Diduga Bukan Korban Corona, 190 Jompo Ditemukan Meninggal
loading...
A
A
A
MILAN - Ada peristiwa misterius di tengah pandemi virus corona baru (COVID-19) di Italia. Sebanyak 190 orang lanjut usia (lansia) ditemukan meninggal di panti jompo Pio Albergo Trivulzio di Milan.
Soal penyebab kematian mereka memang masih diselidiki otorita setempat. Bisa jadi memang berhubungan dengan virus corona. Namun, media massa Negeri Pizza tersebut telah memberi stempel temuan tersebut sebagai pembantaian.
Polisi Italia telah melakukan investigasi atas ratusan jenazah yang ditemukan sejak pekan lalu itu. Polisi menyita dokumen-dokumen yang terkait dengan Pio Albergo Trivulzio, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.000 orang, untuk mengetahui apakah kelalaian staf berkontribusi terhadap kematian 190 orang.
Temuan kematian sebanyak itu telah memicu protes nasional di Italia. Surat kabar La Republica telah menerbitkan foto-foto sembilan jenazah di panti jompo pada halaman depannya, serta gambar-gambar kapel yang penuh dengan peti mati.
Manajer panti jompo sedang diselidiki di tengah tuduhan bahwa tidak ada tindakan pencegahan keselamatan yang diambil. Ada dugaan bahwa staf tidak diizinkan untuk memakai masker—setidaknya selama tahap awal wabah COVID-19—dengan alasan membuat penghuni panti khawatir.
Rossella Delcuratolo dari serikat buruh Cisl mengatakan bahwa 200 anggota staf terinfeksi. Pada 17 Maret, pasien-pasien yang dirawat karena penyakit lain dipindahkan ke panti jompo tersebut dari sebuah rumah sakit di Milan untuk menyisakan tempat tidur rumah sakit yang dibutuhkan pasien COVID-19. Diperkirakan virus corona baru menyebar di panti jompo setelah kedatangan mereka.
"Situasi di panti benar-benar di luar kendali," kata Alessandro Azzoni, putra dari salah seorang penghuni panti bernama Marisa, 76, kepada The Guardian.
Kami telah kewalahan oleh pesan-pesan dari orang yang kehilangan seseorang atau orang tua. Kami sangat ketakutan," ujarnya, yang dikutip Sabtu (18/4/2020).
Jumat lalu, Silvio Brusaferro, kepala Higher Health Institute, mengatakan bahwa 1.822 orang di panti jompo telah meninggal di wilayah Lombardy. Namun, tidak jelas berapa banyak yang benar-benar meninggal karena COVID-19 mengingat banyak yang tidak pernah dites.
Alessandro adalah salah satu kerabat yang meluncurkan gugatan class action terhadap pengelola panti jompo.
Soal penyebab kematian mereka memang masih diselidiki otorita setempat. Bisa jadi memang berhubungan dengan virus corona. Namun, media massa Negeri Pizza tersebut telah memberi stempel temuan tersebut sebagai pembantaian.
Polisi Italia telah melakukan investigasi atas ratusan jenazah yang ditemukan sejak pekan lalu itu. Polisi menyita dokumen-dokumen yang terkait dengan Pio Albergo Trivulzio, yang merupakan rumah bagi sekitar 1.000 orang, untuk mengetahui apakah kelalaian staf berkontribusi terhadap kematian 190 orang.
Temuan kematian sebanyak itu telah memicu protes nasional di Italia. Surat kabar La Republica telah menerbitkan foto-foto sembilan jenazah di panti jompo pada halaman depannya, serta gambar-gambar kapel yang penuh dengan peti mati.
Manajer panti jompo sedang diselidiki di tengah tuduhan bahwa tidak ada tindakan pencegahan keselamatan yang diambil. Ada dugaan bahwa staf tidak diizinkan untuk memakai masker—setidaknya selama tahap awal wabah COVID-19—dengan alasan membuat penghuni panti khawatir.
Rossella Delcuratolo dari serikat buruh Cisl mengatakan bahwa 200 anggota staf terinfeksi. Pada 17 Maret, pasien-pasien yang dirawat karena penyakit lain dipindahkan ke panti jompo tersebut dari sebuah rumah sakit di Milan untuk menyisakan tempat tidur rumah sakit yang dibutuhkan pasien COVID-19. Diperkirakan virus corona baru menyebar di panti jompo setelah kedatangan mereka.
"Situasi di panti benar-benar di luar kendali," kata Alessandro Azzoni, putra dari salah seorang penghuni panti bernama Marisa, 76, kepada The Guardian.
Kami telah kewalahan oleh pesan-pesan dari orang yang kehilangan seseorang atau orang tua. Kami sangat ketakutan," ujarnya, yang dikutip Sabtu (18/4/2020).
Jumat lalu, Silvio Brusaferro, kepala Higher Health Institute, mengatakan bahwa 1.822 orang di panti jompo telah meninggal di wilayah Lombardy. Namun, tidak jelas berapa banyak yang benar-benar meninggal karena COVID-19 mengingat banyak yang tidak pernah dites.
Alessandro adalah salah satu kerabat yang meluncurkan gugatan class action terhadap pengelola panti jompo.