UI Kembangkan Alat Pendeteksi Pneumonia Berbasis AI
loading...
A
A
A
DEPOK - Universitas Indonesia (UI) mengembangkan alat bantu prediksi pneumonia akibat COVID-19 dengan menggunakan program berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence deep-learning).
Alat yang dinamakan DSS-CovIDNet tersebut dirancang tim mahasiswa S2 dan alumni Departemen Fisika FMIPA UI yang tergabung dalam tim riset AIRA (Artificial Intelligence for Radiological Applications).
(Baca: 13 Perguruan Tinggi di Jabar Desak Pemerintah Ubah Budaya Birokrasi Kaku-Berbelit)
Koordinator Tim AIRA, Lukmanda Evan Lubis mengatakan, DSS-CovIDNet menggunakan konsep convolutional neural network (CNN) untuk melakukan klasifikasi dari citra rontgen dada ke dalam 3 (tiga) kelompok, yakni pneumonia COVID-19, pneumonia Non-COVID-19, dan paru normal dengan akurasi mencapai 98,44%.
”DSS-CovIDNet diharapkan mampu berkontribusi menambah keyakinan diagnosis dan mengurangi beban dokter spesialis radiologi dengan tingginya workload terkait diagnosis dan pemantauan kasus COVID-19,” katanya, Jumat (15/5/2020).
(Baca: Begini Tata Cara Salat Idul Fitri di Rumah)
Wakil Rektor UI Bidang Riset dan Inovasi Abdul Haris menambahkan, tingkat akurasi yang tinggi membuat alat ini unggul. “Akses data juga kami buka dengan harapan memudahkan para peneliti untuk turut menyempurnakan program ini,” katanya.
Alat yang dinamakan DSS-CovIDNet tersebut dirancang tim mahasiswa S2 dan alumni Departemen Fisika FMIPA UI yang tergabung dalam tim riset AIRA (Artificial Intelligence for Radiological Applications).
(Baca: 13 Perguruan Tinggi di Jabar Desak Pemerintah Ubah Budaya Birokrasi Kaku-Berbelit)
Koordinator Tim AIRA, Lukmanda Evan Lubis mengatakan, DSS-CovIDNet menggunakan konsep convolutional neural network (CNN) untuk melakukan klasifikasi dari citra rontgen dada ke dalam 3 (tiga) kelompok, yakni pneumonia COVID-19, pneumonia Non-COVID-19, dan paru normal dengan akurasi mencapai 98,44%.
”DSS-CovIDNet diharapkan mampu berkontribusi menambah keyakinan diagnosis dan mengurangi beban dokter spesialis radiologi dengan tingginya workload terkait diagnosis dan pemantauan kasus COVID-19,” katanya, Jumat (15/5/2020).
(Baca: Begini Tata Cara Salat Idul Fitri di Rumah)
Wakil Rektor UI Bidang Riset dan Inovasi Abdul Haris menambahkan, tingkat akurasi yang tinggi membuat alat ini unggul. “Akses data juga kami buka dengan harapan memudahkan para peneliti untuk turut menyempurnakan program ini,” katanya.
(muh)