Virus Corona Kembali Bobol Kapal Induk Nuklir AS
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Armada kapal induk bertenaga nuklir Amerika Serikat (AS) kembali bobol menghadapi virus Corona ( COVID-19 ). Sebanyak lima awak USS Theodore Roosevelt dievakuasi setelah positif terinfeksi virus mematikan tersebut.
Lima pelaut yang dievakuasi itu menjadi indikasi bahwa gelombang kedua wabah COVID-19 telah menyerang USS Theodore Roosevelt. Gelombang pertama terjadi enam minggu lalu, di mana ratusan pelaut Amerika terinfeksi dan membuat kapal berlabuh lama di Guam.
Mengutip The New York Times, Jumat (15/5/2020), kelima pelaut yang dievakuasi kini menghabiskan waktu dua minggu di fasilitas karantina di Guam. Uniknya, kelima awak itu terinfeksi tanpa menunjukkan gejala.
(Baca: Kapal Induk Nuklir AS Diserbu Corona, 3.000 Pelaut Dievakuasi ke Guam)
Mereka awalnya sudah dua kali dites dan hasilnya negatif sehingga diizinkan naik kapal. Namun pada tes ulang ketiga, kelimanya positif COVID-19 .
Angkatan Laut AS menolak berkomentar tentang kasus-kasus baru COVID-19 di kapal induk yang memiliki hampir 5.000 awak tersebut.
Lebih dari seperlima dari total awak kapal dinyatakan positif, termasuk sang kapten. Mereka ditempatkan di fasilitas karantina karena kapal harus menjalani pembersihan menyeluruh.
(Baca: Ramadhan dan Lebaran, Bank Indonesia Jabar Siapkan Rp21 Triliun)
Kasus-kasus positif baru menggarisbawahi tantangan tes dan kegigihan virus, yang telah menyebabkan ribuan tentara AS terinfeksi, termasuk 27 di antaranya meninggal.
USS Theodore Roosevelt berlayar ke Guam pada akhir Maret dan dipaksa untuk tinggal sampai April ketika Pentagon menghadapi ujian nyata pertamanya dari pandemi COVID-19 .
Terjungkalnya salah satu aset utama Angkatan Laut Amerika di Pasifik itu menimbulkan pertanyaan tentang ancaman penyebaran virus corona global pada kesiapan militer AS.
(Baca: Alat Tes Corona Buatan Unpad-ITB, Akurasi Lebih Tinggi dan Lebih Murah)
Wabah virus corona baru di kapal induk tersebut menyebabkan kekacauan di tingkat atas Angkatan Laut, di mana kapten kapal telah dipecat setelah membiarkan laporannya tentang wabah itu dipublikasikan media. Sekretaris Angkatan Laut yang memecatnya kemudian mengundurkan diri karena salah menangani kasus.
Seorang pejabat Pentagon mengklaim kapal itu sekarang jauh lebih tidak rentan terhadap wabah baru dan besar karena tes lanjutan, sterilisasi rutin, penggunaan masker dan pengelompokan kru.
Sekitar 2.900 pelaut telah kembali naik kapal dan semua memakai masker dan menjaga jarak sosial ketika mereka bisa."Ini lingkungan yang sangat berbeda dari ketika wabah (pertama) terjadi," kata pejabat itu yang berbicara dalam kondisi anonim.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
Lima pelaut yang dievakuasi itu menjadi indikasi bahwa gelombang kedua wabah COVID-19 telah menyerang USS Theodore Roosevelt. Gelombang pertama terjadi enam minggu lalu, di mana ratusan pelaut Amerika terinfeksi dan membuat kapal berlabuh lama di Guam.
Mengutip The New York Times, Jumat (15/5/2020), kelima pelaut yang dievakuasi kini menghabiskan waktu dua minggu di fasilitas karantina di Guam. Uniknya, kelima awak itu terinfeksi tanpa menunjukkan gejala.
(Baca: Kapal Induk Nuklir AS Diserbu Corona, 3.000 Pelaut Dievakuasi ke Guam)
Mereka awalnya sudah dua kali dites dan hasilnya negatif sehingga diizinkan naik kapal. Namun pada tes ulang ketiga, kelimanya positif COVID-19 .
Angkatan Laut AS menolak berkomentar tentang kasus-kasus baru COVID-19 di kapal induk yang memiliki hampir 5.000 awak tersebut.
Lebih dari seperlima dari total awak kapal dinyatakan positif, termasuk sang kapten. Mereka ditempatkan di fasilitas karantina karena kapal harus menjalani pembersihan menyeluruh.
(Baca: Ramadhan dan Lebaran, Bank Indonesia Jabar Siapkan Rp21 Triliun)
Kasus-kasus positif baru menggarisbawahi tantangan tes dan kegigihan virus, yang telah menyebabkan ribuan tentara AS terinfeksi, termasuk 27 di antaranya meninggal.
USS Theodore Roosevelt berlayar ke Guam pada akhir Maret dan dipaksa untuk tinggal sampai April ketika Pentagon menghadapi ujian nyata pertamanya dari pandemi COVID-19 .
Terjungkalnya salah satu aset utama Angkatan Laut Amerika di Pasifik itu menimbulkan pertanyaan tentang ancaman penyebaran virus corona global pada kesiapan militer AS.
(Baca: Alat Tes Corona Buatan Unpad-ITB, Akurasi Lebih Tinggi dan Lebih Murah)
Wabah virus corona baru di kapal induk tersebut menyebabkan kekacauan di tingkat atas Angkatan Laut, di mana kapten kapal telah dipecat setelah membiarkan laporannya tentang wabah itu dipublikasikan media. Sekretaris Angkatan Laut yang memecatnya kemudian mengundurkan diri karena salah menangani kasus.
Seorang pejabat Pentagon mengklaim kapal itu sekarang jauh lebih tidak rentan terhadap wabah baru dan besar karena tes lanjutan, sterilisasi rutin, penggunaan masker dan pengelompokan kru.
Sekitar 2.900 pelaut telah kembali naik kapal dan semua memakai masker dan menjaga jarak sosial ketika mereka bisa."Ini lingkungan yang sangat berbeda dari ketika wabah (pertama) terjadi," kata pejabat itu yang berbicara dalam kondisi anonim.
Lihat Juga: Cara Mohammed bin Salman Ubah Tatanan Dunia: Jinakkan AS Pakai Minyak, Berdamai dengan Iran
(muh)