Sulap Limbah Sisik Ikan Jadi Aksesori, UMKM Ini Raup Omzet Puluhan Juta

Senin, 13 September 2021 - 07:09 WIB
loading...
Sulap Limbah Sisik Ikan...
Limbah sisik ikan yang dibuat Tjahyani meraup keuntungan puluhan juga rupiah. Foto SINDOnews
A A A
MANADO - Limbah sisik ikan ternyata bisa dibuat beragam aksesori cantik dan meraup keuntungan puluhan juta rupiah. Hal ini dilakukan Tjahyani. Awalnya, Tjahyani mencoba mengumpulkan limbah sisik ikan untuk membuat aksesori yang dipakainya sendiri.

Tak disangka, kreativitas dari sosok wanita paruh baya ini mampu menjadi barang dengan nilai jual yang tinggi. Banyak tetangga dan teman-temannya menaruh minat dan tertarik pada aksesori yang dibuatnya itu.

Melihat respons positif, Tjahyani akhirnya memberanikan diri untuk serius menekuni usaha di bidang kerajinan tangan ini dan pada 2012 silam dia mulai menjalankan usaha kerajinan tangan yang diberi nama Yanie Handicraft.

"Saya memilih usaha dengan mengolah limbah sisik ikan karena tertarik dengan sisik ikan, khususnya ikan kakap yang ukurannya besar, bentuknya yang bagus dan unik. Ternyata setelah diterapkan untuk dijadikan aksesori ciri khas sisik ikannya ini menambah cantik khas aksesori buatan saya,” tutur Tjahyani, Minggu (12/9/2021).

Banyak sekali jenis aksesori yang dibuat oleh Tjahyani, seperti kalung, cincin, anting, bros, gelang dan juga tusuk jilbab. Pada awal menjalankan usahanya, tentunya sebagai UMKM yang baru merintis, modal usaha menjadi salah satu kebutuhan utama Tjahyani untuk mengembangkan usahanya.

Pada tahun keduanya memulai usaha di 2013, Tjahyani akhirnya memutuskan untuk bergabung menjadi Mitra Binaan Pertamina melalui program kemitraan untuk menambah modal usaha serta ilmu dalam menjalankan bisnis.

Keputusan Tjahyani ternyata tepat. Bukan hanya pinjaman modal saja yang dia dapatkan, namun pelatihan dan diikutkan di pameran-pameran yang membuat produknya semakin dikenal oleh masyarakat. Setelah menjadi mitra binaan Pertamina, pinjaman modal berdampak positif pada perkembangan omzet yang cukup signifikan.

"Dari sebelumnya beromzet sekitar 10 juta per bulan, hingga akhirnya dapat naik 2 kali lipat per bulan hingga 25 juta selama menjadi mitra Pertamina," kata wanita yang akrab disapa Yani ini.

Usahanya ini ternyata tidak hanya berdampak pada peningkatan omzet, namun mampu memberikan multiplier effect lainnya seperti mampu memberikan pekerjaan bagi orang disekitarnya.

Bahkan, dalam menjalankan usahanya, Tjahyani juga memberdayakan ibu-ibu PKK di sekitar rumahnya saat mendapat banyak pesanan dengan jumlah banyak dari konsumen. Selain itu, Tjahyani juga beberapa kali menggelar pelatihan kewirausahaan kepada masyarakat setempat.

Di tengah kondisi pandemi, inovasi terus dibuat oleh Tjahyani. Di awal pandemi misalnya, saat terjadi peningkatan kebutuhan masker, Tjahyani mulai membantu pemulihan pandemi dengan membuat masker kain.

Bahkan sekarang, tidak hanya aksesori beragam produk fashion seperti kain sutera ecoprint, tas sutera ecoprint dan tas serat pisang abaka dibuatnya untuk terus mampu mempertahankan kelangsungan usahanya ditengah pandemi.

"Semua produk ini kita jajakan dalam toko-toko suvenir, toko di rumah, di pameran-pameran, melalui sosial media seperti Instagram dan Facebook. Untuk masalah harga, produk Yani Handicraft berkisar antara Rp50 ribu hingga Rp400 ribu," ujarnya.

Untuk terus mengembangkan usaha tersebut, Tjahyani mengaku selalu berinovasi mengikuti trend mode dan kondisi yang ada. Dengan memaafkan platfrom media sosial.

Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR MOR VII, PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial & Trading, Laode Syarifuddin Mursali mengatakan program Kemitraan Pertamina yang berfokus membina para UMKM dilakukan secara berkelanjutan sebagai upaya mendorong para UMKM binaan agar bisa naik kelas dan mengembangkan usahanya.

Bahkan dalam pembinaan tersebut, Pertamina memotivasi para UMKM binaannya agar dapat membantu masyarakat sekitar untuk menyediakan lapangan pekerjaan atau dikenal dengan konsep Sociopreuneur.

“UMKM Binaan Pertamina kami arahkan agar bisa terus sustainable secara bisnis di tengah pandemi. Beragam pelatihan seperti bagaimana mampu memanfaatkan digital marketing pun kita lakukan agar UMKM binaan kita bisa beradaptasi dengan cepat dan menangkap peluang bisnis ditengah kondisi seperti ini. Kita harapkan UMKM Binaan Pertamina terus mampu naik kelas,” tuturnya.

Pertamina berkomitmen untuk terus menjalankan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG). Prinsip tersebut dipercaya karena perusahaan akan tumbuh beriringan dengan lingkungan dan komunitas sosial dengan memperhatikan kepatuhan pada regulasi yang ada.

"Melalui pembinaan kepada UMKM ini, Pertamina mendukung Tujuan Pengembangan Berkelanjutan (TPB/SDGs) nomor 5 yaitu kesetaraan gender," pungkasnya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2200 seconds (0.1#10.140)