Hernia pada Bayi dan Anak, Penyebab dan Cara Menanganinya
loading...
A
A
A
BALIKPAPAN - Hernia dapat dialami oleh berbagai lapisan masyarakat, termasuk pada bayi dan anak-anak. Hernia berasal dari kata Herniae (latin) berarti Tonjolan, yang secara medis diartikan adanya kondisi tubuh ketika isi suatu organ keluar atau masuk ke organ (ruang) lain dan lokasinya bisa bervariasi.
"Hal itu dikarenakan adanya defek atau celah pada dinding tubuh," kata Dokter Spesialis Bedah Anak Siloam Hospitals Balikpapan dr Yhohan Z Thaihutu Sp BA dalam webinar kesehatan 'Hernia Pada Bayi dan Anak' RS SIloan Balikpapan, Jumat (13/11/2020). ( Baca juga: Yuk, Cegah Stroke dengan Cara Menari )
Yhohan mengatakan, hernia pada bayi dan anak yang sering ditemui adalah hernia umbilikalis dan hernia inguinalis. Keduanya bisa didapatkan pada bayi laki-laki atau pun perempuan dan seringkali tidak berupa keluhan nyeri atau rewel, namun bila tidak ditanggulangi secara tepat bisa berdampak buruk. Lantas bagaimana cara mendeteksi kondisi ini? (Baca juga: Ini Deteksi Awal Mengetahui Gejala Trigger Finger )
"Hernia umbilikalis adalah tonjolan yang didapatkan di pusar. Sering terjadi pada bayi yang terlahir prematur namun cukup banyak juga kasus pada bayi yang terlahir dengan usia kandungan cukup bulan," kata Yhohan.
Menurut dia, ciri-ciri bayi yang memiliki hernia umbilikalis adalah terdapat tonjolan lunak pada pusar atau terlihat pembengkakan pada area tersebut, terutama ketika Si Kecil menangis, atau mengejan seperti saat buang air besar.
"Hernia umbilikalis terjadi karena adanya celah (defek) dinding perut di area pusar sebagai akibat kurang sempurnanya penutupan lapisan dinding perut, sehingga ada celah persis dibawah kulit di area pusar yang pada saat tekanan perut meningkat (misal saat sedang menangis) mengakibatkan usus terdorong ke arah celah dan menonjol keluar," kata drYhohan Z Thaihutu yang setiap hari berpraktik di Siloam Hospitals Balikpapan.
Menurut dia, tonjolan ini bisa ditangani tanpa melalui prosedur pembedahan. Yaitu melakukan upaya taksis manual dengan menekan defek menggunakan media seperti koin lebar seperti yang secara tradisional sudah banyak dilakukan di masyarakat. Hal ini dimungkinkan sehingga saat Si Kecil mengejan atau menangis, usus tidak dapat menonjol keluar. Kemudian secara berangsur tubuh akan bertumbuh dan otot-otot serta lapisan dinding perut berkembang dan menutupi atau mengecilkan defek. Biasanya proses ini akan terjadi sampai dengan sebelum usia 1 tahun.
Namun ditambahkan apabila defek yang terjadi terlalu besar, biasanya ukuran diameter lebih dari 1 inchi atau hernianya yang dalam hal ini usus mengalami jeratan dan nyeri. Jika demikia maka sebaiknya dilakukan prosedur penutupan defek dengan pembedahan atau operasi.
"Hernia inguinalis disebabkan oleh adanya celah saluran ingunal diarea lipat paha bagian atas yang belum menutup sempurna. Hernia inguinalis banyak ditemukan pada anak laki-laki, terutama yang terlahir prematur," kata Yhohan.
Hal ini disebabkan karena celah tersebut merupakan kelanjutan jalur yang digunakan sebagai penurunan saluran testis dari perut ke kantong kemaluan (zakar). Dalam presentasinya, dokter spesialis bedah anak ni menceritakan bahwa proses yang hampir sama juga bisa dialami oleh bayi perempuan yang lazimnya isi hernia ini adalah usus namun yang terjadi adalah ovarium atau indung telur yang masuk sebagai isi hernia.
"Perhatikan, apakah ada benjolan yang awalnya sebesar kelereng atau ibu jari pada area selangkangan bagian dalam atau bahkan adanya tojolan sampai ke kantong zakar bayi, terutama ketika dia sedang menangis atau mengejan. Jika benar demikian, maka bayi Anda kemungkinan mengalami hernia inguinalis," kata Yhohan.
Sementara, pada bayi atau anak perempuan akan terlihat tonjolan yang cenderung terlihat lebih kecil di selangkangan dan terkadang tonjolan tersebut mencapai bagian atas bibir kemaluan (labia).
Apabila buah hati Anda mengalami hal demikian jangan ragu untuk membawa Si Kecil ke rumah sakit. Dokter Bedah Anak akan memastikan apakah tonjolan tersebut merupakan hernia atau bukan.
Jika memang bayi atau anak Anda memiliki hernia inguinalis maka prosedur selanjutnya adalah dengan bantuan pembedahan atau operasi. Mengapa demikian? Karena problem yang terjadi adalah masalah mekanik anatomis yang hanya bisa diselesaikan dengan prosedur pembedahan.
Celah inguinal yang terbuka bila mengalami hernia tidak akan bisa menyempit atau menutup sendiri dengan upaya apapun, dikarenakan proses gravitasi dan tekanan mekanik dinding perut.
