Kembali Dibuka, Pasar Walangsawa Terapkan Protokol Kesehatan
loading...
A
A
A
LEMBATA - Pemerintah Pusat telah menggaungkan kebijakan New Normal atau tatanan baru. New Normal merupakan tatanan, kebiasaan dan perilaku yang baru berbasis pada adaptasi untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan prosedur new normal ini, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga produktivitas di tengah pandemi Covid-19. Sesuai kategorisasi berdasarkan tingkat risiko Penularan dan Penyebaran Covid-19, Lembata termasuk salah satu daerah zona hijau di Indonesia dan siap menerapkan prosedur new normal.
Untuk meningkatkan produktivitas ekonomi di tengah wabah Covid-19, pemerintah daerah mengaktifkan kembali pasar-pasar tradisional yang sebelumnya ditutup pada bulan April 2020 lalu. Pasar Walangsawa yang merupakan salah satu pasar tradisional mingguan ini, kini kembali dibuka, Senin (8/6/2020) .
Sejak pagi para pedagang dan pengunjung mulai berdatangan. Tanpa imbauan yang masif dari pemerintah, seperti telah ada kesadaran kolektif dari masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, cuci tangan.
Selain itu, di depan pintu masuk pasar, Petugas Linmas dari Walangsawa sudah bersiaga sejak pagi. Mereka mewajibkan setiap pengunjung dan pedagang wajib mencuci tangan sebelum masuk ke pasar dan sewaktu pulangnya.
Kepala Desa Walangsawa, Abdullah Oro, ketika ditanya terkait kesiapan pemerintah desa terhadap tatanan hidup baru pascapandemi, Oro, mengatakan mereka telah siap menerapkan aturan new normal atau back to normal ini, ketat dengan menaati protokol kesehatan yang ada."Sekarang karena pasar perdana setelah sekian lama ditutup, masih ada yang belum memakai masker. Untuk minggu depannya akan kami tindak tegas," tegas Oro.
Bagi pedagang dan para pengunjung yang nantinya tidak menggunakan masker dapat membelinya di pintu masuk pasar, yang juga merupakan posko pencegahan Covid-19 di pasar. "Jika tidak memakai masker dilarang masuk pasar atau wajib membelinya baru bisa masuk. Masker yang dijual pun harganya (Rp10.000) saja," tutur Oro.
Hal serupa juga datang dari Tim dari Relawan Gerakan Kesadaran (Wanradar) Covid 19 Puskesmas Balauring juga terlihat aktif di tengah aktifitas pasar, sembari memberikan edukasi pencegahan Covid-19 dengan pengeras suara.
"Kapan Covid-19 ini berakhir kita tidak tahu, makanya kami tetap turun di tempat-tempat umum seperti di pasar dan institusi pendidikan. Kami akan terus-menerus berkampanye cuci tangan dan PHBS Iainnya agar menjadi sebuah kebiasaan," ujar Yoseph Nelu, SKM, seorang anggota Wanradar. (tim kominfo/mh)
Dengan prosedur new normal ini, pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga produktivitas di tengah pandemi Covid-19. Sesuai kategorisasi berdasarkan tingkat risiko Penularan dan Penyebaran Covid-19, Lembata termasuk salah satu daerah zona hijau di Indonesia dan siap menerapkan prosedur new normal.
Untuk meningkatkan produktivitas ekonomi di tengah wabah Covid-19, pemerintah daerah mengaktifkan kembali pasar-pasar tradisional yang sebelumnya ditutup pada bulan April 2020 lalu. Pasar Walangsawa yang merupakan salah satu pasar tradisional mingguan ini, kini kembali dibuka, Senin (8/6/2020) .
Sejak pagi para pedagang dan pengunjung mulai berdatangan. Tanpa imbauan yang masif dari pemerintah, seperti telah ada kesadaran kolektif dari masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, cuci tangan.
Selain itu, di depan pintu masuk pasar, Petugas Linmas dari Walangsawa sudah bersiaga sejak pagi. Mereka mewajibkan setiap pengunjung dan pedagang wajib mencuci tangan sebelum masuk ke pasar dan sewaktu pulangnya.
Kepala Desa Walangsawa, Abdullah Oro, ketika ditanya terkait kesiapan pemerintah desa terhadap tatanan hidup baru pascapandemi, Oro, mengatakan mereka telah siap menerapkan aturan new normal atau back to normal ini, ketat dengan menaati protokol kesehatan yang ada."Sekarang karena pasar perdana setelah sekian lama ditutup, masih ada yang belum memakai masker. Untuk minggu depannya akan kami tindak tegas," tegas Oro.
Bagi pedagang dan para pengunjung yang nantinya tidak menggunakan masker dapat membelinya di pintu masuk pasar, yang juga merupakan posko pencegahan Covid-19 di pasar. "Jika tidak memakai masker dilarang masuk pasar atau wajib membelinya baru bisa masuk. Masker yang dijual pun harganya (Rp10.000) saja," tutur Oro.
Hal serupa juga datang dari Tim dari Relawan Gerakan Kesadaran (Wanradar) Covid 19 Puskesmas Balauring juga terlihat aktif di tengah aktifitas pasar, sembari memberikan edukasi pencegahan Covid-19 dengan pengeras suara.
"Kapan Covid-19 ini berakhir kita tidak tahu, makanya kami tetap turun di tempat-tempat umum seperti di pasar dan institusi pendidikan. Kami akan terus-menerus berkampanye cuci tangan dan PHBS Iainnya agar menjadi sebuah kebiasaan," ujar Yoseph Nelu, SKM, seorang anggota Wanradar. (tim kominfo/mh)
(alf)