementara kita berburu dengan waktu agar mata rantai penularannya bisa putus. Nah, peran mengedukasi masyarakat inilah yang banyak diperankan oleh para anggota TNI/Polri. Khususnya, melalui program Kampung Tangguh," imbuhnya.
Khofifah mengatakan, perubahan status zona di lima kabupaten/kota tersebut menjadi bukti bahwa program Kampung Tangguh berhasil menurunkan kurva penularan Covid-19. Faktor pendorong utama adalah keterlibatan penuh masyarakat berbasis RT-RT yang kemudian direkatkan oleh RW.
"Sehingga rentang kendalinya atau span of control-nya sangat bergantung kepada Dandim, dan Kapolres sampai dengan babinsa dan bhabinkamtibmas setempat," ujarnya.
Lebih lanjut, Khofifah meminta kepada seluruh jajaran TNI / Polri di Jatim untuk terus memperkuat dan memperluas kampung tangguh melalui maksimalisasi dari koordinasi, konsolidasi, dan sinergitas di lini paling bawah. "Penguatan kampung tangguh ini menjadi salah satu faktor yang menentukan keberhasilan Jatim, dalam menangani pandemi Covid-19," terangnya..
Berdasarkan data dari infocovid19.jatimprov.go.id per 12 Juni 2020, attack rate atau tingkat serangan Covid-19 di Jatim masih berada pada angka 14,5 . Sementara Surabaya menjadi wilayah yang paling beresiko dengan attack rate nya mencapai 107,6. Artinya, setiap 100.000 populasi warga Surabaya, sebayak 107 diantaranya beresiko positif Covid-19.
Sementara itu, penambahan kasus positif Covid-19 mingguan di Jatim mencapai 1.090, sementara jumlah total kasus mencapai 7.213 orang, kasus sembuh 2117 atau 29, 35 persen, dan kasus meninggal mencapai 588 (8,15 persen).
"Meski sudah penyebaran virus mulai terkontrol, dan mulai banyak zona merah turun menjadi zona kuning di Jatim, maka saya berpesan pada masyarakat, Jatim ini belum aman. Meski sudah masuk transisi new normal, bukan berarti pelonggaran seluas-luasnya, yang kemudian justru membuat euforia di masyarakat. Kita harus tetap disiplin menegakkan protokol kesehatan sehingga tidak ada second wave penularan di Jatim," pungkas Khofifah.
(msd)