Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Ridwan Kamil Gali Potensi Pasar Ekspor Tiongkok
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat (Jabar) terus berupaya memperluas potensi pasar ekspor ke Tiongkok sebagai bagian upaya pemulihan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menuturkan, pihaknya sedang menggali informasi dari market intellegent di Tiongkok, salah satunya melalui Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun. Baca Juga: Ridwan Kamil Soal Vaksinasi: No One Safe Until Everyone Is Safe
Menurut Kang Emil, Provinsi Jabar memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada Januari-Juni 2021 dengan nilai mencapai US Dollar 16,08 miliar atau 15,63 persen dari total ekspor nasional. "Jabar dari sisi produktivitas sudah sangat luar biasa. Ekspor terbesar pertama kami ke Amerika Serikat, Jepang, lalu Tiongkok," sebutnya.
Dalam hal investasi, lanjut Kang Emil, Jabar pun masih menjadi primadona investor asing dengan nilai investasi mencapai Rp72 triliun. Menurut Kang Emil, alasan ketertarikan investor asing ke Jabar karena infrastrukturnya memadai, perizinan mudah, dan sumber daya manusia (SDM) yang produktif.
Sementara itu, Dubes RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa saat ini ada tiga sektor ekonomi potensial yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Jabar. Pertama, bidang teknologi digital yang kini sedang berkembang pesat di Tiongkok. "Transaksi mereka sudah 2,4 triliun US Dollar," katanya.
Kedua, kerja sama bidang kesehatan. Djauhari menyebut Jabar menjadi pusat kesehatan di Indonesia seperti produk vaksin, bahan baku obat, dan alat kesehatan. "Ini kebanyakan berlokasi di Jabar," kata Djauhari.
Ketiga, kerja sama dari hulu sampai hilir di bidang tambang nikel. "Tentunya andalan Jabar lainnya yaitu kopi harus siap-siap untuk masuk ke pasar Tiongkok, terutama Java Preanger yang sudah lebih dulu masuk," katanya.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menuturkan, pihaknya sedang menggali informasi dari market intellegent di Tiongkok, salah satunya melalui Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun. Baca Juga: Ridwan Kamil Soal Vaksinasi: No One Safe Until Everyone Is Safe
Menurut Kang Emil, Provinsi Jabar memberikan sumbangan terbesar terhadap ekspor nasional pada Januari-Juni 2021 dengan nilai mencapai US Dollar 16,08 miliar atau 15,63 persen dari total ekspor nasional. "Jabar dari sisi produktivitas sudah sangat luar biasa. Ekspor terbesar pertama kami ke Amerika Serikat, Jepang, lalu Tiongkok," sebutnya.
Dalam hal investasi, lanjut Kang Emil, Jabar pun masih menjadi primadona investor asing dengan nilai investasi mencapai Rp72 triliun. Menurut Kang Emil, alasan ketertarikan investor asing ke Jabar karena infrastrukturnya memadai, perizinan mudah, dan sumber daya manusia (SDM) yang produktif.
Sementara itu, Dubes RI untuk Tiongkok dan Mongolia, Djauhari Oratmangun mengatakan bahwa saat ini ada tiga sektor ekonomi potensial yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha di Jabar. Pertama, bidang teknologi digital yang kini sedang berkembang pesat di Tiongkok. "Transaksi mereka sudah 2,4 triliun US Dollar," katanya.
Kedua, kerja sama bidang kesehatan. Djauhari menyebut Jabar menjadi pusat kesehatan di Indonesia seperti produk vaksin, bahan baku obat, dan alat kesehatan. "Ini kebanyakan berlokasi di Jabar," kata Djauhari.
Ketiga, kerja sama dari hulu sampai hilir di bidang tambang nikel. "Tentunya andalan Jabar lainnya yaitu kopi harus siap-siap untuk masuk ke pasar Tiongkok, terutama Java Preanger yang sudah lebih dulu masuk," katanya.
(don)