Harga Telur Tingkat Pengecer di Semarang Tembus Rp27.000 Perkilogram

Selasa, 22 Desember 2020 - 17:13 WIB
loading...
Harga Telur Tingkat...
Ilustrasi pedagang telur saat melayani pembeli. Foto/Ist
A A A
SEMARANG - Menjelang Natal, harga telur ayam di wilayah Kabupaten Semarang meroket. Saat ini, harga telur ditingkat pengecer menembus Rp27.000 perkilogram (kg).

Sedangkan harga telur di pasar tradisional berkisar Rp26.000 per-kg. Kenaikkan harga telur ini terjadi sejak beberapa hari belakangan.

Seperti di Pasar Kembangsari, Kecamatan Tengaran, harga telur naik Rp2.000 dari harga sebelumnya Rp24.000 atau menjadi Rp26.000 per kilogram.

Seorang pedagang, Karti (54) menuturkan, kenaikkan harga telur ayam ras ini terjadi sejak pekan lalu.

“Harga dari distributor sudah naik. Tentunya pengcer juga menaikkan harga agar tidak rugi. Kalau saya menjual dengan harga Rp26.000 agar tidak kalah bersaing dengan pedagang lainnya," tuturnya, Selasa (22/12/2020).

Dia mengatakan, kenaikkan harga telur yang cukup signifikan ini, membuat pedagang kebingungan. Sebab persaingan harga di pasaran menjadi semakin ketat karena setiap pedagang harus bisa menjual cepat agar tidak rugi.

“Telur tidak bisa bertahan lama. Kalau lama tidak terjual banyak yang busuk dan tidak bisa dijual. Kalau itu sampai terjadi, rugi jadinya. Maka dari itu, setiap pedagang hanya mencari keuntungan sedikit agar telur bisa cepat terjual. Saya sendiri hanya mengambil untung Rp1.000 perkilogram," ujarnya.

Pedagang lain, Darmi (57) mengatakan, kenaikkan harga telur saat ini cukup tinggi sehingga pedagang kesulitan mencari untung akibat ketatnya persaingan di pasar.

"Bisa dapat untung Rp1.000 per kilogram sudah bagus. Sebab banyak pedagang yang hanya mengambil untung sedikit. Kalau dijual lebih tinggi dari pedagang lain, saya khawatir tidak laku. Sebab terpaut Rp500 per-kg saja, banyak pembeli yang beralih ke pedagang lain," ucapnya.

(Baca juga: Sakit Hati Tak Boleh Pinjam Uang, Janda Seksi Sikat Uang Perusahaan Rp8,9 M)

Sementara itu, harga telur di warung kelontong mencapai Rp27.000. "Saya jual Rp27.000 per kg. Sebab harga kulakan sudah tinggi dan saya hanya mampu kulakan dalam partai kecil, sehingga harga saya naikkan agar bisa mengikuti fluktuasi harga," ujarnya.

(Baca juga: Polres Pekalongan Imbau Kafe dan Tempat Hiburan Patuhi Protokol Kesehatan)

Dia berharap, harga telur bisa cepat normal kembali. Sebab kenaikkan harga telur membuat pedagang harus giat memantau perkembangan harga di pasaran agar tidak kalah bersaing. "Setiap hari saya harus memantau perkembangan harga telur agar tidak salah harga," pungkasnya.
(boy)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4478 seconds (0.1#10.140)