Pabrik Tahu di Semarang Ini Terus Berinovasi demi Karyawan
loading...
A
A
A
SEMARANG - Hari Minggu tak ada bedanya untuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Seperti hari ini, Minggu (4/10/2020), Ganjar memulai aktifitasnya pada 05.30 dari rumah dinasnya menuju ke arah barat Kota Semarang .
Sedianya, Ganjar akan mengunjungi Usaha Kecil Menengah (UKM) di kawasan Tanah Mas Semarang. Sayangnya, saat Ganjar berkunjung, aktifitas pengasapan ikan Manyung sedang libur. Tak patah arang, Ganjar putar balik dan langsung menuju ke Semarang Indah. Di sana, Ganjar menyambangi sentra tempe. Kayuhan Ganjar terhenti di sebuah rumah yang sedang ada kegiatan. (Baca: Jumlah UMKM di Semarang Meningkat 1,97% Tiap Tahun)
Rumah tersebut ditinggali keluarga besar Sutono. Keluarga tersebut telah 48 tahun membuat panganan tempe gembus. Ganjar mendapat sapaan hangat dari si empunya tempe gembus. “Monggo bapak Ganjar,” ujar Sutono yang langsung mengenali pria bertubuh jangkung tersebut adalah Ganjar.
Ganjar Pranowo tak langsung menyambut balik sapaan Sutono. Ganjar malah memberikan masker merah dan meminta Sutono supaya mengenakan masker. Tak lama, keluarga Sutono yang berada di dalam rumah ikut keluar. “Pak niki damel nopo?” seloroh Ganjar melihat Sutono yang sedang mengepres bahan gembus.
Sutono kemudian menjawab satu demi satu pertanyaan Ganjar tentang proses pembuatan Gembus. Begitu terperangahnya Ganjar saat mendengar, Sutono telah membikin gembus lebih dari 3 dekade.
Pada Ganjar, Sutono mengaku tak menjual secara langsung gembus bikinannya. Melainkan disetor ke beberapa penjual di Pasar Johar dan beberapa pasar di Semarang. Namun, saat pandemi ini Sutono mengaku omzetnya turun 20 persen. “Pandemi ini turun 20 persen pak, tapi tetep bikin dan kirim ke pedagang di pasar,” kata Sutono.
Cukup lama Ganjar bercengkrama dengan keluarga Sutono. Sembari berpamitan, Ganjar tak lupa mengingatkan agar Sutono tetap mengenakan masker meski sedang membuat gembus.
Dari rumah Sutono, Ganjar kembali mengayuh sepedanya ke sebuah pabrik tahu. Di situ, Ganjar terperanjat saat tahu pabrik tersebut berinovasi dengan membuat jus kedondong, jus kacang hijau hingga susu kedelai.
“Karena omzet tahunya menurun sampai 50 persen, kami bikin ini supaya bisa tetap produksi dan tidak mem-PHK karyawan,” kata Sari, admin dari pabrik tersebut. (Baca: Potensi Daerah Bisa Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional)
Sari mengatakan, pabrik berkaryawan sebanyak 50 orang itu memproduksi tahu berbagai jenis. Mulai dari tahu bakso, tahu krispi, dan tahu putih. Produksi jus kedondong hingga susu kedelai sendiri baru mulai beberapa bulan terakhir karena pandemi.
“Ini keren, pemiliknya berinovasi dengan membuat jus agar tidak sampai mengurangi pegawai meski omzet menurun sampai 50 persen,” katanya Ganjar sembari nge-vlog.
Ganjar, dalam kesempatan itu mengatakan, dirinya berharap UMKM terus berinovasi dan memutar kepala untuk berkreasi. Sehingga, kata Ganjar, pengusaha tidak sampai memecat karyawan.
Sedianya, Ganjar akan mengunjungi Usaha Kecil Menengah (UKM) di kawasan Tanah Mas Semarang. Sayangnya, saat Ganjar berkunjung, aktifitas pengasapan ikan Manyung sedang libur. Tak patah arang, Ganjar putar balik dan langsung menuju ke Semarang Indah. Di sana, Ganjar menyambangi sentra tempe. Kayuhan Ganjar terhenti di sebuah rumah yang sedang ada kegiatan. (Baca: Jumlah UMKM di Semarang Meningkat 1,97% Tiap Tahun)
Rumah tersebut ditinggali keluarga besar Sutono. Keluarga tersebut telah 48 tahun membuat panganan tempe gembus. Ganjar mendapat sapaan hangat dari si empunya tempe gembus. “Monggo bapak Ganjar,” ujar Sutono yang langsung mengenali pria bertubuh jangkung tersebut adalah Ganjar.
Ganjar Pranowo tak langsung menyambut balik sapaan Sutono. Ganjar malah memberikan masker merah dan meminta Sutono supaya mengenakan masker. Tak lama, keluarga Sutono yang berada di dalam rumah ikut keluar. “Pak niki damel nopo?” seloroh Ganjar melihat Sutono yang sedang mengepres bahan gembus.
Sutono kemudian menjawab satu demi satu pertanyaan Ganjar tentang proses pembuatan Gembus. Begitu terperangahnya Ganjar saat mendengar, Sutono telah membikin gembus lebih dari 3 dekade.
Pada Ganjar, Sutono mengaku tak menjual secara langsung gembus bikinannya. Melainkan disetor ke beberapa penjual di Pasar Johar dan beberapa pasar di Semarang. Namun, saat pandemi ini Sutono mengaku omzetnya turun 20 persen. “Pandemi ini turun 20 persen pak, tapi tetep bikin dan kirim ke pedagang di pasar,” kata Sutono.
Cukup lama Ganjar bercengkrama dengan keluarga Sutono. Sembari berpamitan, Ganjar tak lupa mengingatkan agar Sutono tetap mengenakan masker meski sedang membuat gembus.
Dari rumah Sutono, Ganjar kembali mengayuh sepedanya ke sebuah pabrik tahu. Di situ, Ganjar terperanjat saat tahu pabrik tersebut berinovasi dengan membuat jus kedondong, jus kacang hijau hingga susu kedelai.
“Karena omzet tahunya menurun sampai 50 persen, kami bikin ini supaya bisa tetap produksi dan tidak mem-PHK karyawan,” kata Sari, admin dari pabrik tersebut. (Baca: Potensi Daerah Bisa Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional)
Sari mengatakan, pabrik berkaryawan sebanyak 50 orang itu memproduksi tahu berbagai jenis. Mulai dari tahu bakso, tahu krispi, dan tahu putih. Produksi jus kedondong hingga susu kedelai sendiri baru mulai beberapa bulan terakhir karena pandemi.
“Ini keren, pemiliknya berinovasi dengan membuat jus agar tidak sampai mengurangi pegawai meski omzet menurun sampai 50 persen,” katanya Ganjar sembari nge-vlog.
Ganjar, dalam kesempatan itu mengatakan, dirinya berharap UMKM terus berinovasi dan memutar kepala untuk berkreasi. Sehingga, kata Ganjar, pengusaha tidak sampai memecat karyawan.
(don)