Menko Pangan Optimistis Produksi Gula Sumut Bakal Meningkat
loading...
A
A
A
LANGKAT - Upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik terus dilakukan. Salah satu upaya yang akan ditempuh adalah segera melakukan penggantian pola tanam dan menggunakan varietas tebu baru.
Sebab, varietas yang saat ini digunakan merupakan varietas lama. Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan ke kebun tebu dan pabrik gula Kwalamadu, Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (21/1/2025).
Sebagai bagian dari pencapaian kemandirian pangan, Menko Zulkifli mengharapkan sinergi pabrik gula dengan pemerintah daerah setempat yang melibatkan masyarakat untuk bertani tebu.
Di samping memiliki nilai ekonomis tinggi, juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan membantu tercapainya swasembada gula.
"Saya tadi juga mengajak bupati dan anggota DPR untuk mendata wilayah yang cocok tanaman tebu di mana saja karena sangat menguntungkan," kata kata Menko Zulkifli dalam keterangannya dikutip Rabu (22/1/2025).
Sementara itu, Direktur Utama SGN Mahmudi mengungkapkan bahwa pihaknya dapat meningkatkan produksi sehingga bisa memenuhi kebutuhan gula di Sumatera Utara. Saat ini pabrik gula Kwalamadu mensupport sekitar 20% dari kebutuhan gula Sumut.
"Diharapkan dalam tiga tahun ke depan bisa mensupport kurang lebih sekitar 50% hingga 60%, sehingga disparitas harga antara Jawa, Bali dan Sumatera Utara tidak terlalu tinggi," ungkap Mahmudi.
Mahmudi menyebut rencana untuk pertambahan luasan lahan tebu di antaranya melalui kerja sama dengan petani tebu rakyat. Saat ini luas lahan tebu pihaknya sekitar 6,2 ribu hektare (ha).
"Nantinya tahun 2027 kita sudah merencanakan di 9 ribu ha tersebar di Kuala Madu dan Semayang. Kita juga ditugaskan memperluas tebu rakyat. Sudah berkomunikasi dengan Bupati Langkat dan Bupati Binjai," jelas Mahmudi.
Menurut Mahmudi varietas tebu yang saat ini di kebun Kwala Madu merupakan jenis varietas lama dan perlu dilakukan penggantian varietas baru sehingga ada peningkatan produktivitas gula. Varietas yang ada sekarang adalah varietas BZ.
"Itu varietas yang sudah ditinggal di masa lalu. Nah, sekarang kita akan menggunakan varietas Nusantara. Kemudian nanti akan kita introduksi di Sumatra Utara ini, tahun ini kita sudah 600 hektare," katanya.
Pihaknya menyebut pergantian varietas akan meningkatkan produktivitas, yang saat ini di 70 ton per hektare akan meningkat menjadi 85 ton per hektare. Demikian juga dengan rendemen yang juga akan ada peningkatan yang saat ini di 6,5% menjadi setidaknya 8%.
Sebab, varietas yang saat ini digunakan merupakan varietas lama. Hal itu terungkap dalam kunjungan Menteri Koordinator (Menko) Pangan Zulkifli Hasan ke kebun tebu dan pabrik gula Kwalamadu, Langkat, Sumatera Utara (Sumut), Selasa (21/1/2025).
Sebagai bagian dari pencapaian kemandirian pangan, Menko Zulkifli mengharapkan sinergi pabrik gula dengan pemerintah daerah setempat yang melibatkan masyarakat untuk bertani tebu.
Di samping memiliki nilai ekonomis tinggi, juga dapat meningkatkan kesejahteraan dan membantu tercapainya swasembada gula.
"Saya tadi juga mengajak bupati dan anggota DPR untuk mendata wilayah yang cocok tanaman tebu di mana saja karena sangat menguntungkan," kata kata Menko Zulkifli dalam keterangannya dikutip Rabu (22/1/2025).
Sementara itu, Direktur Utama SGN Mahmudi mengungkapkan bahwa pihaknya dapat meningkatkan produksi sehingga bisa memenuhi kebutuhan gula di Sumatera Utara. Saat ini pabrik gula Kwalamadu mensupport sekitar 20% dari kebutuhan gula Sumut.
"Diharapkan dalam tiga tahun ke depan bisa mensupport kurang lebih sekitar 50% hingga 60%, sehingga disparitas harga antara Jawa, Bali dan Sumatera Utara tidak terlalu tinggi," ungkap Mahmudi.
Mahmudi menyebut rencana untuk pertambahan luasan lahan tebu di antaranya melalui kerja sama dengan petani tebu rakyat. Saat ini luas lahan tebu pihaknya sekitar 6,2 ribu hektare (ha).
"Nantinya tahun 2027 kita sudah merencanakan di 9 ribu ha tersebar di Kuala Madu dan Semayang. Kita juga ditugaskan memperluas tebu rakyat. Sudah berkomunikasi dengan Bupati Langkat dan Bupati Binjai," jelas Mahmudi.
Menurut Mahmudi varietas tebu yang saat ini di kebun Kwala Madu merupakan jenis varietas lama dan perlu dilakukan penggantian varietas baru sehingga ada peningkatan produktivitas gula. Varietas yang ada sekarang adalah varietas BZ.
"Itu varietas yang sudah ditinggal di masa lalu. Nah, sekarang kita akan menggunakan varietas Nusantara. Kemudian nanti akan kita introduksi di Sumatra Utara ini, tahun ini kita sudah 600 hektare," katanya.
Pihaknya menyebut pergantian varietas akan meningkatkan produktivitas, yang saat ini di 70 ton per hektare akan meningkat menjadi 85 ton per hektare. Demikian juga dengan rendemen yang juga akan ada peningkatan yang saat ini di 6,5% menjadi setidaknya 8%.
(shf)