Pemerintah Aceh Canangkan Gerakan Masker Anak Sekolah
loading...
A
A
A
BANDA ACEH - Gebrak Masker Aceh (GEMA) dan Gerakan Tenaga Kesehatan Cegah Covid-19 (GENCAR) dinilai sukses, kali ini Pemerintah Aceh mencanangkan Gerakan Masker Anak Sekolah atau GEMAS.
Sekretaris Daerah Aceh, dr. Taqwallah, menyebutkan launching GEMAS direncanakan dilakukan serentak pada 9 Desember 2020. Teknis pelaksanaannya, tepat pada pukul 10 pagi, para wali kelas memakaikan masker secara serentak kepada seluruh murid atau siswa di seluruh Aceh.
"Ujung tombak di sini adalah kepala sekolah dan tokoh sukses GEMAS ini adalah wali kelas," kata Taqwallah saat memberikan penjelasan terkait GEMAS dalam video conference bersama para Bupati dan Wali Kota, Sekda, Satgas Covid-19 se Aceh, serta perwakilan kepala sekolah dari seluruh Aceh, Rabu, (18/11/2020).
Berdasarkan data sementara, tercatat ada 861.609 siswa semua jenjang pada 5.516 sekolah di seluruh Aceh. Taqwallah mengatakan nantinya masker kepada seluruh kabupaten dan kota akan didistribusikan oleh pemerintah Aceh dengan pola distribusi soal ujian.
Sekda Taqwallah berterimakasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah memberikan bantuan masker kepada pemerintah Aceh. Sampai hari ini, BNPB telah membantu masker dalam tiga tahap. Pada tahap pertama ada sejuta masker yang diberikan, ditambah 200 ribu masker pada tahap dua.
"Alhamdulillah kita kembali dapat bantuan 800 ribu masker pada tahap ketiga, ini nanti akan kita distribusikan pada gerakan GEMAS. Kita masih butuh 100 ribu masker lagi," kata Taqwallah.
Taqwallah menekankan, tidak ada biaya khusus untuk menjalankan gerakan GEMAS ini. Karena itu, Sekda meminta dukungan penuh seluruh pemangku kepentingan, khususnya kepala sekolah dan guru di seluruh Aceh. "Saya yakin kepala sekolah dan guru adalah orang terbaik untuk menjaga siswa. Saya juga yakin dan percaya semua kita akan mendukung suksesnya kegiatan ini."
Pemerintah Aceh kata Taqwallah sedang menyiapkan langkah untuk membuat video conference berisi sosialisasi kepada seluruh kepala sekolah dan guru di seluruh Aceh. Sembari menunggu waktu itu, pemerintah bakal menyusun panduan GEMAS dan menyiapkan legalitas. Pemerintah Aceh nantinya juga akan mengantarkan langsung masker ke kabupaten dan kota untuk kemudian dijemput oleh kepala sekolah ke posko.
"Nanti pada saatnya para wali kelas yang akan melakukan sosialisasi terkait cara pakai masker yang benar dan memakai masker untuk siswa secara serentak pada pukul 10 pagi," kata Taqwallah.
Taqwallah kembali menekankan bahwa GEMAS tersebut bertujuan mengingatkan semua pihak pada Covid-19.
Banyak pihak yang menanyakan apa sekolah sudah bisa melaksanakan pendidikan tatap muka? Menjawab hal itu, Asisten II Setda Aceh, T. Ahmad Dadek, menyebutkan boleh tidaknya sekolah melangsungkan proses belajar tatap muka sangatlah tergantung dari zona peta rawan penularan covid-19 yang dikeluarkan BNPB.
"Tentunya di zona merah belum bisa melangsungkan belajar tatap muka. Tapi untuk daerah yang zona kuning, sudah bisa melakukan belajar tatap muka. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," kata Dadek.
