Kurang Diminati, Isolasi Apung Makassar Minim Pasien Covid-19
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Setelah diluncurkan awal Agustus lalu, tingkat keterisian Kapal Motor (KM) Umsini sebagai isolasi apung tercatat sangat minim.
Dari informasi yang dihimpun tercatat hunian hanya mencapai 48 pasien, dan sejak hari pertama baru terisi sebanyak 169 orang.
Padahal bed occupancy ratio (BOR) yang disediakan ada sebanyak 868, yang terdiri dari 804 untuk pasien dan 64 untuk tenaga nakes.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengakui masih minimnya tingkat hunian tersebut, idealnya hunian harus mencapai 500 pasien agar bisa berjalan efektif.
Dirinya pun telah mempersyaratkan agar lurah membawa minimal 1 orang tiap hari untuk dinaikkan ke kapal . Sehingga bisa mengakomodir keterisian hingga 153 pasien per hari.
"Kecepatan orang sembuh, turun dan kecepatan orang naik itu tidak berimbang. Saya sekarang perintahkan lurah sebagai assastment terakhir untuk membawa, satu orang tiap hari," ujar Danny.
Menurutnya minimnya tingkat hunian KM Umsini diakibatkan komunikasi lurah dengan masyarakat tidak begitu baik, membuat masyarakat enggan naik. Sehingga hal ini akan menjadi persyaratan calon lurah nantinya jika resetting telah dilakukan.
"Saya sudah perintahkan memang siapa yang mau jadi calon lurah. Satu hari satu (pasien) saya ikrarkan begitu saja," lanjutnya.
Ahli Epidemiologi Unhas Prof Ridwan Amiruddin menilai tingkat hunian hingga 900 tempat tidur seharusnya sudah penuh. Mengingat tingginya angka isolasi di Makassar.
"Yang isolasi di rumah masih tinggi, itu ada sekitar 30-40%. Sehingga ini menjadi tugas pemkot bagaimana memastikan masyarakat mau diisolasi di sana," katanya.
Masyarakat kata dia, lebih memilih melakukan isolasi di rumah. Salah satu sebabnya adalah isolasi apung itu sendiri yang dianggap tak bisa diterima oleh seluruh kalangan.
Baik karena akses ataupun permasalahan adaptasi. Hal ini berbeda dengan isolasi yang dilakukan di daratan yang cinderung tak menuai kendala.
"Tentu meningkatkan penggunaan BOR itu harus memudahkan akses dan memperbaiki sarananya. Sebenarnya dengan kasus sebanyak 900-an itu, tempat isolasi mestinya sudah penuh, banyak yang isolasi di rumah," pungkasnya.
Dari informasi yang dihimpun tercatat hunian hanya mencapai 48 pasien, dan sejak hari pertama baru terisi sebanyak 169 orang.
Padahal bed occupancy ratio (BOR) yang disediakan ada sebanyak 868, yang terdiri dari 804 untuk pasien dan 64 untuk tenaga nakes.
Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengakui masih minimnya tingkat hunian tersebut, idealnya hunian harus mencapai 500 pasien agar bisa berjalan efektif.
Dirinya pun telah mempersyaratkan agar lurah membawa minimal 1 orang tiap hari untuk dinaikkan ke kapal . Sehingga bisa mengakomodir keterisian hingga 153 pasien per hari.
"Kecepatan orang sembuh, turun dan kecepatan orang naik itu tidak berimbang. Saya sekarang perintahkan lurah sebagai assastment terakhir untuk membawa, satu orang tiap hari," ujar Danny.
Menurutnya minimnya tingkat hunian KM Umsini diakibatkan komunikasi lurah dengan masyarakat tidak begitu baik, membuat masyarakat enggan naik. Sehingga hal ini akan menjadi persyaratan calon lurah nantinya jika resetting telah dilakukan.
"Saya sudah perintahkan memang siapa yang mau jadi calon lurah. Satu hari satu (pasien) saya ikrarkan begitu saja," lanjutnya.
Ahli Epidemiologi Unhas Prof Ridwan Amiruddin menilai tingkat hunian hingga 900 tempat tidur seharusnya sudah penuh. Mengingat tingginya angka isolasi di Makassar.
"Yang isolasi di rumah masih tinggi, itu ada sekitar 30-40%. Sehingga ini menjadi tugas pemkot bagaimana memastikan masyarakat mau diisolasi di sana," katanya.
Masyarakat kata dia, lebih memilih melakukan isolasi di rumah. Salah satu sebabnya adalah isolasi apung itu sendiri yang dianggap tak bisa diterima oleh seluruh kalangan.
Baik karena akses ataupun permasalahan adaptasi. Hal ini berbeda dengan isolasi yang dilakukan di daratan yang cinderung tak menuai kendala.
"Tentu meningkatkan penggunaan BOR itu harus memudahkan akses dan memperbaiki sarananya. Sebenarnya dengan kasus sebanyak 900-an itu, tempat isolasi mestinya sudah penuh, banyak yang isolasi di rumah," pungkasnya.
(agn)