Bandel Berkeliaran, Buleleng Perketat Karantina Pekerja Migrant

Sabtu, 18 April 2020 - 18:45 WIB
loading...
Bandel Berkeliaran,...
Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana
A A A
BULELENG - Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana akan memperketat aturan karantina bagi Pekerja Migrant Indonesia (PMI) yang menjalani karantina. Hal ini menyusul adanya aktivitas dari pelaku karantina yang mengabaikan aspek keamanan diri sendiri dan orang lain.

Selain itu, penegasan aturan karantina ditujukan untuk menjamin proses karantina berjalan secara efektif. Suradnyana mengatakan, pelaku karantina dilarang untuk melakukan kontak antarpenghuni kamar. Hal itu untuk melindungi seluruh pelaku karantina.

Suradnyana khawatir, bila nantinya interaksi diberikan secara bebas, maka akan terjadi penularan virus corona. "Saya khawatir, kalau satu hotel ada 50 orang, lalu ada satu yang kena corona, ini kan bisa 50 orang kena semua. Ini yang saya khawatirkan," kata Suradnyana di Singaraja, Jumat (17/4/2020). (Baca juga: Positif Corona Capai 27 Orang, Sikap Tertutup Pemkot Tasikmalaya Tuai Kritik)

Dia pun meminta kepada pelaku karantina untuk memahami maksud dilakukannya karantina ini. Menurut dia, karantina jangan hanya dimaknai sebagai mengamankan diri dari masyarakat luas, namun juga sebagai pengamanan diri dengan sesama pelaku karantina itu sendiri.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID -19 Kabupaten Buleleng saat ini sudah menyusun tata tertib bagi pelaku karantina. Selain dilarang untuk melakukan aktivitas berkumpul. Karena itu, pelaku karantina juga diimbau untuk tetap berada di dalam kamar, kecuali untuk kegiatan olah raga. Aktivitas olah raga pun tetap memperhatikan physical distancing dengan orang lain.

Tidak hanya itu, tata cara pemberian makanan juga harus menjadi perhatian. Di mana setiap bentuk pemberian makanan kepada pelaku karantina agar menggunakan bungkusan sekali pakai. Pelaku juga diminta untuk secara mandiri membersihkan kamarnya. Hal ini untuk menghindari kontak dengan pegawai hotel.

Terkait masalah tempat karantina, Bupati asal desa Banyuatis Kecamatan Banjar ini mengaku akan terus mengupayakan mencari hotel-hotel yang mau digunakan sebagai tempat karantina. Jika nantinya kamar hotel yang ada saat ini tidak cukup, maka bukan tidak mungkin penempatan karantina akan didistribusikan ke desa-desa.

Hanya saja, jika nantinya alternatif tersebut diambil, maka harus ada fasilitas yang layak dan representatif. Sekalipun misalnya dengan menggunakan gedung-gedung sekolah, maka harus dibatasi jumlah orang yang ditempatkan di sana.

“Sebenarnya secara psikologis dia lebih nyaman, bisa dekat dengan keluarganya. Di desa, udara juga jauh lebih segar. Karena untuk peningkatan imun tubuh itu tidak saja dari makanan. Tetapi suasana hati juga mempengaruhi,” paparnya.
(nbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8632 seconds (0.1#10.140)