Hindari Mental Block, Pendiri Startup Diimbau Jangan Hanya Fokus Cari Investor

Senin, 22 Februari 2021 - 07:04 WIB
loading...
Hindari Mental Block, Pendiri Startup Diimbau Jangan Hanya Fokus Cari Investor
Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
SURABAYA - Pelaku startup harus bisa fokus dalam menata laju bisnis sejak awal. Biasanya mereka hanya terfokus pada investasi di masa awal pendirian. Padahal, langkah itu dapat mengakibatkan mereka mengalami mental block.

Ketua Bidang Inkubator Bisnis dan Teknologi Universitas Airlangga Dr. Achsania Hendratmi menuturkan, sejarah startup di Silicon Valley banyak yang menggunakan modal sendiri terlebih dulu atau dengan meminjam dana dari pihak lain seperti keluarga dan teman.

Pada awal menjalankan bisnis para pendiri startup tersebut tidak tergantung dari hadirnya investor. Mereka fokus pada bagaimana produk mereka sesuai dengan target pasar dan diakuisi serta mendapatkan revenue.

“Barulah, start up yang sudah siap diakselerasi atau scaling up untuk menjadi lebih besar membutuhkan investor atau venture capital,” kata Achsania, Minggu (21/2/2021).

Ia melanjutkan, opini bahwa pada tahap awal pendirian start up membutuhkan investor atau pihak yang menanamkan modal dikhawatirkan membut bisnis tersebut tidak segera dimulai. Adanya anggapan yang menganggap akan sulit mendirikan dan menjalankan usaha karena tidak memiliki modal adalah opini yang tidak benar.

Jika start up memang sudah siap untuk diakselerasi dan membutuhkan dana investor, maka tim startup khususnya CEO perlu untuk belajar dari pengalaman dan belajar dari berbagai pihak yang sudah berpengalaman.

Terdapat beberapa cara bagaimana mendapatkan investor. Salah satunya menghadiri business matching, mengikuti berbagai event hackathon, persentasi pitching di depan investor atau venture capital.

Berbagi pengalaman selama mendapingi start up mahasiswa, Achsania merasa bahwa selama ini ada banyak mahasiswa yang memiliki ide bisnis kemudian mengikuti berbagai skema hibah.

Baik hibah internal maupun eksternal seperti lomba-lomba business plan. Namun hal yang disayangkan adalah, pada ujungnya mereka tidak melanjutkan usaha karena berbagai alasan.

“Jadi seakan-akan mereka adalah hibahpreneur semata. Hanya mengejar hibah pendanaan, kemudian tidak pure digunakan untuk mengembangkan bisnisnya,” lanjutnya.

Baca juga: Gudang Cat Mebel di Mojokerto Ludes Terbakar

Achsania juga merasa mental bahwa bisnis di awal harus memiliki modal dan mendapatkan investasi, karena jika tidak maka bisnis tidak bisa berjalan. Mental tersebut masih menjadi mental block yang umum di mahasiswa.

Makanya, Achsania menegaskan bahwa hal yang paling penting untuk dimiliki oleh mahasiswa dalam mendirikan start up bukanlah modal, bukan juga link bisnis, namun mental, semangat juang tinggi, pantang menyerah, selalu mencari jalan keluar, determinasi tinggi, dan sudah dari awal niat menjadi pebisnis atau pengusaha bukan karena coba-coba.

Baca juga: Berkerumun di Warung Kopi, 20 Warga Sidoarjo Terjaring Razia Jam Malam

“Jadi istilah saya dalam mengikubasi startup, ada seleksi alam. Jika dari awal memang hanya coba-coba atau ikut tren maka begitu muncul permasalahan di jalan langsung menyerah dan berhenti, memilih menjadi karyawan atau menjadi pegawai yang lebih dianggap aman atau secure,” katanya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1317 seconds (0.1#10.140)