"Kami minta untuk kabupaten kota bisa memutuskan, utamanya SD-SMP dengan mempertimbangkan peta resiko yang dikeluarkan BNPB. Yang SMA kewenangan provinsi, silakan berkoordinasi dengan dinas pendidikan di provinsi," kata Dadek.
Sekretaris Daerah Aceh, dr. Taqwallah, menyebutkan launching GEMAS direncanakan dilakukan serentak pada 9 Desember 2020. Teknis pelaksanaannya, tepat pada pukul 10 pagi, para wali kelas memakaikan masker secara serentak kepada seluruh murid atau siswa di seluruh Aceh.
"Ujung tombak di sini adalah kepala sekolah dan tokoh sukses GEMAS ini adalah wali kelas," kata Taqwallah saat memberikan penjelasan terkait GEMAS dalam video conference bersama para Bupati dan Wali Kota, Sekda, Satgas Covid-19 se Aceh, serta perwakilan kepala sekolah dari seluruh Aceh, Rabu, (18/11/2020).
Berdasarkan data sementara, tercatat ada 861.609 siswa semua jenjang pada 5.516 sekolah di seluruh Aceh. Taqwallah mengatakan nantinya masker kepada seluruh kabupaten dan kota akan didistribusikan oleh pemerintah Aceh dengan pola distribusi soal ujian.
Sekda Taqwallah berterimakasih kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah memberikan bantuan masker kepada pemerintah Aceh. Sampai hari ini, BNPB telah membantu masker dalam tiga tahap. Pada tahap pertama ada sejuta masker yang diberikan, ditambah 200 ribu masker pada tahap dua.
"Alhamdulillah kita kembali dapat bantuan 800 ribu masker pada tahap ketiga, ini nanti akan kita distribusikan pada gerakan GEMAS. Kita masih butuh 100 ribu masker lagi," kata Taqwallah.
Taqwallah menekankan, tidak ada biaya khusus untuk menjalankan gerakan GEMAS ini. Karena itu, Sekda meminta dukungan penuh seluruh pemangku kepentingan, khususnya kepala sekolah dan guru di seluruh Aceh. "Saya yakin kepala sekolah dan guru adalah orang terbaik untuk menjaga siswa. Saya juga yakin dan percaya semua kita akan mendukung suksesnya kegiatan ini."
Pemerintah Aceh kata Taqwallah sedang menyiapkan langkah untuk membuat video conference berisi sosialisasi kepada seluruh kepala sekolah dan guru di seluruh Aceh. Sembari menunggu waktu itu, pemerintah bakal menyusun panduan GEMAS dan menyiapkan legalitas. Pemerintah Aceh nantinya juga akan mengantarkan langsung masker ke kabupaten dan kota untuk kemudian dijemput oleh kepala sekolah ke posko.
"Nanti pada saatnya para wali kelas yang akan melakukan sosialisasi terkait cara pakai masker yang benar dan memakai masker untuk siswa secara serentak pada pukul 10 pagi," kata Taqwallah.
Taqwallah kembali menekankan bahwa GEMAS tersebut bertujuan mengingatkan semua pihak pada Covid-19.
Banyak pihak yang menanyakan apa sekolah sudah bisa melaksanakan pendidikan tatap muka? Menjawab hal itu, Asisten II Setda Aceh, T. Ahmad Dadek, menyebutkan boleh tidaknya sekolah melangsungkan proses belajar tatap muka sangatlah tergantung dari zona peta rawan penularan covid-19 yang dikeluarkan BNPB.
"Tentunya di zona merah belum bisa melangsungkan belajar tatap muka. Tapi untuk daerah yang zona kuning, sudah bisa melakukan belajar tatap muka. Tentu dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat," kata Dadek.
"Kami minta untuk kabupaten kota bisa memutuskan, utamanya SD-SMP dengan mempertimbangkan peta resiko yang dikeluarkan BNPB. Yang SMA kewenangan provinsi, silakan berkoordinasi dengan dinas pendidikan di provinsi," kata Dadek.
(atk)