"Sebaliknya apabila operasi dibiarkan ditunda, keadaan hernia jenis ini bisa berisiko menimbulkan jeratan (usus) isi hernia berulang yang dapat menimbulkan nyeri atau kerusakan bahkan kematian jaringan usus yang terjepit," pungkas dia.
"Hal itu dikarenakan adanya defek atau celah pada dinding tubuh," kata Dokter Spesialis Bedah Anak Siloam Hospitals Balikpapan dr Yhohan Z Thaihutu Sp BA dalam webinar kesehatan 'Hernia Pada Bayi dan Anak' RS SIloan Balikpapan, Jumat (13/11/2020). ( Baca juga: Yuk, Cegah Stroke dengan Cara Menari )
Yhohan mengatakan, hernia pada bayi dan anak yang sering ditemui adalah hernia umbilikalis dan hernia inguinalis. Keduanya bisa didapatkan pada bayi laki-laki atau pun perempuan dan seringkali tidak berupa keluhan nyeri atau rewel, namun bila tidak ditanggulangi secara tepat bisa berdampak buruk. Lantas bagaimana cara mendeteksi kondisi ini? (Baca juga: Ini Deteksi Awal Mengetahui Gejala Trigger Finger )
"Hernia umbilikalis adalah tonjolan yang didapatkan di pusar. Sering terjadi pada bayi yang terlahir prematur namun cukup banyak juga kasus pada bayi yang terlahir dengan usia kandungan cukup bulan," kata Yhohan.
Menurut dia, ciri-ciri bayi yang memiliki hernia umbilikalis adalah terdapat tonjolan lunak pada pusar atau terlihat pembengkakan pada area tersebut, terutama ketika Si Kecil menangis, atau mengejan seperti saat buang air besar.
"Hernia umbilikalis terjadi karena adanya celah (defek) dinding perut di area pusar sebagai akibat kurang sempurnanya penutupan lapisan dinding perut, sehingga ada celah persis dibawah kulit di area pusar yang pada saat tekanan perut meningkat (misal saat sedang menangis) mengakibatkan usus terdorong ke arah celah dan menonjol keluar," kata drYhohan Z Thaihutu yang setiap hari berpraktik di Siloam Hospitals Balikpapan.
Menurut dia, tonjolan ini bisa ditangani tanpa melalui prosedur pembedahan. Yaitu melakukan upaya taksis manual dengan menekan defek menggunakan media seperti koin lebar seperti yang secara tradisional sudah banyak dilakukan di masyarakat. Hal ini dimungkinkan sehingga saat Si Kecil mengejan atau menangis, usus tidak dapat menonjol keluar. Kemudian secara berangsur tubuh akan bertumbuh dan otot-otot serta lapisan dinding perut berkembang dan menutupi atau mengecilkan defek. Biasanya proses ini akan terjadi sampai dengan sebelum usia 1 tahun.
Namun ditambahkan apabila defek yang terjadi terlalu besar, biasanya ukuran diameter lebih dari 1 inchi atau hernianya yang dalam hal ini usus mengalami jeratan dan nyeri. Jika demikia maka sebaiknya dilakukan prosedur penutupan defek dengan pembedahan atau operasi.
"Hernia inguinalis disebabkan oleh adanya celah saluran ingunal diarea lipat paha bagian atas yang belum menutup sempurna. Hernia inguinalis banyak ditemukan pada anak laki-laki, terutama yang terlahir prematur," kata Yhohan.
Hal ini disebabkan karena celah tersebut merupakan kelanjutan jalur yang digunakan sebagai penurunan saluran testis dari perut ke kantong kemaluan (zakar). Dalam presentasinya, dokter spesialis bedah anak ni menceritakan bahwa proses yang hampir sama juga bisa dialami oleh bayi perempuan yang lazimnya isi hernia ini adalah usus namun yang terjadi adalah ovarium atau indung telur yang masuk sebagai isi hernia.
"Perhatikan, apakah ada benjolan yang awalnya sebesar kelereng atau ibu jari pada area selangkangan bagian dalam atau bahkan adanya tojolan sampai ke kantong zakar bayi, terutama ketika dia sedang menangis atau mengejan. Jika benar demikian, maka bayi Anda kemungkinan mengalami hernia inguinalis," kata Yhohan.
Sementara, pada bayi atau anak perempuan akan terlihat tonjolan yang cenderung terlihat lebih kecil di selangkangan dan terkadang tonjolan tersebut mencapai bagian atas bibir kemaluan (labia).
Apabila buah hati Anda mengalami hal demikian jangan ragu untuk membawa Si Kecil ke rumah sakit. Dokter Bedah Anak akan memastikan apakah tonjolan tersebut merupakan hernia atau bukan.
Jika memang bayi atau anak Anda memiliki hernia inguinalis maka prosedur selanjutnya adalah dengan bantuan pembedahan atau operasi. Mengapa demikian? Karena problem yang terjadi adalah masalah mekanik anatomis yang hanya bisa diselesaikan dengan prosedur pembedahan.
Celah inguinal yang terbuka bila mengalami hernia tidak akan bisa menyempit atau menutup sendiri dengan upaya apapun, dikarenakan proses gravitasi dan tekanan mekanik dinding perut.
"Sebaliknya apabila operasi dibiarkan ditunda, keadaan hernia jenis ini bisa berisiko menimbulkan jeratan (usus) isi hernia berulang yang dapat menimbulkan nyeri atau kerusakan bahkan kematian jaringan usus yang terjepit," pungkas dia.
(nth)