2021, Jawa Barat Siap Laksanakan Vaksin Pneumonia Gratis

Minggu, 06 Desember 2020 - 17:20 WIB
loading...
2021, Jawa Barat Siap Laksanakan Vaksin Pneumonia Gratis
Ilustrasi/SINDOnews/Dok
A A A
DEPOK - Kepala Dinas Kesehatan Jabar Berli Hamdani menyatakan, Jawa Barat siap melaksanakan program imunisasi pneumococcal conjugate vaccine (PCV) bersama tiga provinsi pada Januari 2021.

Fokus introduction vaksin PCV untuk mencegah penyakit pneumonia pada balita sudah dipersiapkan sejak tahun 2019, bersama Provinsi Jawa Timur, Bangka Belitung dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Dikatakan dia, imunisasi PCV menjadi penting dilaksanakan di Jawa Barat mengingat angka kasus yang mencapai lebih dari 140 ribu kasus hingga saat ini.

Pneumonia bisa menimbulkan gejala yang ringan hingga berat. Beberapa gejala yang umumnya dialami penderita pneumonia adalah batuk berdahak, demam, dan sesak napas. Pneumonia juga dikenal dengan istilah paru-paru basah yang bisa menyebabkan kematian.

"Jabar insyaa Allah siap. Kami optimistis program vaksinasi ini bakal bisa menekan jumlah penderita di Jawa Barat," katanya, Minggu (6/12/2020).

Menurutnya, kasus pneumonia di Jabar paling banyak terjadi pada anak balita yang berusia kurang dari 5 tahun. Jumlah kasusnya, mencapai 114.753 kasus.

Sementara kasus pada pasien usia lebih dari 5 tahun, tercatat ada 28.730 kasus. Pneumonia menjadi salah satu penyakit yang harus dihindarkan terjadi di tengah pandemi COVID-19 karena meningkatkan resiko kesehatan masyarakat.

Sejauh ini, Dinkes Jabar sudah melakukan berbagai langkah menekan angka kasus, diantaranya dengan deteksi dini kasus pneumonia di Puskesmas dan kini dengan vaksin PCV secara gratis dari pemerintah.

Vaksin pneumonia selama ini hanya bisa diakses warga secara terbatas karena mahal rata-rata mencapai Rp750 ribu sekali dosis. Balita biasanya diberikan dua kali vaksin PCV hingga usia 5 tahun.

Selain mahal, vaksin pneumonia belum dianggap kebutuhan vaksin dasar yang menjadi prioritas program imunisasi nasional seperti Hepatitis B, BCG, Polio, DPT dan campak. "Ini gratis disediakan sehingga bisa lebih efektif memberikan perlindungan sampai 100 persen dari kemungkinan balita terinfeksi pneumonia," tambah Berli.

Untuk tahap awal, sasaran program imunisasi PCV akan fokus pada bayi berusia 2 sampai 23 bulan atau di bawah 2 tahun (batuta).

Persiapan program vaksin PCV sudah dilakukan dengan sosialisasi kepada lebih dari 5.000 tenaga vaksinator di 1.084 Puskesmas se-Jawa Barat.

Masing-masing Puskesmas sudah mengajukan micro-planning pelaksanaan imunisasi PCV yang kemudian disampaikan secara berjenjang sampai ke Kemenkes untuk mengantisipasi dan tata kelola logistik serta program pendukung lainnya.

Terkait pemahaman masyarakat terhadap pneumonia, menurut Berli, upaya Promosi Kesehatan kepada masyarakat tentang pneumonia juga terus menerus disosialisasikan secara berjenjang dari Kemenkes sampai petugas dan kader di lapangan.

Selain dilakukan melalui semua kanal media dan influencer terpilih. Berli menilai, sebagian masyarakat sudah cukup memahami tapi sebagian lagi masih memahami sebatas pneumonia itu hanyalah penyakit sesak nafas.

“Masyarakat sering menyalahartikan dengan tuberkulosa bahkan asma. Padahal kan berbeda penanganannya dan pencegahannya. Makanya kami harus terus edukasi," katanya.

Dikatakan Berli, pelaksanaan imunisasi PCV akan digelar di semua 27 Kab/Kota. Karena, kasus pneumonia ada disemua Kota/Kab Jabar.

Program ini, dimasukan dalam program imunisasi dasar rutin di Puskesmas. “PCV bukan vaksin produksi baru seperti halnya vaksin Covid 19. Insya Allah aman," katanya.

Terkait efek samping pemberian vaksin PCV, kata dia, hampir sama dengan imunisasi rutin lainnya. Gejalanya biasa ada sedikit demam sebagai efek reaksi vaksin di tubuh penerima. "Biasanya cukup dikasih penurun demam sudah sembuh," katanya.

Terkait protokol COVID-19 dalam pemberian vaksin nanti, Berli meminta masyarakat tak perlu khawatir karena dipastikan menggunakan protokol kesehatan.

"Pelaksanaan imunisasinya aman nggak pakai kerumunan. Kan sejak pandemi, pelaksanaan program rutin fasyankes Jabar termasuk Puskesmas sudah dengan protokol kesehatan yang ketat. Semua disesuaikan dengan sasaran dan tujuan pelaksanaan program, termasuk imunisasi," paparnya.

Dokter spesialis anak di Kota Depok, dr. Farabi El Fouz, M.Kes.Sp.A, menyambut baik adanya program vaksin pneumonia (PCV) gratis dari pemerintah yang ditargetkan hadir di empat provinsi, termasuk Jawa Barat.

(Baca juga: Jelang Pencoblosan, KPU Karawang Awasi Ketat Pelaksanaan Protokol Kesehatan di TPS)

Namun, dia meminta pemerintah mempergencar sosialisasi karena sampai saat ini sosialisasi baru diketahui lebih banyak oleh kalangan tenaga kesehatan, belum meluas pada masyarakat terutama orang tua yang memiliki balita.

“Banyak orang tua belum paham urgensi dari vaksin PCV, apalagi sekarang tertutup lagi dengan gencarnya pemberitaan akan adanya vaksin COVID-19. Seharusnya para orang tua diberi pemahaman lebih banyak untuk mengetahui apa kebaikan dari vaksin PCV agar tidak terjadi penolakan. Misalnya, jangan divaksin lah malah takut COVID-19,” kata Farabi.

(Baca juga: BMKG Deteksi Siklon Kode 96S, Masyarakat Diimbau Waspada Cuaca Ekstrem Sepekan Kedepan)

Farabi meyakinkan vaksin PCV yang gratis diberikan mulai Januari 2021 sangat penting untuk kondisi pandemi saat ini.

“Pentingnya sama dengan COVID-19 karena sama-sama bisa menyebabkan kematian. Jika tidak dilakukan akan berbahaya bagi anak,” tuturnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1841 seconds (0.1#10.140)