Tinjau Lokasi Gempa di Blitar, Gubernur Khofifah: Mitigasi Bencana Harus Komprehensif
loading...
A
A
A
BLITAR - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa melakukan peninjauan ke beberapa lokasi terdampak gempa di Kabupaten Blitar , Sabtu (22/5/2021).
Lokasi pertama yang ditinjau Gubernur Khofifah yaitu Dusun Buneng, RT.004/RW.003, Desa Boro Kecamatan Selorejo, dan sesampainya disana disambut oleh Bupati Blitar, Forkopimda Kabupaten Blitar, Kepala Bakorwil Malang, dan Plt. Kalaksa BPBD Jatim.
Baca juga: Video Viral Pesta Ultah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Ini Penjelasan Khofifah
Pada lokasi pertama tersebut, terdapat rumah yang terdampak cukup parah yaitu milik Tukinem. Kondisi rumah tersebut sebagian temboknya runtuh dan gentengnya rawan jatuh.
Tak hanya melihat kondisi rumah, Gubernur Khofifah menyapa Tukinem dan warga lainnya yang terdampak bencana gempa. Selain itu, juga menyerahkan bantuan untuk warga di terdampak berupa sembako, masker kain sebanyak 15.000 buah, masker medis 2.000 buah, lauk pauk BNPB 40 kardus dan terpal 100 Lembar.
Peninjauan dilanjutkan ke Dusun Jabung, Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kab. Blitar. Setibanya di Dusun Jabung, Khofifah bersama Bupati Blitar meninjau rumah-rumah terdampak gempa berkekuatan 5,9 SR. Salah satu rumah terdampak cukup parah yaitu milik Jazuli, seorang penjual tempe.
Baca juga: Bangkalan Gempar! Anggota DPRD Fraksi Gerindra Diduga Terlibat Penembakan Warga Hingga Tewas
Ruang dapurnya runtuh total, tembok di dalam rumahnya retak-retak. Di lokasi tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan berupa sembako, masker kain 15.000 buah, masker medis 2.000 buah, Lauk Pauk BNPB 40 Kardus, dan terpal 100 lembar.
Seusai melakukan peninjauan, Khofifah mengharapkan, perbaikan rumah dan fasilitas umum yang terdampak gempa dapat dilakukan sesegera mungkin. Total perbaikan pada rumah rusak berat, rusak sedang akan dikoordinasikan lebih lanjut untuk dapat ditanggung BNPB, ataupun bisa dari BPBD kabupaten dan BPBD provinsi.
“Perbaikan dengan penyegeraan sesuai tingkat urgensi terutama untuk warga yang kondisi rumahnya mengkhawatirkan kalau ada gempa susulan atau ada angin khawatir genteng jatuh. Mereka juga perlu evakuasi sampai rumahnya terbangun,” ujarnya.
Terkait mitigasi bencana di Jatim, Khofifah menegaskan, Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim terus melakukan mitigasi bencana secara berkelanjutan dan berkoordinasi dengan BMKG. Namun demikian, kondisi yang mitigasi bencana yang dilakukan dengan yang terjadi di lapangan tidak selalu linier. “Maka, mitigasi bencana harus dilakukan lebih komprehensif ke depan," terangnya.
Kewaspadaan semua pihak, kata dia, termasuk pembuatan konstruksi bangunan tahan gempa harus dioptimalkan utamanya di bagian selatan Pulau Jawa termasuk wilayah selatan Jatim. Ini penting, sebab selatan Pulau Jawa ini dilalui wilayah ring of fire. Di mana gempa di satu titik resonansi-nya bisa antar pulau atau antar provinsi.
"Secara bertahap bisa disiapkan kampung tangguh atau kampung siaga bencana untuk membangun kemandirian masyarakat dalam melakukan mitigasi dan antisipasi bencana di Jatim," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Blitar Rini Syarifah mengatakan, Pemkab Blitar sedang mendata dan menginventarisir kerusakan terdampak gempa di Blitar. Sementara ini, terdata kerusakan ringan 113 rumah dan kerusakaan berat masih diinventaris. Untuk fasilitas umum, terjadi kerusakan yang cukup parah pada Puskesmas Wates. “Inventaris dua hari ke depan insyaallah akan selesai. Kita percepat,” katanya.
Seperti diketahui, gempa bumi kembali mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, tepatnya pada Jumat (21/5) pukul 19:09:23 WIB. Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 SR dimutakhirkan menjadi 5,9 SR tersebut berpusat di 57 kilometer (km) tenggara Kabupaten Blitar dengan kedalaman 110 km.
Berdasarkan informasi, BMKG memastikan gempa ini tak menimbulkan ancaman tsunami, tetapi dirasakan 31 kabupaten/kota di Jatim. Selanjutnya diikuti sebanyak empat kali gempa susulan berkekuatan 2,9 SR, 2,7 SR, 2,8 SR, dan 3,1 SR.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Sabtu (10/4/2021) tercatat sebanyak 1 orang luka berat, dan 1 orang luka ringan akibat bencana alam tersebut. Gempa bumi itu juga mengakibatkan ratusan rumah, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah mengalami kerusakan mulai dari kategori rusak ringan, rusak sedang maupun rusak berat
Lokasi pertama yang ditinjau Gubernur Khofifah yaitu Dusun Buneng, RT.004/RW.003, Desa Boro Kecamatan Selorejo, dan sesampainya disana disambut oleh Bupati Blitar, Forkopimda Kabupaten Blitar, Kepala Bakorwil Malang, dan Plt. Kalaksa BPBD Jatim.
