Pemprov Jawa Timur Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,3 Persen

Senin, 08 Februari 2021 - 14:53 WIB
loading...
Pemprov Jawa Timur Targetkan Ekonomi Tumbuh 5,3 Persen
ilustrasi
A A A
SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) tahun ini memproyeksikan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3%. Target tersebut cukup tinggi dibanding realisasi pertumbuhan ekonomi Jatim 2020. Dimana selama 2020, perekonomian di provinsi berpenduduk 40,6 juta jiwa ini terkontraksi atau -2,39%.

“Kita targetkan pertumbuhan ekonomi (2021) sebesar 5,3%. Kita berharap pembatasan (kegiatan masyarakat) tidak berlangsung terus-terusan. Pembatasan ini tidak membatasi aktivitas ekonomi, hanya dikurangi kapasitasnya. Nanti akan ditemukan keseimbangannya. Yang penting menerapkan protokol kesehatan,” kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak, Senin (8/2/2021).

Baca juga: Kampung Tangguh di Jawa Timur Embrio PPKM Mikro Berbasis Partisipasi Masyarakat

Sektor-sektor potensi yang akan didorong agar pertumbuhan ekonomi adalah industri kertas, industri dan perdagangan, kimia dan ditambah investasi. Realisasi investasi di Jatim sepanjang tahun 2020 mencapai Rp78,3 triliun.

Realisasi tersebut terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp22,6 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp55,7 triliun. Capaian ini meningkat 33,8% dibanding tahun 2019. “Untuk inflasi di 2021, kami targetkan 2021 sebesar 1,5% hingga 3,5%,” tandas Emil.

Diketahui, data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat, selama 2020, inflasi Jatim mencapai 1,44%. Angka tersebut lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 2,12%. Inflasi tahun kalender ini lebih rendah dibandingkan dengan target pemerintah yang mematok inflasi sebesar 3 plus minus 1%. Penurunan ini akibat pandemi COVID-19 yang menyebabkan penurunan daya beli masyarakat.

Baca juga: Jelang Musda Partai Demokrat Jatim, Pengamat: Pemimpin Tidak Harus dari Kaum Muda

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim, Difi Ahmad Johansyah mengatakan, perekonomian Jatim sepanjang 2021 akan lebih baik dibanding 2020. Perbaikan ini ditopang dari konsumsi rumah tangga dan investasi.

Kenaikan konsumsi ini dipicu oleh pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat. “Hal ini juga didukung adanya vaksinasi. Adanya kenaikan upah minimum kota (UMK) juga mendorong daya beli masyarakat,” katanya
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.1748 seconds (0.1#10.140)