Cegah KIPI Guru Sukabumi Terulang, Satgas COVID-19 Jabar Minta Proses Skrining Lebih Lengkap
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemprov Jawa Barat melalui Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 memfasilitasi SA (31), guru di Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya dikabarkan lumpuh usai menjalani vaksinasi COVID-19.
Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad menyatakan, pihaknya siap memfasilitasi SA selama menjalani perawatan di Kota Bandung dengan mengakomodasi SA di rumah singgah yang dikelola Jabar Bergerak maupun Dinas Sosial.
Daud meminta, kasus SA yang ternyata tidak ada kaitannya dengan efek samping vaksin untuk disebarluaskan kepada masyarakat dengan berbagai saluran media sosial milik pemerintah maupun bantuan media massa.
"Kami pastikan bahwa vaksin ini aman. Kalau pun ada KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) seperti di Sukabumi ini ternyata bukan karena vaksin melainkan karena GBS," tegas Daud, Selasa (4/5/2021).
"Diharapkan, dengan masih panjangnya proses vaksinasi COVID-19 di Jabar maupun dunia, proses skrining ke depan lebih lengkap lagi," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Jabar, Marion Siagian mengatakan sejak vaksinasi digelar, terdapat 107 KIPI ringan dan 36 serius. KIPI ringan mayoritas ngantuk, merah di tempat penyuntikan, dan lapar.
"Ke 36 KIPI serius itu sudah diaudit dan tidak ada yang berhubungan langsung akibat vaksin COVID-19," kata Marion.
Marion pun berharap, kasus SA merupakan kasus terakhir pada KIPI di Jabar dan tidak ada lagi kasus KIPI ringan maupun berat.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Dewi Sartika menyebutkan, vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan di Jabar periode 14 Januari-2 Mei 2021 sudah meencapai 100 persen untuk dosis pertama, sedangkan dosis kedua baru mencapai 92 persen dari total sekitar 180.000 tenaga kesehatan.
Adapun vaksinasi tahap kedua menyasar 4,4 juta lansia dan 2,195 juta pelayanan publik. Diakuinya, lansia yang sudah divaksin hingga kini masih rendah atau baru 7,54 persen yang telah mendapatkan dosis pertama dan 4 persen dosis kedua.
"Terakhir, untuk sasaran pelayanan publik sudah mencapai 58,2 persen dosis pertama dan 36,05 persen dosis kedua," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Komite Daerah (Komda) KIPI Jabar memastikan, dugaan KIPI berat usai menerima vaksinasi COVID-19 yang dialami SA, seorang guru SMA di Kabupaten Sukabumi tidak terbukti berhubungan dengan vaksin.
SA didiagnosa menderita Guillain-Barre Syndrome atau GBS yang merupakan penyakit saraf yang jarang ditemukan.
Untuk diketahui, SA mengalami penglihatan yang buram usai 12 jam mendapatkan imunisasi COVID-19 pada awal April lalu.
Kemudian, anggota geraknya pun melemah, sehingga dilarikan ke rumah sakit di Kabupaten Sukabumi dan mendapatkan perawatan selama 23 hari.
Ketua Komda KIPI Jabar, Dr Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, berdasarkan hasil audit Komnas KIPI 30 April 2021, setelah menjalani perawatan dan rangkaian pemeriksaaan dengan CT Scan torax (dada), darah dan saraf, SA didiagnosa GDS.
"Hasil audit Komnas KIPI, SA 31 tahun, wanita, mengalami keluhan mata buram dan kelemahan anggota gerak. Mata buram perlahan 12 jam pasca imunisasi, dilakukan rujukan ke RS selama 23 hari dari 1 April 23 April. SA sudah menjalani CT scan torax, darah dan fungsi sarafnya dan didiagnosa GBS," ungkap Kusnandi dalam keterangan resminya, Senin (3/5/3021).
Pokja KIPI Kabupaten Sukabumi, dr Eni menambahkan, SA saat ini kondisinya mulai membaik dan bukan mustahil untuk bisa disembukan.
Baca juga: Guru Sukabumi Lumpuh Usai Vaksinasi, KIPI Jabar: Tak Terbukti Terkait Vaksin COVID-19
Menurut dia, saat ini, gerakan tangan SA sudah menunjukan perbaikan, bahkan sudah bisa memijat. Namun, untuk kaki belum maksimal. SA masih harus menjalani fisioterapi untuk mengembalikan fungsi motoriknya.
Baca juga: Jelang Larangan Mudik, Arus Kendaraan Pemudik Roda Dua di Karawang Meningkat
"Untuk fisioterapi sendiri kami akan memfasilitasi di RS Pelabuhan Ratu. Di sana sudah siap dan ada fasilitasnya. Di sana ada spesialis syaraf, mata, fisioterapi, sedangkan rehabilitasi medik ada di Sekarwangi. Proses ini akan membantu penyembuhan SA. Saya laporkan juga di sana untuk obat-obatan SA sudah ada, semoga mempercepat penyembuhan SA," tuturnya.
Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Jabar Daud Achmad menyatakan, pihaknya siap memfasilitasi SA selama menjalani perawatan di Kota Bandung dengan mengakomodasi SA di rumah singgah yang dikelola Jabar Bergerak maupun Dinas Sosial.
Daud meminta, kasus SA yang ternyata tidak ada kaitannya dengan efek samping vaksin untuk disebarluaskan kepada masyarakat dengan berbagai saluran media sosial milik pemerintah maupun bantuan media massa.
"Kami pastikan bahwa vaksin ini aman. Kalau pun ada KIPI (kejadian ikutan pasca imunisasi) seperti di Sukabumi ini ternyata bukan karena vaksin melainkan karena GBS," tegas Daud, Selasa (4/5/2021).
"Diharapkan, dengan masih panjangnya proses vaksinasi COVID-19 di Jabar maupun dunia, proses skrining ke depan lebih lengkap lagi," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Divisi Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan COVID-19 Jabar, Marion Siagian mengatakan sejak vaksinasi digelar, terdapat 107 KIPI ringan dan 36 serius. KIPI ringan mayoritas ngantuk, merah di tempat penyuntikan, dan lapar.
"Ke 36 KIPI serius itu sudah diaudit dan tidak ada yang berhubungan langsung akibat vaksin COVID-19," kata Marion.
Marion pun berharap, kasus SA merupakan kasus terakhir pada KIPI di Jabar dan tidak ada lagi kasus KIPI ringan maupun berat.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar, Dewi Sartika menyebutkan, vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan di Jabar periode 14 Januari-2 Mei 2021 sudah meencapai 100 persen untuk dosis pertama, sedangkan dosis kedua baru mencapai 92 persen dari total sekitar 180.000 tenaga kesehatan.
Adapun vaksinasi tahap kedua menyasar 4,4 juta lansia dan 2,195 juta pelayanan publik. Diakuinya, lansia yang sudah divaksin hingga kini masih rendah atau baru 7,54 persen yang telah mendapatkan dosis pertama dan 4 persen dosis kedua.
"Terakhir, untuk sasaran pelayanan publik sudah mencapai 58,2 persen dosis pertama dan 36,05 persen dosis kedua," katanya.
Sebelumnya diberitakan, Komite Daerah (Komda) KIPI Jabar memastikan, dugaan KIPI berat usai menerima vaksinasi COVID-19 yang dialami SA, seorang guru SMA di Kabupaten Sukabumi tidak terbukti berhubungan dengan vaksin.
SA didiagnosa menderita Guillain-Barre Syndrome atau GBS yang merupakan penyakit saraf yang jarang ditemukan.
Untuk diketahui, SA mengalami penglihatan yang buram usai 12 jam mendapatkan imunisasi COVID-19 pada awal April lalu.
Kemudian, anggota geraknya pun melemah, sehingga dilarikan ke rumah sakit di Kabupaten Sukabumi dan mendapatkan perawatan selama 23 hari.
Ketua Komda KIPI Jabar, Dr Prof Kusnandi Rusmil mengatakan, berdasarkan hasil audit Komnas KIPI 30 April 2021, setelah menjalani perawatan dan rangkaian pemeriksaaan dengan CT Scan torax (dada), darah dan saraf, SA didiagnosa GDS.
"Hasil audit Komnas KIPI, SA 31 tahun, wanita, mengalami keluhan mata buram dan kelemahan anggota gerak. Mata buram perlahan 12 jam pasca imunisasi, dilakukan rujukan ke RS selama 23 hari dari 1 April 23 April. SA sudah menjalani CT scan torax, darah dan fungsi sarafnya dan didiagnosa GBS," ungkap Kusnandi dalam keterangan resminya, Senin (3/5/3021).
Pokja KIPI Kabupaten Sukabumi, dr Eni menambahkan, SA saat ini kondisinya mulai membaik dan bukan mustahil untuk bisa disembukan.
Baca juga: Guru Sukabumi Lumpuh Usai Vaksinasi, KIPI Jabar: Tak Terbukti Terkait Vaksin COVID-19
Menurut dia, saat ini, gerakan tangan SA sudah menunjukan perbaikan, bahkan sudah bisa memijat. Namun, untuk kaki belum maksimal. SA masih harus menjalani fisioterapi untuk mengembalikan fungsi motoriknya.
Baca juga: Jelang Larangan Mudik, Arus Kendaraan Pemudik Roda Dua di Karawang Meningkat
"Untuk fisioterapi sendiri kami akan memfasilitasi di RS Pelabuhan Ratu. Di sana sudah siap dan ada fasilitasnya. Di sana ada spesialis syaraf, mata, fisioterapi, sedangkan rehabilitasi medik ada di Sekarwangi. Proses ini akan membantu penyembuhan SA. Saya laporkan juga di sana untuk obat-obatan SA sudah ada, semoga mempercepat penyembuhan SA," tuturnya.
(boy)