Hadapi Ancaman Kelompok Teroris OPM, Kodam XVIII/Kasuari Siapkan Pasukan Raider Khusus

Senin, 31 Mei 2021 - 19:50 WIB
loading...
Hadapi Ancaman Kelompok...
Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa (kiri) saat melakukan pemeriksaan kesiapan operasi (Riksiapops) 2 Kompi Satgas PamrahwanYonif RK 762/Vira Yudha Sakti. Foto Pendam Kasuari
A A A
SORONG - Komando Daerah Militer (Kodam) XVIII/Kasuari menyiagakan sejumlah satuan Raider untuk mengantisipasi ancaman keamanan dari kelompok separatis bersenjata dan kelompok Teroris OPM. Salah satunya Batalyon Infanteri Raider Khusus (Yonif RK) 762/Vira Yudha Sakti (VYS). Dimana sebanyak 2 kompi dari Pasukan pemukul Kodam XVIII/Kasuari ini bakal bertugas untuk mengamankan daerah rawan (Pamrahwan).
Hadapi Ancaman Kelompok Teroris OPM, Kodam XVIII/Kasuari Siapkan Pasukan Raider Khusus

"Kalian tidak boleh kalah dengan mereka, tetap waspada dan jangan lengah, karena pasukan sehebat apapun apabila lengah maka "selesai" (habis/kalah). Lindungi, jaga, dan selamatkan rakyat kita yang jauh dan terpencil," kata Pangdam XVIII/Kasuari, Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa saat melakukan pemeriksaan kesiapan operasi (Riksiapops) 2 Kompi Satgas PamrahwanYonif RK 762/Vira Yudha Sakti Kodam XVIII/Kasuari di lapangan upacara Yonif RK 762/VYS, Km 10 Sorong, Papua Barat, beberapa waktu lalu.

Baca : Panglima TPNPB OPM Tantang Pasukan TNI Polri Berperang di Ilaga! Ini Respon Kogawilhan III


Sebelumnya Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa telah menerima paparan tentang Kesiapan Operasi 2 Kompi Satgas Pamrahwan Yonif RK 762/VYS ini dari Danbrigif 26/GP, Kolonel Inf Faisol Izuddin Karimi selaku penanggung jawab kesiapan satuan.

Menurut mantan Danjen Kopassus ini, pengamanan daerah rawan yang harus diemban oleh prajurit Yonif RK 762/VYS ini adalah sebuah tugas dan tanggung jawab yang besar dan berat, maka tidak boleh main-main. Kepercayaan yang telah diberikan harus dipertanggungjawabkan.

"Kalian harus selalu fokus terhadap tugas untuk menjaga stabilitas keamanan, menetralisir berbagai ancaman keamanan dari kelompok separatis bersenjata, kelompok Teroris OPM, yang telah menunjukkan kebrutalannya dengan membunuh, menganiaya, memperkosa, membakar, dan menembak masyarakat, baik itu anak-anak, ibu-ibu dan para tokoh-tokoh lainnya dengan niat memisahkan diri dari bingkai NKRI, melalui berbagai aksi separatis terorisme dan kejahatan terkoordinasi," tegas Mayjen I Nyoman Cantiasa dalam pernyataan tertulis yang diterima SINDOnews, Senin (31/5/2021).

“Saya sebagai Pangkoops (Panglima Komando Operasi) mendapatkan perintah untuk pemeriksaan kesiapan operasi Satgas Pamrahwan Yonif RK 762/VYS. Kalian prajurit pilihan, tugas adalah kehormatan dan kalian harus jawab dengan tekad dan semangat untuk melakukan tugas," tambahnya.

Kenali Dirimu, Kenali Musuhmu

Daerah rawan termasuk di Papua Barat, kata dia, merupakan wilayah NKRI yang memiliki nilai strategis bagi kedaulatan negara dan berpengaruh terhadap aspek pertahanan negara, serta menjadi taruhan bagi harga diri bangsa sehingga perlu dijaga dan diamankan dengan sebaik-baiknya.



“Pahami tugas dan tanggung jawab dengan baik. Para Perwira dan Komandan harus menjelaskan kepada anggotanya setelah berada di pos masing-masing, agar mengorientasi medan dan mengenali lingkungan sekitar. Kenali dirimu, kenali musuhmu, dan buka komunikasi dengan masyarakat dan baik-baik dengan mereka. Ingat, pedomani, dan amalkan '8 wajib TNI' yaitu jangan menyakiti rakyat, namun justru kalian harus mampu menjaga dan melindungi rakyat dari berbagai ancaman yang ada,” tegas Pangdam.

Permasalahan yang terjadi di daerah operasi sangat kompleks, seperti masih terdapatnya kesenjangan berupa rendahnya aksesibilitas, terbatasnya sarana dan prasarana, masih rendahnya keterampilan yang dimiliki, dan minimnya pendapatan sehingga berdampak pada aspek kehidupan penduduk setempat, seperti kesehatan, pendidikan, dan perumahan. Selain itu, daerah rawan juga berpotensi menjadi tempat lintas pelaku kejahatan hingga separatisme.

"Untuk itu, kehadiran kalian diharapkan dapat menciptakan kondisi yang kondusif sehingga dirasakan dapat memberikan kenyamanan oleh masyarakat setempat. Setiap Prajurit harus memahami karakteristik daerah operasi, dan kearifan lokal,” jelasnya.

Jaga Moril, Kesehatan, dan Nama Baik Satuan

Pangdam Kasuari juga menyampaikan atensinya untuk para Prajurit Satgas Pamrahwan ini. "Tingkatkan kewaspadaan dan disiplin tempur Prajurit di daerah penugasan, jangan menganggap bahwa situasi di Papua Barat selalu aman. Kendala diantaranya berupa keterbatasan Sarpras (sarana prasarana) dan materiil, jangan menjadi hambatan dalam mencapai keberhasilan pelaksanaan tugas pokok. Selanjutnya pahami tugas pokok Satgas Pamrahwan. Kenali dan pelajari situasi Geo-Demo-Konsos (Geografi, Demografi, dan Kondisi sosial). Jaga kekompakkan dan ciptakan soliditas yang kuat. Kembangkan naluri lapangan, PKT/PKM, dan laksanakan buddy system," ujarnya.

“Danpos (Komandan Pos) harus kreatif dan berinovasi. Setiap anggota harus mampu mengambil hati dan pikiran rakyat, dekati dan jalin komunikasi yang harmonis dengan para Toga (tokoh agama), Toda (tokoh pemuda) Todat (tokoh adat), dan Tomas (tokoh masyarakat) setempat. Jaga moril dan kesehatan, serta jaga nama baik satuan," sambungnya.

"Kejadian di satuan yang bertugas di Papua dan Papua Barat agar menjadikan pelajaran. Jangan ada pelanggaran sekecil apapun tetapi buatlah prestasi, dan senantiasa berdoa, beribadah, serta dekatkan diri dan libatkan Tuhan Yang Maha Esa dalam setiap penyelesaian masalah,” tandas Pangdam XVIII/Kasuari.

Usai pemeriksaan dilaksanakan, Pangdam XVIII/Kasuari menyerahkan tali 'Fast Rope' untuk latihan, ribuan Masker Kesehatan, serta 50 buah saku tentang 'Pedoman Tata Cara Melaksanakan Pertempuran Sesuai Dengan Hukum Humaniter Internasional' dan 50 'Buku Pedoman Penerapan HAM' dari Babinkum TNI sebanyak untuk Satgas Pamrahwan guna dipelajari, dipahami, dan dipedomani dalam pelaksanaan tugas.
(sms)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8694 seconds (0.1#10.140)