Banjir dan Longsor di Jayapura Papua, Ratusan Orang Masih Mengungsi
loading...
Banjir di Jayapura. Foto: Omega/MNC Media
A
A
A
JAYAPURA - Tingginya curah hujan yang mengguyur Kota Jayapura, sejak Kamis 6 Januari 2022 malam, membuat sejumlah fasilitas umum, seperti RS TNI Angkatan Darat Marten Indey dan sekolah terendam banjir.
Pantauan MNC Portal Indonesia di lapangan, sejumlah titik atau lokasi di kota yakni jalan raya, depan kantor Gubernur Papua, dan sejumlah ruas jalan utama lainnya masih tergenang air setinggi pinggang orang dewasa.
Para pengguna jalan raya, baik roda empat dan roda dua terlihat berhati-hati saat melintas kawasan tersebut. Hingga saat ini masih belum bisa dikonfirmasi apakah ada korban jiwa atau tidak.
BMKG pun menyerukan himbauan agar masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan lebat disertai kilat/petir dan diikuti angin kencang, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
“Mohon bantuan kepada BPBD/Pihak Terkait dapat meminta kepada Masyarakat untuk menjauh dari bantaran sungai, tubuh air atau wilayah rawan banjir, serta lereng yang rawan longsor,” demikian BMKG Papua.
Tidak hanya banjir, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan sejumlah wilayah di Jayapura mengalami tanah longsor. Sebanyak tujuh orang dari sejumlah lokasi dilaporkan meninggal dalam bencana longsor itu.
Sementara itu, Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan, 160 keluarga, termasuk 80 anak dan delapan balita, mengungsi di Kelurahan Gurabesi, Distrik Jayapura Selatan.
"Tidak hanya Distrik Jayapura Selatan yang terdampak, Jayapura Utara, Heram, Abepura, dan Muaratami juga dilanda banjir," pungkasnya.
Pantauan MNC Portal Indonesia di lapangan, sejumlah titik atau lokasi di kota yakni jalan raya, depan kantor Gubernur Papua, dan sejumlah ruas jalan utama lainnya masih tergenang air setinggi pinggang orang dewasa.
Para pengguna jalan raya, baik roda empat dan roda dua terlihat berhati-hati saat melintas kawasan tersebut. Hingga saat ini masih belum bisa dikonfirmasi apakah ada korban jiwa atau tidak.
BMKG pun menyerukan himbauan agar masyarakat agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (hujan lebat disertai kilat/petir dan diikuti angin kencang, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.
“Mohon bantuan kepada BPBD/Pihak Terkait dapat meminta kepada Masyarakat untuk menjauh dari bantaran sungai, tubuh air atau wilayah rawan banjir, serta lereng yang rawan longsor,” demikian BMKG Papua.
Tidak hanya banjir, curah hujan yang tinggi juga menyebabkan sejumlah wilayah di Jayapura mengalami tanah longsor. Sebanyak tujuh orang dari sejumlah lokasi dilaporkan meninggal dalam bencana longsor itu.
Sementara itu, Manajer Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Papua Jonathan Koirewoa mengatakan, 160 keluarga, termasuk 80 anak dan delapan balita, mengungsi di Kelurahan Gurabesi, Distrik Jayapura Selatan.
"Tidak hanya Distrik Jayapura Selatan yang terdampak, Jayapura Utara, Heram, Abepura, dan Muaratami juga dilanda banjir," pungkasnya.
(hsk)
Explore More