Guru di Wajo Ungkap Modus Bisnis Kartu Identitas Pejabat Disdikbud
loading...
A
A
A
WAJO - Sejumlah tenaga guru dibawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wajo mempertanyakan adanya kartu identitas atau ID Card. Oknum pejabat diduga mengkoordinir bisnis itu.
Hal itu diutarakan oleh salah satu tenaga guru Sekolah Dasar (SD), berinisial K. Menurutnya, perintah untuk membuat kartu identitas tenaga guru ini, merupakan perintah Sekretaris Disdikbud Wajo, Mahmud Bara.
Bahkan, orang nomor dua di lingkup Disdikbud, disebut menyediakan atau memfasilitasi tenaga guru yang ingin membuat kartu. Alasannya pun untuk mempermudah guru dari berbagai kecamatan untuk membuat kartu identitas.
"Kalau tidak ingin repot cukup kirim datanya ke orang yang ditunjuk. Kualitasnya juga sangat tipis, hanya menggunakan kertas biasa kemudian dilaminating," ujarnya kepada Sindo, Minggu (27/6/2021).
Pembuatan kartu identitas difasilitasi Mahmud Bara itu, dikeluhkan lantaran dibanderol dengan biaya tidak wajar. Sangat mahal, disinyalir hanya mementingkan keuntungan.
"Rp50 ribu per kartu. Tidak masuk akal. Harga tidak sesuai dengan kualitas," keluhnya lagi.
Sekertaris Disdikbud Wajo, Mahmud Bara berdalih, tidak melakukan pemaksaan dalam pembuatan kartu identitas kepada tenaga guru.
"Ada 2 tempat kita sampaikan kalau ingin membuat kartu. Bukan cuma yang dibuat sama anggota saja," tuturnya.
Dia menyebutkan, kebijakan pembuatan kartu identitas itu bertujuan agar tenaga guru dapat dikenali. Khususnya guru dari wilayah kecamatan datang ke Kantor Disdikbud Wajo.
"Banyak sering masuk ke kantor tapi tidak diketahui. Apakah guru atau bukan. Makanya dengan adanya kartu itu mereka akan kita kenali," jelasnya.
Terkait biaya yang dikenakan dalam pembuatan kartu itu, Mahmud Bara memilih tidak berkomentar. Pihaknya tidak mengetahui persoalan harga, tetapi hanya memfasilitasi.
"Kalau ada guru yang berminat ingin membuat kartu identitas, saya cuma fasilitasi," dalihnya.
Hal itu diutarakan oleh salah satu tenaga guru Sekolah Dasar (SD), berinisial K. Menurutnya, perintah untuk membuat kartu identitas tenaga guru ini, merupakan perintah Sekretaris Disdikbud Wajo, Mahmud Bara.
Bahkan, orang nomor dua di lingkup Disdikbud, disebut menyediakan atau memfasilitasi tenaga guru yang ingin membuat kartu. Alasannya pun untuk mempermudah guru dari berbagai kecamatan untuk membuat kartu identitas.
"Kalau tidak ingin repot cukup kirim datanya ke orang yang ditunjuk. Kualitasnya juga sangat tipis, hanya menggunakan kertas biasa kemudian dilaminating," ujarnya kepada Sindo, Minggu (27/6/2021).
Pembuatan kartu identitas difasilitasi Mahmud Bara itu, dikeluhkan lantaran dibanderol dengan biaya tidak wajar. Sangat mahal, disinyalir hanya mementingkan keuntungan.
"Rp50 ribu per kartu. Tidak masuk akal. Harga tidak sesuai dengan kualitas," keluhnya lagi.
Sekertaris Disdikbud Wajo, Mahmud Bara berdalih, tidak melakukan pemaksaan dalam pembuatan kartu identitas kepada tenaga guru.
"Ada 2 tempat kita sampaikan kalau ingin membuat kartu. Bukan cuma yang dibuat sama anggota saja," tuturnya.
Dia menyebutkan, kebijakan pembuatan kartu identitas itu bertujuan agar tenaga guru dapat dikenali. Khususnya guru dari wilayah kecamatan datang ke Kantor Disdikbud Wajo.
"Banyak sering masuk ke kantor tapi tidak diketahui. Apakah guru atau bukan. Makanya dengan adanya kartu itu mereka akan kita kenali," jelasnya.
Terkait biaya yang dikenakan dalam pembuatan kartu itu, Mahmud Bara memilih tidak berkomentar. Pihaknya tidak mengetahui persoalan harga, tetapi hanya memfasilitasi.
"Kalau ada guru yang berminat ingin membuat kartu identitas, saya cuma fasilitasi," dalihnya.
(agn)