Dewan Minta Dinsos Makassar Bagikan Paket Sembako Sebelum Ramadhan
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Ketua Komisi D Bidang Kesra DPRD Kota Makassar, Abdul Wahab Tahir meminta Dinas Sosial (Dinsos) mempercepat pendataan keluarga penerima bantuan terdampak COVID-19. Langkah itu supaya bantuan dapat sampai sebelum Ramadhan 1441 H.
"Dinsos kami meminta segera merampungkan pendataan penerimaan bantuan sembako bagi rakyat miskin dan warga yang terdampak akibat virus COVID-19 dan sebisa mungkin distribusi dilakukan sebelum memasuki bukan suci Ramadhan," katanya dalam rapat daring bersama sejumlah SKPD beberapa waktu lalu.
Selain itu Wahab meminta rincian barang yang masuk dalam sumbangan tersebut segera dikeluarkan, pasalnya hal ini berkenaan dengan anggaran yang nantinya bakal disalurkan.
"Segera menyetorkan rincian kebutuhan dan besaran anggaran yang dibutuhkan dalam rangka pembagian paket sembako tersebut," pungkasnya.
Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar memastikan pembagian sembako bagi masyarakat terdampak COVID-19 bisa secepatnya dibagikan. Paling lambat, sembako dapat dibagikan bulan ini.
"Saya genjot ini satu dua hari pokoknya satu bulan ini sudah harus ada pembagian ke masyarkat," ucap Kepala Dinsos Makassar, Mukhtar Tahir lewat sambungan seluler, Jumat (10/4/2020).
Saat ini pembagian masih belum bisa dilakukan lantaran masih dalam tahap verifikasi pendataan. Mukhtar mengaku data telah memenuhi target yang diinginkan. Kepala keluarga (KK) yang telah terdata di Dinsos telah mencapai 60.000 KK.
"Data yang ada itu sesuai target, itu setelah dari pendataan teman-teman PKSK (Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial) ditambah yang masuk di hotline, yang masuk datang langsung di kantor itu sudah mencapai 60.000, dari target itu 60.000 memang," ucap Mukhtar.
Data tersebut harus diverifikasi ulang, lantaran beberapa instansi sempat menyalurkan bantuannya kepada masyarakat terdampak, sehingga ditakutkan pemberian bantuan tidak merata atau berulang.
"Karena pasti akan ada kasus misalnya dia dapat di RT-nya barang tiga orang tetapikan sebenarnya bukan tiga orang tetapi itukan yang kebetulan tersalur duluan," katanya.
Sampai saat ini data itu masih terus bertambah, sehingga dinilai Mukhtar cukup kompleks, apalagi verifikasi pendataan tersebut tidak serta merta dapat dilakukan lantaran regulasi mengharuskan Dinsos untuk mendatangi masyarakat rumah per rumah.
Selain itu anggaran Re-APBD yang dilakukan pemerintah beberapa hari terkahir masih belum didapatkan akibat menunggu verifikasi itu. Dipastikan barang akan lebih dulu ada ketimbang anggaran, sehingga untuk memastikan anggaran sesuai dengan kebutuhan maka pendataan harus dilakukan secara valid, akuntabilitas dan setransparan mungkin.
"Ini bukan uang sedikit yang harus kita belanjakan saya harus berkonsultasi ke mana-mana," lanjutnya.
Selain itu Dinsos mengupayakan akan menambah tempat untuk pengambilan sembako, sementara untuk anggaran dirinya belum bisa menjabarkan seberapa besar anggaran nantinya pasalnya data saat ini masih dinamis dan terus bertambah.
"Mungkin 60.000 yang saya capai tadi mungkin jadi 70 atau 80 tinggal kecepatan saya ini dalam mengakurasi data-data yang ada supaya ini bisa tersalurkan dengan bagus," katanya.
"Dinsos kami meminta segera merampungkan pendataan penerimaan bantuan sembako bagi rakyat miskin dan warga yang terdampak akibat virus COVID-19 dan sebisa mungkin distribusi dilakukan sebelum memasuki bukan suci Ramadhan," katanya dalam rapat daring bersama sejumlah SKPD beberapa waktu lalu.
Selain itu Wahab meminta rincian barang yang masuk dalam sumbangan tersebut segera dikeluarkan, pasalnya hal ini berkenaan dengan anggaran yang nantinya bakal disalurkan.
"Segera menyetorkan rincian kebutuhan dan besaran anggaran yang dibutuhkan dalam rangka pembagian paket sembako tersebut," pungkasnya.
Sementara itu, Dinas Sosial (Dinsos) Kota Makassar memastikan pembagian sembako bagi masyarakat terdampak COVID-19 bisa secepatnya dibagikan. Paling lambat, sembako dapat dibagikan bulan ini.
"Saya genjot ini satu dua hari pokoknya satu bulan ini sudah harus ada pembagian ke masyarkat," ucap Kepala Dinsos Makassar, Mukhtar Tahir lewat sambungan seluler, Jumat (10/4/2020).
Saat ini pembagian masih belum bisa dilakukan lantaran masih dalam tahap verifikasi pendataan. Mukhtar mengaku data telah memenuhi target yang diinginkan. Kepala keluarga (KK) yang telah terdata di Dinsos telah mencapai 60.000 KK.
"Data yang ada itu sesuai target, itu setelah dari pendataan teman-teman PKSK (Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial) ditambah yang masuk di hotline, yang masuk datang langsung di kantor itu sudah mencapai 60.000, dari target itu 60.000 memang," ucap Mukhtar.
Data tersebut harus diverifikasi ulang, lantaran beberapa instansi sempat menyalurkan bantuannya kepada masyarakat terdampak, sehingga ditakutkan pemberian bantuan tidak merata atau berulang.
"Karena pasti akan ada kasus misalnya dia dapat di RT-nya barang tiga orang tetapikan sebenarnya bukan tiga orang tetapi itukan yang kebetulan tersalur duluan," katanya.
Sampai saat ini data itu masih terus bertambah, sehingga dinilai Mukhtar cukup kompleks, apalagi verifikasi pendataan tersebut tidak serta merta dapat dilakukan lantaran regulasi mengharuskan Dinsos untuk mendatangi masyarakat rumah per rumah.
Selain itu anggaran Re-APBD yang dilakukan pemerintah beberapa hari terkahir masih belum didapatkan akibat menunggu verifikasi itu. Dipastikan barang akan lebih dulu ada ketimbang anggaran, sehingga untuk memastikan anggaran sesuai dengan kebutuhan maka pendataan harus dilakukan secara valid, akuntabilitas dan setransparan mungkin.
"Ini bukan uang sedikit yang harus kita belanjakan saya harus berkonsultasi ke mana-mana," lanjutnya.
Selain itu Dinsos mengupayakan akan menambah tempat untuk pengambilan sembako, sementara untuk anggaran dirinya belum bisa menjabarkan seberapa besar anggaran nantinya pasalnya data saat ini masih dinamis dan terus bertambah.
"Mungkin 60.000 yang saya capai tadi mungkin jadi 70 atau 80 tinggal kecepatan saya ini dalam mengakurasi data-data yang ada supaya ini bisa tersalurkan dengan bagus," katanya.
(luq)