Misteri Pembobol Gudang Emas Majapahit dan Siasat Hayam Wuruk Menjaga Istana

Rabu, 24 November 2021 - 05:12 WIB
loading...
Misteri Pembobol Gudang...
Candi Brahu, salah satu peninggalan dari masa kejayaan Kerajaan Majapahit. Foto: Dok/SINDOnews
A A A
Dinding istana berlapis emas begitu juga ukiran-ukiran kesatria, bahkan kepala patung kesatria dikelilingi lingkaran emas. Itu menunjukkan Kerajaan Majapahit memiliki kekayaan melimpah, maka wajar gudang emasnya pun harus dijaga ketat.

Gambaran tembok istana yang dilapisi emas dan ukiran-ukiran emas itu diungkapkan Pastur Odorico dalam catatannya usai mengunjungi Kerajaan Majapahit tahun 1322.

Sejarawan Mojokerto, Ayuhannafiq menuturkan, dari buku Pastur Odorico Mattiuzzi yang berjudul "Perjalanan Pastur Odorico" disebutkan bahwa, Majapahit merupakan kerajaan yang sangat kaya. Bahkan sang pastur sampai terpesona saat singgah di Kota Raja Wilwatikta pada tahun 1322.

Misteri Pembobol Gudang Emas Majapahit dan Siasat Hayam Wuruk Menjaga Istana



Berangkat dari itulah mitos kabut tebal yang selalu menyelimuti wilayah kerajaan Majapahit itu ada. Saat itu, lanjut Yuhan, Tahun 1387, Prabu Hayam Wuruk bermimpi, gudang perbendaharaan yang menyimpan koin-koin emas diselimuti kabut putih pekat. Raja ke-4 Majapahit ini lantas meminta agar penjagaan di gudang penyimpanan itu dijaga ketat.

"Malam berikutnya, memang terjadi kabut di gudang penyimpanan dan terjadi pencurian. Sejumlah koin emas hilang,” katanya.

Kejadian itu berulang hingga dua kali. Saat kali kedua inilah penjaga sempat memergoki dan mengejar pencurinya. Saat dikejar, ternyata pencuri itu masuk ke dalam keraton," imbuhnya.

Kondisi kedaton pun begitu ramai kala itu. Patih Gajah Nggon kala itu ikut serta mengepung kedaton, di mana lokasi itu merupakan tempat peristirahatan Prabu Hayam Wuruk. Gajah Nggon kemudian masuk ke dalam kedaton. Sementara prajurit terus berjaga di luar menunggu aba-aba sang patih.

"Saat dicek Gajah Nggon, ternyata di dalam Kedaton hanya ada Prabu Hayam Wuruk. Tidak ada pencuri. Selang dua tahun kemudian tepatnya 1389, Prabu Hayam Wuruk mangkat. Sejak itu, kabut putih selalu menyelimuti ibu kota kerajaan sampai saat ini. Mitosnya kabut itu adalah cara Hayam Wuruk melindungi Majapahit," terangnya.

Kekayaan yang dimiliki Majapahit bahkan sempat dipamer kepada para tamu istana, salah satunya kepada kerajaan dari Tirai Bambu, China saat dijamu di Kolam Segaran yang juga menjadi tempat berwisata bagi petinggi Kerajaan Majapahit.

Misteri Pembobol Gudang Emas Majapahit dan Siasat Hayam Wuruk Menjaga Istana



Dikisahkan, Kolam Segaran menjadi tempat pamer kekayaan. ”Cerita itu sudah melekat. Ada cerita gemerlap di baliknya,” ucap Anam Anis, pemerhati Majapahit dari Gotrah Wilwatikta.

Dikisahkan pula, pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk, digelar pesta penyambutan duta dari China yang merupakan angkatan perang Tar Tar. Saat itu, raja menyambut tamu dengan hidangan mewah.

Tak hanya itu, peralatan makan dalam pesta ini juga terbuat dari emas menunjukkan bahwa Majapahit adalah kerajaan yang kaya raya. ”Usai perjamuan, piring, gelas dan perkakas lainnya yang terbuat dari emas itu, langsung dibuang ke kolam,” ujar Anam Anis.

Cerita rakyat itu menegaskan bahwa petinggi Kerajaan Majapahit cukup cerdik dalam berpolitik. Aksi membuang perkakas makan yang terbuat dari emas itu mengisyaratkan bahwa Kerajaan Majapahit adalah kerajaan yang kaya raya. Politik cerdik juga ditunjukkan dalam kisah lanjutannya.

Usaha membuang perkakas mewah tersebut ternyata mereka ambil kembali dengan memasang jaring di bagian bawah kolam. ”Secara turun temurun kisah ini diingat dan menjadi kisah unik di balik sejarah Kolam Segaran,” paparnya.

Kisah ini, memang menjadi kejadian yang tak tertulis dalam catatan sejarah. Hanya saja, Anis meyakini jika cerita itu bersumber dari masyarakat kuno saat itu dan hingga kini diyakini masyarakat sekitar.

Dalam catatan kitab Negarakertagama, disebutkan adanya Segaran, yang berarti adalah telaga. Para ahli memperkirakan jika Kolam Segaran inilah yang disebutkan dalam kitab Negarakertagama.

Misteri Pembobol Gudang Emas Majapahit dan Siasat Hayam Wuruk Menjaga Istana



”Kalau secara fungsi, ini menjadi waduk atau irigasi dan upaya penanggulangan banjir. Memang, Kerajaan Majapahit memiliki peradaban yang tinggi dalam penataan irigasi,”ujarnya.

Di bawah kepemimpinan Prabu Hayam Wuruk, yang juga disebut Rajasanagara, tahun 1350 hingga 1389. Majapahit mencapai puncak kejayaan Pada masanya Majapahit mencapai puncak kejayaannya dengan bantuan mahapatihnya, Gajah Mada. Di bawah perintah Gajah Mada (1313-1364), Majapahit menguasai lebih banyak wilayah.

Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII-XV, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.[19] Sumber ini menunjukkan batas terluas sekaligus puncak kejayaan Kemaharajaan Majapahit.

Meriam Cetbang Majapahit, dari The Metropolitan Museum of Art, yang diperkirakan berasal dari tahun 1470-1478. Perhatikan adanya lambang Surya Majapahit.

Namun, batasan alam dan ekonomi menunjukkan bahwa daerah-daerah kekuasaan tersebut tampaknya tidaklah berada di bawah kekuasaan terpusat Majapahit, tetapi terhubungkan satu sama lain oleh perdagangan yang mungkin berupa monopoli oleh raja.

Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam (kini Thailand), Birma (kini Myanmar) bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke China. (anicolha)
(nic)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2218 seconds (0.1#10.140)