Ridwan Kamil Sudah Kirim Pesan kepada Habib Rizieq, Begini Bunyinya

Selasa, 17 November 2020 - 12:17 WIB
loading...
Ridwan Kamil Sudah Kirim Pesan kepada Habib Rizieq, Begini Bunyinya
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengaku sudah mengirimkan pesan kepada Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab terkait dinamika yang terjadi belakangan ini.

Meski tidak menyampaikan pesannya secara langsung kepada Habib Rizieq, namun Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu berharap, Habib Rizieq mampu memahami situasi pandemi COVID-19 yang menurutnya tidak mudah.

"Saya sudah mengirimkan pesan kepada Habib Rizieq melalui habib-habib yang lain, agar mampu memahami situasi (pandemi COVID-19) yang tidak mudah ya," ujar Kang Emil di Hotel Savoy Homann, Kota Bandung, Selasa (17/11/2020).

Kang Emil mengungkapkan, dalam pesannya, dirinya meminta Habib Rizieq mematuhi protokol kesehatan dalam setiap kegiatannya di tengah pemberlakuan adaptasi kebiasaan baru (AKB), salah satunya dengan memanfaatkan teknologi informasi.

"Gunakan teknologi seperti (aplikasi) Zoom seperti yang kami gunakan pada saat kami harus menyapa jumlah (massa) yang banyak, tapi mengikuti protokol kesehatan," katanya.

Kang Emil menekankan, penerapan AKB melalui penggunaan teknologi informasi harus benar-benar dipertimbangkan. Sehingga, semua pihak tetap bisa produktif dan pelarangan terhadap kegiatan-kegiatan yang digelar karena adanya kerumunan pun tidak terjadi.

"Pada dasarnya, kita ingin tetap produktif walaupun sedang menghadapi COVID-19. Caranya beradaptasi dari kebiasaan lama yang rame-rame berkerumun menjadi tetap produktif, tetap ada acaranya, tapi menggunakan teknologi, menggunakan cara baru, seperti ada nonton bareng kan di mobil, ada konser di mobil, kan begitu," paparnya.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, pihaknya pun mengimbau semua pihak, khususnya para tokoh berpengaruh di Negeri ini, agar mampu mengendalikan diri di tengah situasi pandemi COVID-19.

"Karena kalau sudah followernya atau kelompoknya berkumpul, itu lebih susah dikendalikan," tegasnya.

Terlebih, kata Kang Emil, definisi ketegasan dalam upaya mengendalikan kerumunan pun tidak sesederhana yang dibayangkan. Pasalnya, hal itu berisiko menimbulkan bentrokan hingga tindakan destruktif.

"Ketegasan bertemu dengan massa yang banyak itu seringkali terjadi bentrokan, seperti halnya demo-demo waktu (aksi demo) Omnibus Law yang berakhir dengan destruktif juga kan," katanya.

Alasan itu pula lah yang menurutnya menjadi salah satu pertimbangan Polda Jabar menggunakan cara-cara yang humanis dalam penanganan berbagai kegiatan di Jabar, terutama yang berpotensi menimbulkan kerumunan selama pandemi COVID-19.

"Jadi, mungkin ada pertimbangan-pertimbangan humanis yang dilakukan oleh Kepolisian Jawa Barat dalam mengambil penanganan itu," tandasnya. (Baca juga: Soal Kerumunan Pendukung HRS, Eksponen 98 Sebut Gubernur Jabar Harus Bertanggungjawab)

Diketahui, kegiatan Habib Rizieq Shihab mulai dari kedatangannya di Tanah Air, di kediamannya di Petamburan, Jakarta Pusat, hingga kegiatannya di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor dwarna kerumunan massa.

Hal itu pulalah yang diduga menjadi alasan pencopotan Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana dan Kapolda Jabar Irjen Rudy Sufahriadi. (Baca juga: Mengenal Rebana Metropolitan, Motor Penggerak Ekonomi Jabar Masa Depan)

Kedua jenderal polisi tersebut dicopot karena tidak menegakkan protokol kesehatan di wilayahnya masing-masing.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2532 seconds (0.1#10.140)