Pesisir Barat Gempar! Anggota TNI AL Terkapar usai Duel dengan Petani Gara-gara Rebutan Lahan Sawit

Rabu, 03 Maret 2021 - 18:45 WIB
loading...
Pesisir Barat Gempar!...
Serka Imron bin Yusuf (52) anggota TNI AL Lanal Lampung berduel dengan Syafei bin Ikhwan (58) warga Pekon Gedung Cahaya Kuningan, Kecamatan Ngambur gara-gara rebutan lahan sawit. Foto iNews TV/Enrico N
A A A
PESISIR BARAT - Serka Imron bin Yusuf (52) warga Kota Agung, Tanggamus, Lampung yang merupakan anggota TNI AL Lanal Lampung terlibat duel dengan Syafei bin Ikhwan (58) warga Pekon Gedung Cahaya Kuningan, Kecamatan Ngambur. Duel berdarah yang terjadi di perkebunan sawit di Pemangku Sukajadi, Pekon Gedung Cahya Kuningan, Kecamatan Ngambur, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung , Selasa (2/3/2021) sore ini terjadi karena rebutan lahan sawit.

Keduanya berduel menggunakan senjata tajam jenis golok akibatnya Serka Imron mengalami luka parah di bagian wajahnya, pipi kanannya tersayat sepanjang 10 cm serta sayatan di rahang kiri sepanjang 5 cm. Sedangkan Syafei mengalami luka di bagian pelipis kanan sepanjang 5 cm, luka pergelangan tangan kanan sepanjang 8 cm serta memar di bagian dada.

Beruntung ada saksi yang melihat duel berdarah itu dan langsung meminta bantuan kepada warga sekitar.



Saat ini, Serka Imron telah dilarikan ke Rumah Sakit Abdoel Moeloek Bandar Lampung guna perawatan intensif karena mengalami luka cukup serius di bagian wajahnya. Sementara Syafei dirawat di Puskesmas Ngambur.

Peratin (Kepala Desa) Pekon Cahaya Kuningan, Faizal Hakim mengatakan perselisihan antara Imron dan Syafei sejatinya sudah berlangsung sejak lama. Keduanya merasa sama-sama memiliki kewenangan untuk kebun kelapa sawit dan hasilnya.

"Ributnya sudah lama sekitar 8 tahunan. Pak Imron merasa memiliki hak karena dia punya surat jual beli dengan Pak Sudirman (pemilik tanah) sedangkan Syafei merasa memiliki karena orangtuanya yang membuka lahan pada waktu itu," jelas Faizal.

Selama sengketa, lanjut Faizal, pemanenan buah kelapa sawit selalu dilakukan oleh Syafei dan selalu dibiarkan oleh Serka Imron.



"Ya karena selalu ribut terus makanya Pak Imron mengalah mundur, mungkin karna dia tentara makanya dia menghindar supaya tidak ribut," ungkap Peratin.

Perebutan lahan ini sebenarnya pernah dilaporkan ke aparat penegak hukum beberapa tahun yang lalu, namun tidak ada tindak lanjut sampai sekarang. Hingga dua minggu sebelum kejadian berdarah, Serka Imron yang merasa mempunyai hak atas kebun, mengunduh (memanen) buah sawit untuk dijual. Syafei yang mengetahui hal itu, langsung menghampiri Serka Imron dan terjadilah perselisihan.

"Sempat ada saksi yang melihat cekcok keduanya yaitu Pak Rohim, tapi dia lari karena takut dan meminta pertolongan ke warga sekitar. Jadi gak tau siapa yang menebas duluan, yang jelas mereka bawa golok semua karena pergi ke kebun," terang Faizal.
(sms)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2441 seconds (0.1#10.140)