Aktivitas Meningkat, Sejak Pagi Gunung Sinabung Alami 13 Kali Guguran Panas
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi mencatat kenaikan aktivitas guguran awan panas di Gunung Sinabung sejak pagi, Selasa (2/3/2021).
PVMBG mencatat mulai pukul 06:42 WIB terjadi rangkaian awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 hingga 5.000 meter ke arah tenggara timur. Guguran disertai kolom asap setinggi 4.000 hingga 5.000 meter dari tubuh aliran awan panas guguran.
"Hingga pukul 08:20 WIB terlah terjadi 13 kali kejadian awan panas guguran di Gunung Sinabung," kata Kepala PVMBG Badan Geologi Andiani.
Menurut dia, rangkaian kejadian awan panas guguran pada 2 Maret 2021 merupakan karakter erupsi Gunung Sinabung yang telah terjadi beberapa kali sejak tahun 2013.
Mekanisme kejadian awan panas guguran diakibatkan oleh adanya pembentukan kubah lava di bagian puncak, kemudian diikuti oleh adanya migrasi fluida (batuan padat, cairan, gas) ke permukaan yang mendorong kubah lava.
Migrasi fluida ini diindikasikan oleh jumlah gempa-gempa Low Frequency dan Hybrid yang tinggi. "Pengamatan visual dan kegempaan hingga 2 Maret 2021 pukul 9.00 WIB menunjukkan fluktuasi dalam pola yang masih tinggi, tetapi tidak ada indikasi peningkatan potensi ancaman bahaya," jelas dia.
Kendati begitu, ada potensi bahaya berupa erupsi eksplosif masih berpotensi terjadi, namun ancamannya hingga saat ini masih berada pada radius rekomendasi pada Level III (Siaga).
Sementara kejadian awan panas guguran, awan panas letusan dan guguran batuan (lava pijar) berpotensi terjadi, seiring dengan pertumbuhan kubah lava di bagian puncak.
Ancaman bahaya sebaran material awan panas guguran, dan guguran batuan meliputi sektor selatan, timur hingga tenggara dalam radius 4 - 5 km, sedangkan sebaran material erupsi berukuran abu bisa terbawa lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.
Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di G. Sinabung terutama akibat curah hujan yang tinggi.
PVMBG mencatat mulai pukul 06:42 WIB terjadi rangkaian awan panas guguran dengan jarak luncur 2.000 hingga 5.000 meter ke arah tenggara timur. Guguran disertai kolom asap setinggi 4.000 hingga 5.000 meter dari tubuh aliran awan panas guguran.
"Hingga pukul 08:20 WIB terlah terjadi 13 kali kejadian awan panas guguran di Gunung Sinabung," kata Kepala PVMBG Badan Geologi Andiani.
Menurut dia, rangkaian kejadian awan panas guguran pada 2 Maret 2021 merupakan karakter erupsi Gunung Sinabung yang telah terjadi beberapa kali sejak tahun 2013.
Mekanisme kejadian awan panas guguran diakibatkan oleh adanya pembentukan kubah lava di bagian puncak, kemudian diikuti oleh adanya migrasi fluida (batuan padat, cairan, gas) ke permukaan yang mendorong kubah lava.
Migrasi fluida ini diindikasikan oleh jumlah gempa-gempa Low Frequency dan Hybrid yang tinggi. "Pengamatan visual dan kegempaan hingga 2 Maret 2021 pukul 9.00 WIB menunjukkan fluktuasi dalam pola yang masih tinggi, tetapi tidak ada indikasi peningkatan potensi ancaman bahaya," jelas dia.
Kendati begitu, ada potensi bahaya berupa erupsi eksplosif masih berpotensi terjadi, namun ancamannya hingga saat ini masih berada pada radius rekomendasi pada Level III (Siaga).
Sementara kejadian awan panas guguran, awan panas letusan dan guguran batuan (lava pijar) berpotensi terjadi, seiring dengan pertumbuhan kubah lava di bagian puncak.
Ancaman bahaya sebaran material awan panas guguran, dan guguran batuan meliputi sektor selatan, timur hingga tenggara dalam radius 4 - 5 km, sedangkan sebaran material erupsi berukuran abu bisa terbawa lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.
Lahar berpotensi terjadi di lembah-lembah sungai yang berhulu di G. Sinabung terutama akibat curah hujan yang tinggi.