Panen Raya, Dewan Minta Bulog Serap Beras Petani di Luwu

Rabu, 05 Mei 2021 - 18:26 WIB
loading...
Panen Raya, Dewan Minta...
DPRD Luwu menggelar RDP dengan Bulog untuk meminta serap beras dari hasil panen raya petani di Luwu. Foto: Sindonews/Chaeruddin
A A A
LUWU - Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Luwu, mendesak Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) serap beras petani di Luwu.

Ketua Komisi II, Wahyu Napeng, mengatakan, petani di Luwu sudah panen raya namun mereka kesulitan menjual beras hasil panen mereka saat ini.

Data yang masuk ke Komisi II menyebutkan ada sekitar 34.000 hektar sawah di Kabupaten Luwu , panen raya dalam kurang dua Minggu terakhir. Jika dihitung, rata-rata 1 hektar menghasilkan 7 ton gabah jumlah hasil panen Kabupaten Luwu hingga 238.000 ton gabah atau sekira 119.000 ton beras



"Kabupaten Luwu daerah terakhir panen raya di Sulsel. Alhamdulillah, hasil petani cukup melimpah saat ini. Ada sekitar 34 ribu hektar sawah yang panen, setelah kita hitung sekitar 119 ribu ton beras," ungkap Wahyu Napeng.

"Sayangnya petani kita menjerit, mereka tidak bisa menjual beras hasil panen mereka. Bulog salah satu yang diharap mampu menyerap hasil panen petani sama sekali tidak bisa berbuat sesuai harapan, hanya karena alasan gudang penyimpanan mereka full," tambahnya.

Wahyu Napeng, yang juga Ketua Persatuan Pengilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (PERPADI) Kabupaten Luwu, mendesak pemerintah pusat menanggapi kesulitan petani di Kabupaten Luwu yang dikenal sebagai daerah lumbung padi.

Dijelaskan, Bulog mestinya mampu menyerap hasil panen petani, karena sejauh ini kuota beli padi Bulog khususnya wilayah 6 mencapai 18.000 ton.

"Kami baru saja melakukan dengar pendapat dengan Bulog Wilayah 6, ternyata serapan mereka baru 34 persen. Sehingga tidak ada alasan mereka lari dari kewajiban, membeli beras petani," katanya.



Menurutnya Bulog harus mengerti kondisi petani saat ini. Di tengah Presiden Jokowi gencar mengkampanyekan Percepatan Ekonomi Nasional (PEN), justru Bulog sebagai perusahaan plat merah tidak mengambil langkah cepat menolong petani di Kabupaten Luwu.

"Kebutuhan petani saat ini mendesak, mau lebaran, belum lagi ada petani yang ingin melunasi hutang mereka karena meminjam saat mulai menanam atau ingin membayar sewa alat panen. Ini harus dipikirkan oleh Bulog dan pemerintah, termasuk Pemkab Luwu," desaknya.

Lisna Kepala Subdivre Bulog yang membawahi Luwu Raya dan Toraja, menjelaskan, mereka bukan bermaksud tidak ingin membantu petani khususnya di Kabupaten Luwu .

Dirinya menjelaskan, tertundanya serapan Bulog saat ini dikarenakan kendala kapasitas tampung gudang Bulog yang tidak bisa lagi menampung hasil panen petani.

"Khusus di wilayah Kabupaten Luwu, di luar wilayah Walmas, perlu kami sampaikan, Gudang Pammanu sudah full dan kondisi gudang lagi rusak," katanya.



"Terus terang kami ini sebenarnya mau menyerap sebanyak banyaknya, tetapi penyaluran Bulog tidak ada sekarang, jadi beras rentan disimpan lama, penyaluran beras Bulog apakah pemerintah bisa bantu," lanjutnya.

Dijelaskan Lisna, sekarang tugas Bulog untuk bansos tidak ada, jadi kalau menyimpan lantas full dan mau dipaksanakan di mana lagi mau disimpan. "Sedangkan beras dalam gudang full, kita tidak bisa paksakan, sementara penyimpanan beras punya tata cara sendiri," sebutnya.
(agn)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2311 seconds (0.1#10.140)