Terbakar, pabrik kimia rugi Rp35 miliar

Rabu, 08 Agustus 2012 - 02:41 WIB
Terbakar, pabrik kimia rugi Rp35 miliar
Terbakar, pabrik kimia rugi Rp35 miliar
A A A
Sindonews.com - Kerugian material yang diderita PT Perhutani Anugerah Kimia
(PAK) dalam musibah kebakaran yang terjadi di Kelurahan Rejowinangun,
Kecamatan/Kabupaten Trenggalek ditaksir mencapai Rp 35 miliar.

Kebakaran disertai ledakan berulang kali dari drum-drum penyimpan olahan getah pinus tersebut terjadi saat stok barang berada dalam tingkat puncak.

“Estimasinya Rp30 miliar dihitung dari nilai aset bangunan dan alat produksi pabrik (modal) yang luluh lantak. Kemudian ditambah dari stok barang yang rusak sekitar Rp5 miliar,“ terang Direktur Utama PT PAK Bambang Triadmodjo kepada wartawan.

PT PAK merupakan perusahaan patungan antara PT Anugerah Inti Kimia (AIK)
dan Perum Perhutani. Perusahaan dengan produksi bahan lem dan cat tersebut
berdiri sejak tahun 2002.

Perusahaan baru beroperasi sejak tahun 2004 dengan 60 persen hasil produksi
untuk pasar ekspor. Yakni meliputi kebutuhan negara Jerman, Malaysia, Korea
dan Taiwan.

Kemudian 40 persen untuk melayani pasar domestik. Bahan baku yakni
getah pinus berasal dari pulau Sumatera dan Sulawesi.

Sebagai pemilik saham 55 persen, kata Bambang, Perhutani juga ikut menanggung kerugian.

“Ini sedang kita bicarakan. Sebab kami hanya sebagai direksi dengan
kepemilikan sahamn 45 persen,“ terangnya.

Sampai hari ini, pihak perusahaan belum berani berspekulasi penyebab dari kebakaran.

Informasi awal yang diterima, percikan api yang muncul dari ruang produksi
yang berada di lantai dua diduga disebabkan hubungan arus pendek listrik
(konsleting).

Namun mengingat stok barang pada tingkat puncak, muncul dugaan penyebab kebakaran ada faktor kesengajaan (sabotase).

Stok barang yang musnah sebanyak 300 ton barang jadi dan bahan baku utama
sebanyak 200 ton. Terkait dugaan itu Bambang enggan menanggapi.

“Saya tidak berani menduga-duga. Nanti malah menjadi fitnah. Biarlah menunggu hasil penyelidikan aparat penegak hukum,“ ujarnya.

Kendati nyaris seluruh aset musnah, pihak perusahaan cukup lega. Menurut
Bambang, seluruh aset yang ada telah diasuransikan. Meskipun, jawaban pasti
yang diberikan pihak asuransi, yakni Parolamas yang berkantor di Jakarta,
hanya bersedia membayar klaim kerugian sebesar Rp18,6 miliar.

“Kita sudah mendapat jawaban pastinya itu dari pihak asuransi, “ imbuh dia.

Butuh berapa lama untuk bisa normal kembali?. Bambang tidak mampu memberikan
jawaban pasti. Sebab, pihaknya masih perlu melakukan pembenahan secara
menyeluruh.

Selain itu perusahaan juga masih berusaha menelusuri apakah dalam insiden
terdapat masyarakat yang dirugikan. Hal itu mengingat, kebakaran yang
terjadi Senin dini (6/8) hari sempat merusak salah satu rumah warga.

Kemudian cairan getah pinus yang membara juga mengalir ke area persawahan
penduduk. “Yang pasti kita akan berikan ganti rugi jika memang dalam
peristiwa ini ada masyarakat yang dirugikan,“ jelasnya.

Sembari menunggu recovery tuntas, perusahaan juga sempat berfikir untuk
membuat lokasi produksi sementara, termasuk bagaimana memperkerjakan
kembali 112 karyawan yang sementara ini masih dirumahkan.

Secara bisnis, jelas Bambang, pihaknya juga tengah memikirkan bagaimana
menjalin hubungan kembali dengan para buyer (pembeli) yang tentunya
stagnan pasca musibah terjadi.

“Kita terus berusaha bagaimana mengembalikan omzet perusahaan yang setahunya mencapai Rp2-3 miliar itu,“ sebutnya.

Hingga hari ini, lanjut Bambang, tim Puslabfor Polda Jatim belum juga turun
ke lapangan. Sebab lokasi musibah masih memancarkan hawa panas.

Sebelumnya Kapolres Trenggalek Ajun Komisaris Besar Polisi Totok Suheriyanto menegaskan jika tim Puslabfor Polda Jatim akan ke lokasi setelah memastikan lokasi benar-benar aman.

“Dugaan sementara penyebab kecelakaanb adalah hubungan arus pendek. Namun kita masih mendalaminya,“ ujarnya.
(lns)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5064 seconds (0.1#10.140)