Baca juga: Video Viral Pesta Ultah di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Ini Penjelasan Khofifah
Pada lokasi pertama tersebut, terdapat rumah yang terdampak cukup parah yaitu milik Tukinem. Kondisi rumah tersebut sebagian temboknya runtuh dan gentengnya rawan jatuh.
Tak hanya melihat kondisi rumah, Gubernur Khofifah menyapa Tukinem dan warga lainnya yang terdampak bencana gempa. Selain itu, juga menyerahkan bantuan untuk warga di terdampak berupa sembako, masker kain sebanyak 15.000 buah, masker medis 2.000 buah, lauk pauk BNPB 40 kardus dan terpal 100 Lembar.
Peninjauan dilanjutkan ke Dusun Jabung, Desa Jabung, Kecamatan Talun, Kab. Blitar. Setibanya di Dusun Jabung, Khofifah bersama Bupati Blitar meninjau rumah-rumah terdampak gempa berkekuatan 5,9 SR. Salah satu rumah terdampak cukup parah yaitu milik Jazuli, seorang penjual tempe.
Baca juga: Bangkalan Gempar! Anggota DPRD Fraksi Gerindra Diduga Terlibat Penembakan Warga Hingga Tewas
Ruang dapurnya runtuh total, tembok di dalam rumahnya retak-retak. Di lokasi tersebut juga dilakukan penyerahan bantuan berupa sembako, masker kain 15.000 buah, masker medis 2.000 buah, Lauk Pauk BNPB 40 Kardus, dan terpal 100 lembar.
Seusai melakukan peninjauan, Khofifah mengharapkan, perbaikan rumah dan fasilitas umum yang terdampak gempa dapat dilakukan sesegera mungkin. Total perbaikan pada rumah rusak berat, rusak sedang akan dikoordinasikan lebih lanjut untuk dapat ditanggung BNPB, ataupun bisa dari BPBD kabupaten dan BPBD provinsi.
“Perbaikan dengan penyegeraan sesuai tingkat urgensi terutama untuk warga yang kondisi rumahnya mengkhawatirkan kalau ada gempa susulan atau ada angin khawatir genteng jatuh. Mereka juga perlu evakuasi sampai rumahnya terbangun,” ujarnya.
Terkait mitigasi bencana di Jatim, Khofifah menegaskan, Pemprov Jatim melalui BPBD Jatim terus melakukan mitigasi bencana secara berkelanjutan dan berkoordinasi dengan BMKG. Namun demikian, kondisi yang mitigasi bencana yang dilakukan dengan yang terjadi di lapangan tidak selalu linier. “Maka, mitigasi bencana harus dilakukan lebih komprehensif ke depan," terangnya.
Kewaspadaan semua pihak, kata dia, termasuk pembuatan konstruksi bangunan tahan gempa harus dioptimalkan utamanya di bagian selatan Pulau Jawa termasuk wilayah selatan Jatim. Ini penting, sebab selatan Pulau Jawa ini dilalui wilayah ring of fire. Di mana gempa di satu titik resonansi-nya bisa antar pulau atau antar provinsi.
"Secara bertahap bisa disiapkan kampung tangguh atau kampung siaga bencana untuk membangun kemandirian masyarakat dalam melakukan mitigasi dan antisipasi bencana di Jatim," ujarnya.
Sementara itu, Bupati Blitar Rini Syarifah mengatakan, Pemkab Blitar sedang mendata dan menginventarisir kerusakan terdampak gempa di Blitar. Sementara ini, terdata kerusakan ringan 113 rumah dan kerusakaan berat masih diinventaris. Untuk fasilitas umum, terjadi kerusakan yang cukup parah pada Puskesmas Wates. “Inventaris dua hari ke depan insyaallah akan selesai. Kita percepat,” katanya.
Seperti diketahui, gempa bumi kembali mengguncang sejumlah kawasan di Jawa Timur, tepatnya pada Jumat (21/5) pukul 19:09:23 WIB. Berdasarkan informasi resmi BMKG, gempa berkekuatan magnitudo 6,2 SR dimutakhirkan menjadi 5,9 SR tersebut berpusat di 57 kilometer (km) tenggara Kabupaten Blitar dengan kedalaman 110 km.
Berdasarkan informasi, BMKG memastikan gempa ini tak menimbulkan ancaman tsunami, tetapi dirasakan 31 kabupaten/kota di Jatim. Selanjutnya diikuti sebanyak empat kali gempa susulan berkekuatan 2,9 SR, 2,7 SR, 2,8 SR, dan 3,1 SR.
Sementara itu, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim, Sabtu (10/4/2021) tercatat sebanyak 1 orang luka berat, dan 1 orang luka ringan akibat bencana alam tersebut. Gempa bumi itu juga mengakibatkan ratusan rumah, fasilitas kesehatan, sarana pendidikan, dan tempat ibadah mengalami kerusakan mulai dari kategori rusak ringan, rusak sedang maupun rusak berat
(msd)