Tan Peng Nio, Mulan Van Java yang Gagah Berani Melawan Kebengisan Tentara VOC Belanda
loading...
A
A
A
Dia ikut bersama Pangeran Garendi saat peperangan dan penyerbuan selama 16 tahun (1741-1757). Saat itu Tan Peng Nio masuk ke dalam pasukan khusus bentukan KRT Kolopaking II yang beranggotakan 200 prajurit untuk bertempur melawan tentara Belanda.
Konon prajurit wanita yang mirip dengan kisah heroik Mulan dari China itu berperang dengan menyamar sebagai seorang laki-laki. Pasukan ini dikirimkan untuk membantu pasukan Pangeran Garendi melawan tentara kompeni Belanda yang kejam dan bengis.
Peperangan yang berlangsung selama bertahun-tahun itu akhirnya berujung pada perundingan Giyanti pada 13 Februari 1755. Perundingan ini dilakukan antara VOC Belanda dengan Kerajaan Mataram yang diwakili oleh Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi. Hingga akhirnya perundingan menyepakati pembagian kekuasaan Kerajaan Mataram kepada Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi.
Selanjutnya usai perundingan Giyanti, Mulan Van Java ini menikah dengan KRT Kolopaking III. Pasangan ini memutuskan menetap di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Usai menikah Tan Peng Nio mendapat gelar Raden Ayu (RA).
Foto/Ist
Pernikahannya dengan KRT Kolopaking III dikaruniai dua anak, yakni KRT Endang Kertawangsa dan RA Mulat Ningrum. RA Tan Peng Nio meninggal dan dimakamkan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, Jateng. Kini makamnya RA Tan Peng Nio yang bercorak Tionghoa itu masih terawat dengan baik.
Diketahui dari sejarahnya, Tan Peng Nio merupakan putri dari Jenderal Tan Wan Swee seorang pejabat saat Kaisar Qianlong berkuasa pada 25 September 1711-1799. Kaisar ini berasal dari Dinasti Qing di China. Sang jenderal melakukan pemberontakan terhadap terhadap kaisar namun berakhir dengan kegagalan.
Usai kudeta gagal, Tan Peng Nio kecil kemudian dititipkan kepada Lia Beeng Goe, seorang ahli pembuat peti mati dan ahli bela diri yang merupakan sahabat ayahnya. Tan Peng Nio selanjutnya diajak melarikan diri oleh Lia Beeng Goe ke Singapura, dan berlanjut ke Jakarta.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
Konon prajurit wanita yang mirip dengan kisah heroik Mulan dari China itu berperang dengan menyamar sebagai seorang laki-laki. Pasukan ini dikirimkan untuk membantu pasukan Pangeran Garendi melawan tentara kompeni Belanda yang kejam dan bengis.
Peperangan yang berlangsung selama bertahun-tahun itu akhirnya berujung pada perundingan Giyanti pada 13 Februari 1755. Perundingan ini dilakukan antara VOC Belanda dengan Kerajaan Mataram yang diwakili oleh Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi. Hingga akhirnya perundingan menyepakati pembagian kekuasaan Kerajaan Mataram kepada Pakubuwana III dan Pangeran Mangkubumi.
Selanjutnya usai perundingan Giyanti, Mulan Van Java ini menikah dengan KRT Kolopaking III. Pasangan ini memutuskan menetap di daerah Kebumen, Jawa Tengah. Usai menikah Tan Peng Nio mendapat gelar Raden Ayu (RA).
Foto/Ist
Pernikahannya dengan KRT Kolopaking III dikaruniai dua anak, yakni KRT Endang Kertawangsa dan RA Mulat Ningrum. RA Tan Peng Nio meninggal dan dimakamkan di Desa Jatimulyo, Kecamatan Alian, Kebumen, Jateng. Kini makamnya RA Tan Peng Nio yang bercorak Tionghoa itu masih terawat dengan baik.
Diketahui dari sejarahnya, Tan Peng Nio merupakan putri dari Jenderal Tan Wan Swee seorang pejabat saat Kaisar Qianlong berkuasa pada 25 September 1711-1799. Kaisar ini berasal dari Dinasti Qing di China. Sang jenderal melakukan pemberontakan terhadap terhadap kaisar namun berakhir dengan kegagalan.
Usai kudeta gagal, Tan Peng Nio kecil kemudian dititipkan kepada Lia Beeng Goe, seorang ahli pembuat peti mati dan ahli bela diri yang merupakan sahabat ayahnya. Tan Peng Nio selanjutnya diajak melarikan diri oleh Lia Beeng Goe ke Singapura, dan berlanjut ke Jakarta.
Sumber: Diolah dari berbagai sumber
(shf)