Kopi Tirto, Secangkir Kopi Merawat Bumi
loading...
A
A
A
TANGGAMUS - Danone-AQUA bersama Yayasan Nirudaya, sebuah organisasi nirlaba mengembangkan Kopi Tirto yang dibudidayakan dengan kaidah konservasi di berbagai daerah tangkapan air (catchment area) dengan ketinggian 400-1400 Dpl.
Budidaya Kopi Tirto telah melibatkan lebih dari 120 petani dampingan yang tersebar di wilayah Jempanang Badung (Bali), Wonosobo (Jawa Tengah), Pandaan (Jawa Timur) dan Tanggamus (Lampung). (Baca juga: 8 Manfaat Kopi untuk Kecantikan Kulit, Salah Satunya Hilangkan Selulit )
Saat ini, produk Kopi Tirto sudah tersedia di pasaran untuk dinikmati para penikmat kopi tanah air. Keunikan Kopi Tirto adalah dari sisi budidayanya, dimana dilakukan dengan sistem agroforestri ramah lingkungan yang dilengkapi dengan pembuatan rorak. (Baca juga: Danone Aqua Terapkan Inovasi Tenaga Surya untuk Lingkungan )
Sistem ini mampu membantu mengurangi air hujan langsung mengalir ke permukaan yang lebih rendah dan mengoptimalkan peresapan air hujan ke dalam tanah sehingga turut berkontribusi terhadap konservasi air.
Para petani menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan sistem ini. Oleh karena itu, mereka diberikan pelatihan-pelatihan tentang budidaya kopi dan penanganan paska panen agar dapat menghasilkan biji kopi dengan kualitas prima.
Dari sisi pelatihan budidaya, Danone-AQUA bekerja sama dengan berbagai mitra lainnya untuk melakukan pendampingan kepada para petani agar mereka dapat membudidayakan kopi sesuai dengan kaidah konservasi.
Sedangkan Nirudaya menjadi mitra Danone-AQUA guna memastikan pemasaran dari hasil panen kopi yang dihasilkan, sekaligus memberikan pendampingan kepada para petani tentang pengolahan yang baik paska panen. Selain itu, Nirudaya pun mengadakan pelatihan pengolahan biji kopi untuk menghasilkan minuman kopi yang digemari oleh konsumen.
“Dalam industri kopi yang semakin berkembang, terdapat hal-hal yang juga perlu diingat dan harus berjalan beriringan dengan kemajuan industri tersebut. Pertama, adalah memberdayakan dan menciptakan kesempatan dari sisi ekonomi untuk para petani, memperkuat keamanan pangan, dan juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan,” jelas Ketua Dewan Pengurus Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI) Irvan Helmi, dalam diskusi yang dilakukan secara virtual pada Jumat 18 Desember 2020.
Semangat Kopi Tirto diharapkan dapat sejalan dengan para penggiat Organisasi Kopi Internasional Milan yang menjadikan tanggal 1 Oktober 2015 sebagai Hari Kopi Internasional. Pada momen tersebut dikampanyekan tentang perdagangan kopi yang adil serta kesejahteraan para petani kopi.
Terkait inisiatif ini, Agriculture and Economic Development Manager Danone Indonesia Budi Rahardjo mengungkapkan, kopi sebagai bagian dari tradisi masyarakat Indonesia perlu diperhatikan, mulai dari lingkungan tumbuhnya hingga kesejahteraan petaninya.
“Selain untuk memberikan kesejahteraan kepada petani, tujuan yang tidak kalah pentingnya dari inisiatif Danone-AQUA bersama Nirudaya ini adalah untuk bersama menjaga kualitas dan kuantitas air serta keberlanjutan lingkungan," kata dia.
Untuk itu, kata Budi, dibutuhkan pemahaman dari para mitra petani melalui berbagai pembekalan untuk dapat menerapkan sistem pertanian kopi yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi Danone “One Planet. One Health” dimana kami percaya bahwa kesehatan dan keberlanjutan lingkungan adalah hal yang saling berhubungan.
Executive Director Yayasan Nirudaya, Martin Kreshna, berharap kemitraan dengan Danone-AQUA mendorong terwujudnya perdagangan kopi yang adil bagi petani dan lingkungan.
