Keramik Berumur 1.000 Tahun yang Ditemukan di Dasar Sungai Musi Diserahkan
loading...
A
A
A
PALEMBANG - Sebanyak 74 buah keramik yang berumur 900-1.000 tahun yang diperkirakan peninggalan zaman dinasti Tang , Son, Cing dan dinasti Ming diserahkan ke Museum Balaputra Dewa, Palembang , Sumatera Selatan.
Keramik kuno berupa sendok, piring, mangkuk terbuat dari keramik atau porselen tersebut diserahkan oleh kolektor barang antik dan benda bersejarah di Palembang, Abubakar kepada Kepala Museum Chandra Amprayadi di Palembang.
Selain keramik, diserahkan juga puluhan benda terbuat dari timah ke museum Balaputra Dewa Palembang. Benda dari timah ini merupakan alat transaksi jual beli zaman Kerajaan Sriwijaya.
Abubakar menjelaskan barang koleksi yang dihibahkannya itu merupakan benda bersejarah yang ditemukan sejumlah masyarakat di dasar Sungai Musi sekitar objek wisata Benteng Kuto Besak (BKB) hingga pabrik pupuk PT Pusri.
"Koleksi benda bersejarah ini dengan kesadaran sendiri dihibahkan ke museum agar bisa dirawat dan disimpan lebih baik serta dapat dilihat banyak orang dan menjadi media pembelajaran sejarah bagi anak-anak atau pelajar," ujarnya usai serah terima, Senin (22/10/2021).
Sementara, Chandra Amprayadi mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang menghibahkan benda-benda kuno bersejarah koleksi pribadi ke Museum Balaputra Dewa.
Dia menyebut kepercayaan masyarakat untuk menyerahkan koleksi pribadinya ke museum akhir-akhir ini semakin tinggi. Terbukti koleksi museum yang bersumber dari hibah dalam tiga tahun terakhir terus bertambah.
"Jika ada masyarakat yang memiliki benda bersejarah dan pusaka yang koleksinya tersebut ingin dihibahkan ke museum agar lebih terawat dan bisa dilihat oleh banyak orang, dipersilakan menghubungi petugas Museum Balaputra Dewa di Jalan Srijaya I Nomor 28 kawasan KM 6,5 Palembang," katanya.
Museum Balaputra Dewa menyimpan koleksi mulai dari zaman prasejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda.
Koleksi museum diupayakan terus bertambah, dalam tiga tahun terakhir pihaknya telah menambah 2.000 lebih koleksi baru yang diperoleh dari hibah masyarakat dari berbagai daerah di Sumsel, bahkan dari provinsi lain.
Barang yang dihibahkan ke museum, akan dipelihara dengan baik dan dipamerkan untuk umum di ruangan khusus koleksi hibah masyarakat. "Pemilik benda sejarah dan pusaka akan selalu dikenang karena namanya ditulis bersamaan dengan keterangan benda yang dipajang di museum," katanya.
Keramik kuno berupa sendok, piring, mangkuk terbuat dari keramik atau porselen tersebut diserahkan oleh kolektor barang antik dan benda bersejarah di Palembang, Abubakar kepada Kepala Museum Chandra Amprayadi di Palembang.
Selain keramik, diserahkan juga puluhan benda terbuat dari timah ke museum Balaputra Dewa Palembang. Benda dari timah ini merupakan alat transaksi jual beli zaman Kerajaan Sriwijaya.
Abubakar menjelaskan barang koleksi yang dihibahkannya itu merupakan benda bersejarah yang ditemukan sejumlah masyarakat di dasar Sungai Musi sekitar objek wisata Benteng Kuto Besak (BKB) hingga pabrik pupuk PT Pusri.
"Koleksi benda bersejarah ini dengan kesadaran sendiri dihibahkan ke museum agar bisa dirawat dan disimpan lebih baik serta dapat dilihat banyak orang dan menjadi media pembelajaran sejarah bagi anak-anak atau pelajar," ujarnya usai serah terima, Senin (22/10/2021).
Sementara, Chandra Amprayadi mengucapkan terima kasih kepada masyarakat yang menghibahkan benda-benda kuno bersejarah koleksi pribadi ke Museum Balaputra Dewa.
Dia menyebut kepercayaan masyarakat untuk menyerahkan koleksi pribadinya ke museum akhir-akhir ini semakin tinggi. Terbukti koleksi museum yang bersumber dari hibah dalam tiga tahun terakhir terus bertambah.
"Jika ada masyarakat yang memiliki benda bersejarah dan pusaka yang koleksinya tersebut ingin dihibahkan ke museum agar lebih terawat dan bisa dilihat oleh banyak orang, dipersilakan menghubungi petugas Museum Balaputra Dewa di Jalan Srijaya I Nomor 28 kawasan KM 6,5 Palembang," katanya.
Museum Balaputra Dewa menyimpan koleksi mulai dari zaman prasejarah, zaman Kerajaan Sriwijaya, zaman Kesultanan Palembang, hingga zaman kolonialisme Belanda.
Koleksi museum diupayakan terus bertambah, dalam tiga tahun terakhir pihaknya telah menambah 2.000 lebih koleksi baru yang diperoleh dari hibah masyarakat dari berbagai daerah di Sumsel, bahkan dari provinsi lain.
Barang yang dihibahkan ke museum, akan dipelihara dengan baik dan dipamerkan untuk umum di ruangan khusus koleksi hibah masyarakat. "Pemilik benda sejarah dan pusaka akan selalu dikenang karena namanya ditulis bersamaan dengan keterangan benda yang dipajang di museum," katanya.
(shf)