Penambahan Kasus COVID-19 di Bandung Tembus 450 Sehari, Rumah Sakit Penuh

Jum'at, 09 Juli 2021 - 15:48 WIB
loading...
Penambahan Kasus COVID-19...
Penambahan kasus COVID-19 di Kota Bandung mengalami kenaikan signifikan mencapai 450 orang pada Rabu (7/7) kemarin. Foto SINDOnews
A A A
BANDUNG - Penambahan kasus COVID-19 di Kota Bandung mengalami kenaikan signifikan mencapai 450 orang pada Rabu (7/7) kemarin. Jumlah tersebut mengalami angka tertinggi dari penambahan kasus harian rata rata sebesar 100 orang.

"BOR (Bed Occupancy Rate) juga di atas 90 persen. Itu menunjukkan Rumah Sakit sangat penuh," kata Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana.

Yana mengatakan, pada akhir Mei lalu, ada 1.400 tempat tidur di 29 Rumah Sakit rujukan COVID-19. Saat ini sudah ditambah menjadi 2.266 tempat tidur. Namun masih tetap penuh oleh penderita COVID-19.

"Kota Bandung terus berupaya mendorong Rumah Sakit rujukan mengkonversi tempat tidur perawatan non COVID-19 menjadi perawatan COVID-19," katanya.

"Sudah cukup banyak Rumah Sakit yang mengonversi sampai di atas 60 persen. Seperti RS Edelweiss memyentuh angka 73 persen tempat tidurnya dipergunakan untuk pelayanan COVID-19. Di sana BOR-nya sudah di angka 103 persen," paparnya.

Menurut Yana, hal itu menunjukkan penyebaran COVID-19 terus meningkat. Bahkan yang meninggal bisa sampai 50 orang per hari.Sejak 24 Juni, kata Yana, berkisar 46-50 orang yang meninggal per hari. Padahal sebelumnya tidak lebih dari 10 orang. "Tempat tidur sekarang sudah 2.266 itu penuh terus, jadi kejar-kejaran," ucapnya.

Karena hal tersebut, Yana meminta warga untuk mengurangi mobilitas saat pelaksanaan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, sehingga dengan inkubasi 14 hari dari 3 Juli sampai 20 Juli 2021, virus COVID-19 dapat mati.

Menurutnya, kunci utama menghentikan COVID-19 yaitu transmisi. Jika virus itu masih terdapat tubuh namun mobilitasnya tinggi, maka akan terus menularkan ke orang lain. Baca juga: Dinkes Kota Bandung Pastikan Ketersediaan Obat Antivirus dan Vitamin C Mencukupi

"Tapi kalau sekarang kitanya diam, virus corona kan benda mati tapi dia bisa hidup di media seperti selaput lendir mata, hidung, mulut, kita yang jadi media transmisi perpindahan penyebarannya, manusia," katanya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1859 seconds (0.1#10.140)