AMAN Jayapura Minta Pemerintah Libatkan Masyarakat Lokal dalam PON XX
loading...
A
A
A
SENTANI - Ketua pengurus daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Jayapura Benhur Wally mengatakan, Sub PB PON XX Kabupaten Jayapura akan melibatkan masyarakat lokal yang tinggal dekat dengan fasilitas penunjang PON XX.
Menurutnya, masyarakat lokal yang tinggal dekat dengan venue atau fasilitas penunjang PON diutamakan dalam proses perekrutan relawan. Hal ini akan lebih baik secara emosional dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal jauh dengan fasilitas penunjang.
"Ketika direkrut, mereka ( masyarakat) akan muncul rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan, " ujar Benny sapaan akrabnya di Sentani, Senin ( 17/8/2021).
Masyarakat lokal yang direkrut adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dengan demikian ada lapangan pekerjaan yang tersedia.
Selain itu, panitia sub PON dan pemerintah daerah sudah harus memikirkan langkah berikutnya setelah PON berakhir. Ke depan masih ada Peparnas dan kongres AMAN 2022, dan event daerah, Nasional dan Internasional lainnya.
Benny menyatakan venue olahraga untuk PON XX sangat besar dan sudah pasti membutuhkan banyak tenaga kerja, seperti keamanan dan kebersihan. Hal ini dapat menggunakan tenaga kerja dari masyarakat lokal. Belasan venue yang sudah terbangun ini, dikhawatirkan setelah PON XX dibiarkan terlantar dan tidak diurusi oleh pemerintah daerah.
Ia mengumpamakan di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur, ada stadion utama, ada istora, ada juga venue aquatik dan menembak indoor. Sedangkan di Sentani ada stadion bas youwe, ada venue soft ball dan baseball serta menembak outdoor. Lalu di Waibhu ada hockey dan kricket.
Ia juga meminta pemerintah daerah bersinergi dengan masyarakat, terutama terkait gaung dan informasi publik PON XX. "Peparnas saja hingga saat ini tidak begitu digaungkan. Masyarakat juga dalam tanda tanya, apakah event nasional ini benar-benar diselenggarakan di Papua atau tidak,"ujarnya.
Masih menurutnya, keterlibatan masyarakat lokal sangat penting tidak hanya dalam ketersediaan lapangan pekerjaan tetapi juga pemberdayaan bagi pengusaha dan usaha kecil mikro yang ada dan bergerak aktif selama ini.
Sementara itu, salah satu warga Kampung Harapan Oberthina Ohee mengatakan, dirinya bersama sejumlah pengusaha kecil yang membuka lapak jualan dekat stadion utama. Ia juga pernah mengusulkan puluhan nama-nama pengusaha kecil dan relawan untuk direkrut dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan PON XX.
"Untuk usaha kerajinan tangan, pondok jualan makanan khas papua dan relawan ada perwakilan dari tujuh kampung di Sentani Timur. Masing-masing kami usulkan 50 orang untuk direkrut tetapi juga mendapat bantuan usaha. Hingga saat ini kabar maupun informasi yang diharapkan belum juga kami dapat, sementara waktu terus berjalan dan pelaksanaan pon sudah di depan mata. Saya khawatir, jangan sampai pada hari pelaksanaan seremonialnya di stadion utama diwarnai dengan aksi demo masyarakat lokal yang ada di kampung harapan," katanya. CM
Menurutnya, masyarakat lokal yang tinggal dekat dengan venue atau fasilitas penunjang PON diutamakan dalam proses perekrutan relawan. Hal ini akan lebih baik secara emosional dibandingkan dengan masyarakat yang tinggal jauh dengan fasilitas penunjang.
"Ketika direkrut, mereka ( masyarakat) akan muncul rasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap tugas dan tanggung jawab yang diberikan, " ujar Benny sapaan akrabnya di Sentani, Senin ( 17/8/2021).
Masyarakat lokal yang direkrut adalah mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Dengan demikian ada lapangan pekerjaan yang tersedia.
Selain itu, panitia sub PON dan pemerintah daerah sudah harus memikirkan langkah berikutnya setelah PON berakhir. Ke depan masih ada Peparnas dan kongres AMAN 2022, dan event daerah, Nasional dan Internasional lainnya.
Benny menyatakan venue olahraga untuk PON XX sangat besar dan sudah pasti membutuhkan banyak tenaga kerja, seperti keamanan dan kebersihan. Hal ini dapat menggunakan tenaga kerja dari masyarakat lokal. Belasan venue yang sudah terbangun ini, dikhawatirkan setelah PON XX dibiarkan terlantar dan tidak diurusi oleh pemerintah daerah.
Ia mengumpamakan di Kampung Harapan Distrik Sentani Timur, ada stadion utama, ada istora, ada juga venue aquatik dan menembak indoor. Sedangkan di Sentani ada stadion bas youwe, ada venue soft ball dan baseball serta menembak outdoor. Lalu di Waibhu ada hockey dan kricket.
Ia juga meminta pemerintah daerah bersinergi dengan masyarakat, terutama terkait gaung dan informasi publik PON XX. "Peparnas saja hingga saat ini tidak begitu digaungkan. Masyarakat juga dalam tanda tanya, apakah event nasional ini benar-benar diselenggarakan di Papua atau tidak,"ujarnya.
Masih menurutnya, keterlibatan masyarakat lokal sangat penting tidak hanya dalam ketersediaan lapangan pekerjaan tetapi juga pemberdayaan bagi pengusaha dan usaha kecil mikro yang ada dan bergerak aktif selama ini.
Sementara itu, salah satu warga Kampung Harapan Oberthina Ohee mengatakan, dirinya bersama sejumlah pengusaha kecil yang membuka lapak jualan dekat stadion utama. Ia juga pernah mengusulkan puluhan nama-nama pengusaha kecil dan relawan untuk direkrut dan terlibat langsung dalam penyelenggaraan PON XX.
"Untuk usaha kerajinan tangan, pondok jualan makanan khas papua dan relawan ada perwakilan dari tujuh kampung di Sentani Timur. Masing-masing kami usulkan 50 orang untuk direkrut tetapi juga mendapat bantuan usaha. Hingga saat ini kabar maupun informasi yang diharapkan belum juga kami dapat, sementara waktu terus berjalan dan pelaksanaan pon sudah di depan mata. Saya khawatir, jangan sampai pada hari pelaksanaan seremonialnya di stadion utama diwarnai dengan aksi demo masyarakat lokal yang ada di kampung harapan," katanya. CM
(srf)