Jaya Arjuna: Cukuplah Kerusakan Kota Medan
loading...
A
A
A
MEDAN - Judul di atas adalah ungkapan yang disampaikan oleh pengamat perkotaan di Kota Medan , Jaya Arjuna terkait berbagai persoalan seputar infrastruktur yang terjadi di Kota Medan.
Jaya mengaku kerusakan yang terjadi selama ini di Kota Medan harus dihentikan. Dan Pilkada 2020 harus menjadi momen untuk melakukan pembenahan.
"Sudah cukuplah kota ini rusak. Kita sangat prihatin kota Medan yang dulunya dibangun dengan arsitektur kota sangat modern setara kota-kota besar di Eropa, kini tak ada yang bisa kita banggakan," katanya, Selasa (6/10/2020).
Jaya Arjuna mengatakan selama ini upaya-upaya para aktivis yang peduli dengan keindahan Kota Medan selalu kandas akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap pembangunan yang ramah lingkungan. Perubahan-perubahan peruntukan dengan mudah keluar sekalipun pembangunannya melanggar roadmap pembangunan yang ada. (BACA JUGA: Direktur Televisi Swasta Tewas Setelah Alami Kecelakaan Tunggal)
"Makanya pemimpin ke depan kita harapkan memahami hal ini," ujarnya.
Mengaku tidak ingin mengungkit beberapa kesalahan fatal pemerintah Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir, namun Jaya Arjuna mengaku sosok pemimpin yang ingin membangun Kota Medan sesuai dengan sesuai dengan milenium development goal sangat dibutuhkan.
"Itu harus, kita mungkin tidak bisa mencapai langsung 100 persen, tapi harus pakai prioritas. jangan lagi berkutat soal politik. Ruang terbuka hijau itu seharusnya mencapai 30 persen di Medan, kalau sekarang hanya 0,1 persen. Bagaimana kota ini menjadi kota yang layak huni," ungkapnya.
Ia menambahkan, Medan dulunya sangat membanggakan dan sangat nyaman untuk dihuni. Tidak salah jika Kota Medan pernah tiga kali berturut-turut mendapatkan penghargaan Adipura sebagai Kota Metropolitan Terbersih di Indonesia. (BACA JUGA: Ujian Pertama Paslon Bobby-Aulia, Ketua Relawan Pemenangan Jadi Tersangka)
Namun belakangan, hal itu tidak pernah lagi diraih oleh Kota Medan. Justru sebaliknya, Kota Medan dinobatkan sebagai Kota Terjorok di Indonesia.
"Kalau sekarang apa?. Beberapa tahun terakhir ini Medan jadi kota terjorok. Ironisnya, Kota Medan betah dengan predikat itu. Pengelolaan sampah masih amburadul dan belum sampai kepada taraf berkelanjutan. Padahal sekarang apa yang tidak bisa, kalau ada kemauan pasti bisa," pungkasnya.
Diketahui, Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir kerap dirundung berbagai permasalahan perkotaan. Ruang terbuka hijau yang semakin tergerus, maraknya kejahatan sehingga membuat Kota Medan menjadi kota yang tidak aman, infrastruktur jalan yang rusak hingga persoalan banjir yang membuat warga menjadi tidak nyaman.
(BACA JUGA: Tiba di Gedung Putih Trump Lepas Masker dan Tantang Covid-19)
Persoalan ini tidak kunjung dapat diselesaikan terutama pada dua periode kepemimpinan terakhir yakni periode pemerintahan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin maupun era kepemimpinan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution.
Jaya mengaku kerusakan yang terjadi selama ini di Kota Medan harus dihentikan. Dan Pilkada 2020 harus menjadi momen untuk melakukan pembenahan.
"Sudah cukuplah kota ini rusak. Kita sangat prihatin kota Medan yang dulunya dibangun dengan arsitektur kota sangat modern setara kota-kota besar di Eropa, kini tak ada yang bisa kita banggakan," katanya, Selasa (6/10/2020).
Jaya Arjuna mengatakan selama ini upaya-upaya para aktivis yang peduli dengan keindahan Kota Medan selalu kandas akibat kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro terhadap pembangunan yang ramah lingkungan. Perubahan-perubahan peruntukan dengan mudah keluar sekalipun pembangunannya melanggar roadmap pembangunan yang ada. (BACA JUGA: Direktur Televisi Swasta Tewas Setelah Alami Kecelakaan Tunggal)
"Makanya pemimpin ke depan kita harapkan memahami hal ini," ujarnya.
Mengaku tidak ingin mengungkit beberapa kesalahan fatal pemerintah Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir, namun Jaya Arjuna mengaku sosok pemimpin yang ingin membangun Kota Medan sesuai dengan sesuai dengan milenium development goal sangat dibutuhkan.
"Itu harus, kita mungkin tidak bisa mencapai langsung 100 persen, tapi harus pakai prioritas. jangan lagi berkutat soal politik. Ruang terbuka hijau itu seharusnya mencapai 30 persen di Medan, kalau sekarang hanya 0,1 persen. Bagaimana kota ini menjadi kota yang layak huni," ungkapnya.
Ia menambahkan, Medan dulunya sangat membanggakan dan sangat nyaman untuk dihuni. Tidak salah jika Kota Medan pernah tiga kali berturut-turut mendapatkan penghargaan Adipura sebagai Kota Metropolitan Terbersih di Indonesia. (BACA JUGA: Ujian Pertama Paslon Bobby-Aulia, Ketua Relawan Pemenangan Jadi Tersangka)
Namun belakangan, hal itu tidak pernah lagi diraih oleh Kota Medan. Justru sebaliknya, Kota Medan dinobatkan sebagai Kota Terjorok di Indonesia.
"Kalau sekarang apa?. Beberapa tahun terakhir ini Medan jadi kota terjorok. Ironisnya, Kota Medan betah dengan predikat itu. Pengelolaan sampah masih amburadul dan belum sampai kepada taraf berkelanjutan. Padahal sekarang apa yang tidak bisa, kalau ada kemauan pasti bisa," pungkasnya.
Diketahui, Kota Medan dalam beberapa tahun terakhir kerap dirundung berbagai permasalahan perkotaan. Ruang terbuka hijau yang semakin tergerus, maraknya kejahatan sehingga membuat Kota Medan menjadi kota yang tidak aman, infrastruktur jalan yang rusak hingga persoalan banjir yang membuat warga menjadi tidak nyaman.
(BACA JUGA: Tiba di Gedung Putih Trump Lepas Masker dan Tantang Covid-19)
Persoalan ini tidak kunjung dapat diselesaikan terutama pada dua periode kepemimpinan terakhir yakni periode pemerintahan Rahudman Harahap-Dzulmi Eldin maupun era kepemimpinan Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution.
(vit)