“Kami menyambut baik inisiatif Danone-AQUA dalam melakukan pendampingan budidaya Kopi Tirto di berbagai area tangkapan air. Di sisi lain, kami berupaya untuk memasarkan kopi ini agar pendapatan petani meningkat,” kata Martin.
Dia menjelaskan, Nirudaya mengajak partisipasi masyarakat dengan melibatkan anak muda desa untuk mau terjun ke usaha kopi. “Salah satunya adalah dengan melakukan pelatihan tentang standarisasi kualitas kopi dan roasting, dan pemasaran kopi. Harapan dari pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan nilai tambah kopi konservasi dan adanya regenerasi profesi petani kopi. Peserta dari pelatihan itu hampir semuanya adalah anak muda di Desa Mlandi, Wonosobo,” jelas dia.
Kolaborasi Danone-AQUA dengan Nirudaya ini merupakan wujud dari aspirasi para petani mengenai ketersediaan pasar untuk hasil panen mereka. “Kesimpulan yang didapatkan dari penelusuran itu adalah konservasi akan dilakukan ketika kebutuhan ekonomi tercukupi dan sebaliknya, ekonomi tanpa konservasi juga akan sia-sia karena tidak ada keberlanjutan. Kami yakin kopi konservasi seperti Kopi Tirto akan diminati pasar ditengah semakin tingginya perhatian konsumen terhadap lingkungan,” jelas Martin.
Petani kopi Tirto yang turut hadir dalam kesempatan itu, I Ketut Kartika Yasa, juga mengungkapkan manfaat yang telah dirasakan sejak mendapatkan pelatihan tentang budidaya kopi konservasi.
“Sejak mengikuti program ini tahun 2019, petani kopi di Badung (Bali) mulai merasakan manfaat dari segi peningkatan penghasilan. Kami juga tidak khawatir lagi dengan kekeringan karena tanaman kopi itu juga mampu menyerap atau menampung debit-debit air hujan. Karena air yang diserap nanti akan mengalir ke sungai-sungai,” jelas Yasa.
Yasa juga berharap agar kopi yang dibudidaya melalui program kopi konservasi ini bisa mendapatkan kualitas kopi yang terbaik. “Selama program ini berjalan kami selalu berusaha untuk berkembang. Dengan pendampingan dari Danone-AQUA kami berharap bisa menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik dan diminati oleh para penikmat kopi tanah air,” kata dia.
Budidaya Kopi Tirto telah melibatkan lebih dari 120 petani dampingan yang tersebar di wilayah Jempanang Badung (Bali), Wonosobo (Jawa Tengah), Pandaan (Jawa Timur) dan Tanggamus (Lampung). (Baca juga: 8 Manfaat Kopi untuk Kecantikan Kulit, Salah Satunya Hilangkan Selulit )
Saat ini, produk Kopi Tirto sudah tersedia di pasaran untuk dinikmati para penikmat kopi tanah air. Keunikan Kopi Tirto adalah dari sisi budidayanya, dimana dilakukan dengan sistem agroforestri ramah lingkungan yang dilengkapi dengan pembuatan rorak. (Baca juga: Danone Aqua Terapkan Inovasi Tenaga Surya untuk Lingkungan )
Sistem ini mampu membantu mengurangi air hujan langsung mengalir ke permukaan yang lebih rendah dan mengoptimalkan peresapan air hujan ke dalam tanah sehingga turut berkontribusi terhadap konservasi air.
Para petani menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan sistem ini. Oleh karena itu, mereka diberikan pelatihan-pelatihan tentang budidaya kopi dan penanganan paska panen agar dapat menghasilkan biji kopi dengan kualitas prima.
Dari sisi pelatihan budidaya, Danone-AQUA bekerja sama dengan berbagai mitra lainnya untuk melakukan pendampingan kepada para petani agar mereka dapat membudidayakan kopi sesuai dengan kaidah konservasi.
Sedangkan Nirudaya menjadi mitra Danone-AQUA guna memastikan pemasaran dari hasil panen kopi yang dihasilkan, sekaligus memberikan pendampingan kepada para petani tentang pengolahan yang baik paska panen. Selain itu, Nirudaya pun mengadakan pelatihan pengolahan biji kopi untuk menghasilkan minuman kopi yang digemari oleh konsumen.
