Balapan liar resahkan warga

Sabtu, 28 Juli 2012 - 14:51 WIB
Balapan liar resahkan warga
Balapan liar resahkan warga
A A A
Sindonews.com - Aksi balapan liar yang dilakukan sejumlah pemuda selama bulan Ramadan meresahkan warga. Pasalnya, selain membahayakan pengguna jalan lain juga menganggu warga yang akan istirahat.

“Mereka yang melakukan balapan liar ini menggunakan knalpot racing. Sehingga suaranya cukup menganggu warga yang lagi istirahat. Pihak kepolisian harus segera melakukan operasi rutin. Apalagi, ini bulan Ramadan,” ungkap Ahmad, warga Bulukumba menjelaskan kepada wartawan, Sabtu (28/7/2012).

Dia mengungkapkan, aksi balapan liar ini biasanya dilaksanakan pada malam sekitar pukul 00.00 WITA dini hari dan menjelang buka puasa khususnya di beberapa Kecamatan. Selain itu, aksi balapan liar yang didominasi kalangan remaja semakin ramai memasuki akhir pekan. Mereka balapan liar secara berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lain.

“Saya berharap ada keseriusan dari pihak kepolisian dalam menekan aksi balapan liar ini. Sebab, membahayakan bagi pengguna jalan lain, karena tidak memperdulikan saat pengguna jalan lainnya. Mereka perlu diberikan efek jera supaya tidak berani lagi turun ke jalan,” harapnya.

Bahkan, menurutnya, aksi balapan liar berkedok judi sudah marak baik di dalam kota Bulukumba, maupun di pelosok desa. “Perlu ada operasi segera secara rutin. Sebagai upaya mengatasi maraknya aksi balapan liar yang meresahkan warga Bulukumba ini. Polisi jangan dalam kota saja, tetapi harus keluar sampai di desa supaya bisa dihentikan,” tuturnya.

Sementara itu, Kapolres Bulukumba AKBP Jafar So’diq menekankan pentingnya mengantisipasi tindak kejahatan selama bulan Ramadan ini. Makanya, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan berhati–hati. Selain itu dia menghimbau para anak remaja untuk tidak membunyikan petasan yang dapat mengganggu ketenangan warga dalam menjalankan ibadah Ramadan.

Dia menambahkan, pihaknya juga menekankan pentingnya berkendaraan dengan aman. Apalagi, selama ini pemahaman yang keliru dari warga khususnya para pemuda terkait penggunaan helem. Sebab, banyak orang yang mengartikan ketika mereka sudah mengenakan songkok atau peci naik motor pada saat ngabuburit atau ke masjid, mereka tidak perlu pakai helm.

“Padahal perilaku itu tetap melanggar peraturan lalu lintas. Saya juga heran mengapa di bulan Ramadan anak muda juga suka balapan liar, sehingga dapat membahayakan keselamatan dirinya dan orang lain, malah mereka juga ada yang taruhan, ini yang enggak benar,” ujar Jafar.
(azh)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5871 seconds (0.1#10.140)