Hari Perkebunan Nasional, Arum Sabil Minta Pemerintah Lirik Bio Energi Perkebunan
loading...
A
A
A
SURABAYA - Ketua Dewan Pembina Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Arum Sabil mengingatkan kembali potensi ancaman krisis energi dan pangan 30 tahun mendatang. Pernyataan ini disampaikan bertepatan dengan Hari Perkebunan Nasional 10 Desember 2020.
Pada tahun 2050, diperkirakan jumlah populasi penduduk bumi menembus 10 miliar. Tahun ini saja jumlah manusia berada di angka sekitar 7 miliar jiwa.
Sementara luas permukaan bumi kurang lebih sekitar 510.072.000 kilo meter (km) persegi. Dengan luas daratan sekitar 148.940.000 kmpersegi atau setara 29,2% dari total luas permukaan bumi. Sedangkan luas perairan sekitar 361.132.000 km persegi atau sekitar 70,8% dari total luas permukaan bumi.
(Baca juga: Bertepatan Hari Perkebunan Nasional, Jateng Ekspor 30 Ton Porang ke Vietnam )
Menurut Arum Sabil, jika populasi umat manusia ini terus tumbuh dan berkembang, sementara luas daratan yang ada hanya 30% dari total luas permukaan bumi, maka yang muncul adalah persoalan pangan dan energi. "Tentu ini akan menjadi persoalan serius di masa yang akan datang," kata, Jumat (10/12/2020).
Oleh karena itu, tegas pria yang akrab disapa Abah Arum ini, tidak ada cara lain. Lahan yang ada saat ini harus benar-benar dimaksimalkan. Manusia tidak bisa terus mengandalkan kebutuhan energi untuk tenaga listrik maupun bahan bakar dari cadangan minyak bumi. Solusinya adalah energi terbarukan.
"Mulai saat ini tidak ada waktu lagi. Maka menyiapkan diri menggunakan energi terbarukan. Yaitu energi terbarukan yang kita hasilkan dari hasil pertanian dan perkebunan," imbuhnya.
(Baca juga: Belum Genap Dua Tahun Pimpin Jatim, Khofifah Sabet 83 Penghargaan )
Energi terbarukan tersebut antara lain seperti biodiesel dan bioethanol yang bersumber dari hasil perkebunan seperti kelapa sawit maupun pohon kelapa yang tumbuh di sekitar masyarakat. "Itu bisa dikembangkan menjadi bio diesel. Itu semua adalah komoditi perkebunan. Brazil misalnya, mampu memanfaatkan perkebunan tebu sebagai penghasil bioethanol," terang Arum Sabil.
Menurutnya, penggunaan bioethanol di Brazil merupakan kebijakan pemerintah. Di mana penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari bioethanol sudah mencapai 95%. "Dan itu landasannya karena memang kebijakan pemerintah mengharuskan menggunakan bioethanol yang dampak manfaatnya adalah ramah lingkungan," ucapnya.
Oleh karena itu, pada Hari Perkebunan Indonesia, Arum Sabil mengajak lintas sektor bersama-sama meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan.
Selain itu, pelaku pertanian dan perkebunan terus berinovasi melakukan sinergi dengan pihak-pihak terkait. "Agar hasil pertanian dan perkebunan memberikan masa depan terhadap persoalan dunia yaitu persoalan energi dan pangan di masa yang akan datang," pungkas Arum Sabil.
Pada tahun 2050, diperkirakan jumlah populasi penduduk bumi menembus 10 miliar. Tahun ini saja jumlah manusia berada di angka sekitar 7 miliar jiwa.
Sementara luas permukaan bumi kurang lebih sekitar 510.072.000 kilo meter (km) persegi. Dengan luas daratan sekitar 148.940.000 kmpersegi atau setara 29,2% dari total luas permukaan bumi. Sedangkan luas perairan sekitar 361.132.000 km persegi atau sekitar 70,8% dari total luas permukaan bumi.
(Baca juga: Bertepatan Hari Perkebunan Nasional, Jateng Ekspor 30 Ton Porang ke Vietnam )
Menurut Arum Sabil, jika populasi umat manusia ini terus tumbuh dan berkembang, sementara luas daratan yang ada hanya 30% dari total luas permukaan bumi, maka yang muncul adalah persoalan pangan dan energi. "Tentu ini akan menjadi persoalan serius di masa yang akan datang," kata, Jumat (10/12/2020).
Oleh karena itu, tegas pria yang akrab disapa Abah Arum ini, tidak ada cara lain. Lahan yang ada saat ini harus benar-benar dimaksimalkan. Manusia tidak bisa terus mengandalkan kebutuhan energi untuk tenaga listrik maupun bahan bakar dari cadangan minyak bumi. Solusinya adalah energi terbarukan.
"Mulai saat ini tidak ada waktu lagi. Maka menyiapkan diri menggunakan energi terbarukan. Yaitu energi terbarukan yang kita hasilkan dari hasil pertanian dan perkebunan," imbuhnya.
(Baca juga: Belum Genap Dua Tahun Pimpin Jatim, Khofifah Sabet 83 Penghargaan )
Energi terbarukan tersebut antara lain seperti biodiesel dan bioethanol yang bersumber dari hasil perkebunan seperti kelapa sawit maupun pohon kelapa yang tumbuh di sekitar masyarakat. "Itu bisa dikembangkan menjadi bio diesel. Itu semua adalah komoditi perkebunan. Brazil misalnya, mampu memanfaatkan perkebunan tebu sebagai penghasil bioethanol," terang Arum Sabil.
Menurutnya, penggunaan bioethanol di Brazil merupakan kebijakan pemerintah. Di mana penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari bioethanol sudah mencapai 95%. "Dan itu landasannya karena memang kebijakan pemerintah mengharuskan menggunakan bioethanol yang dampak manfaatnya adalah ramah lingkungan," ucapnya.
Oleh karena itu, pada Hari Perkebunan Indonesia, Arum Sabil mengajak lintas sektor bersama-sama meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan.
Selain itu, pelaku pertanian dan perkebunan terus berinovasi melakukan sinergi dengan pihak-pihak terkait. "Agar hasil pertanian dan perkebunan memberikan masa depan terhadap persoalan dunia yaitu persoalan energi dan pangan di masa yang akan datang," pungkas Arum Sabil.
(msd)