“Dalam industri kopi yang semakin berkembang, terdapat hal-hal yang juga perlu diingat dan harus berjalan beriringan dengan kemajuan industri tersebut. Pertama, adalah memberdayakan dan menciptakan kesempatan dari sisi ekonomi untuk para petani, memperkuat keamanan pangan, dan juga memperhatikan keberlanjutan lingkungan,” jelas Ketua Dewan Pengurus Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI) Irvan Helmi, dalam diskusi yang dilakukan secara virtual pada Jumat 18 Desember 2020.
Semangat Kopi Tirto diharapkan dapat sejalan dengan para penggiat Organisasi Kopi Internasional Milan yang menjadikan tanggal 1 Oktober 2015 sebagai Hari Kopi Internasional. Pada momen tersebut dikampanyekan tentang perdagangan kopi yang adil serta kesejahteraan para petani kopi.
Terkait inisiatif ini, Agriculture and Economic Development Manager Danone Indonesia Budi Rahardjo mengungkapkan, kopi sebagai bagian dari tradisi masyarakat Indonesia perlu diperhatikan, mulai dari lingkungan tumbuhnya hingga kesejahteraan petaninya.
“Selain untuk memberikan kesejahteraan kepada petani, tujuan yang tidak kalah pentingnya dari inisiatif Danone-AQUA bersama Nirudaya ini adalah untuk bersama menjaga kualitas dan kuantitas air serta keberlanjutan lingkungan," kata dia.
Untuk itu, kata Budi, dibutuhkan pemahaman dari para mitra petani melalui berbagai pembekalan untuk dapat menerapkan sistem pertanian kopi yang ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan visi Danone “One Planet. One Health” dimana kami percaya bahwa kesehatan dan keberlanjutan lingkungan adalah hal yang saling berhubungan.
Executive Director Yayasan Nirudaya, Martin Kreshna, berharap kemitraan dengan Danone-AQUA mendorong terwujudnya perdagangan kopi yang adil bagi petani dan lingkungan.
“Kami menyambut baik inisiatif Danone-AQUA dalam melakukan pendampingan budidaya Kopi Tirto di berbagai area tangkapan air. Di sisi lain, kami berupaya untuk memasarkan kopi ini agar pendapatan petani meningkat,” kata Martin.
Dia menjelaskan, Nirudaya mengajak partisipasi masyarakat dengan melibatkan anak muda desa untuk mau terjun ke usaha kopi. “Salah satunya adalah dengan melakukan pelatihan tentang standarisasi kualitas kopi dan roasting, dan pemasaran kopi. Harapan dari pelatihan tersebut adalah untuk meningkatkan nilai tambah kopi konservasi dan adanya regenerasi profesi petani kopi. Peserta dari pelatihan itu hampir semuanya adalah anak muda di Desa Mlandi, Wonosobo,” jelas dia.
Kolaborasi Danone-AQUA dengan Nirudaya ini merupakan wujud dari aspirasi para petani mengenai ketersediaan pasar untuk hasil panen mereka. “Kesimpulan yang didapatkan dari penelusuran itu adalah konservasi akan dilakukan ketika kebutuhan ekonomi tercukupi dan sebaliknya, ekonomi tanpa konservasi juga akan sia-sia karena tidak ada keberlanjutan. Kami yakin kopi konservasi seperti Kopi Tirto akan diminati pasar ditengah semakin tingginya perhatian konsumen terhadap lingkungan,” jelas Martin.
Petani kopi Tirto yang turut hadir dalam kesempatan itu, I Ketut Kartika Yasa, juga mengungkapkan manfaat yang telah dirasakan sejak mendapatkan pelatihan tentang budidaya kopi konservasi.
“Sejak mengikuti program ini tahun 2019, petani kopi di Badung (Bali) mulai merasakan manfaat dari segi peningkatan penghasilan. Kami juga tidak khawatir lagi dengan kekeringan karena tanaman kopi itu juga mampu menyerap atau menampung debit-debit air hujan. Karena air yang diserap nanti akan mengalir ke sungai-sungai,” jelas Yasa.
Yasa juga berharap agar kopi yang dibudidaya melalui program kopi konservasi ini bisa mendapatkan kualitas kopi yang terbaik. “Selama program ini berjalan kami selalu berusaha untuk berkembang. Dengan pendampingan dari Danone-AQUA kami berharap bisa menghasilkan kopi dengan kualitas yang baik dan diminati oleh para penikmat kopi tanah air,” kata dia.
(nth)