Kemarau, warga gali sumur di tempat angker

Minggu, 02 September 2012 - 22:12 WIB
Kemarau, warga gali sumur di tempat angker
Kemarau, warga gali sumur di tempat angker
A A A
Tanpa air makhluk hidup tidak bisa bertahan. Betapa tidak, air adalah kebutuhan vital. Oleh karenanya beragam cara akan ditempuh untuk mendapatkannya. Bila perlu tanah digali hingga mencapai perut bumi, walau dibayangi ancaman terkena kutukan karena adanya mitos tempat tersebut terkenal angker.

Hal tersebut dilakukan oleh sejumlah warga Desa Wunga, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, NTT. Dibantu sejumlah warga asal Kota Waingapu, mereka berusaha menggali sumur untuk mencukupi kebutuhan air bersih demi memenuhi kebutuhan harian keluarga mereka. Warga kota membantu dengan acara mendeteksi titik sumber air dengan alat pendeteksi, dan warga bahu membahu menggali sumur.

Di musim kemarau seperti sekarang ini, warga setempat memang rentan dengan kekurangan air bersih. Untuk mendapatkan air, mereka harus berjalan pulang pergi hampir delapan kilometer. Menyisir padang sabana dan mendaki serta menuruni tebing terjal berbatu hanya untuk mendapatkan lima liter air yang diisi dalam jeriken lima liter bekas minyak pelumas.

“Sudah banyak yang datang tes dan deteksi sumber air. Kalau pakai alat pendeteksi memang tanda- tanda ada air nampak. Namun ketika digali tidak juga dapat air. Kalaupun dapat paling hanya bertahan satu hari. Jadi warga sudah pasrah dan terus percaya memang tanah ini angker dan mungkin kena kutukan,” urai Hina Hunggu Mbani (39) warga setempat kepada wartawan ketika ditemui dikediamannya Minggu (2/9/2012).

Adapun dari sejumlah titik yang sebelumnya diprediksi, baru satu yang telah digali dengan peralatan seadanya. Berupa linggis dan pahatan batu.

“Saya yakin di sini ada air. Karena prinsip saya dimana ada kehidupan disitu pasti ada sumber airnya. Di sini saya lihat pohon kelapa dan pohon lainnya ada yang tetap hidup, berarti ada airnya. Saya hanya akan berhenti mendampingi warga sampai dapat air, sekaligus menentang mitos tanah di sini terkutuk atau angker dan tidak akan dapat air kalau gali sumur,” papar Kanisius, pemilik alat pendeteksi ketika ditemui di samping sumur yang sedang digali warga selama hampir sebulan terakhir ini.

Keyakinan akan mitos warga itu makin kuat, pasalnya telah beberpa kali warga secara swadaya juga didanai proyek pemerintah untuk menggali sumur. Namun tidak pernah ada air yang ditemukan. Sumur yang telah digali dan dilengkapi dengan sarana pendukung yang dibangun pemerintah terkesan terabaikan dan hanya sekedar membuang dana sia-sia.

Usaha warga dan tekad kuat untuk menentang mitos keangkeran dan kutukan itu akhirnya berbuah manis. Mitos itu akhirnya berhasil terbantahkan. Walau masih keruh, akhirnya air berhasil ditemukan didalam perut bumi desa Wunga.

Air yang nantinya menjadi harapan warga setempat berhasil dityemukan, hingga nantinya warga tidak perlu lagi berjalan menyusuri padang sabana dan menyabung nyawa di tebing terjal berbatu hanya untuk mendapatkan lima liter air.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.7707 seconds (0.1#10.140)