Mengenal Mahamenteri Katrini di Jabatan Strategis Pemerintahan Majapahit
loading...
A
A
A
JATIM - Mahamenteri Katrini menjadi pejabat yang membantu Raja Majapahit dalam menjalankan pemerintahan. Menariknya jabatan Mahamenteri Katrini ini biasanya diisi oleh tiga orang pada posisi yang berbeda-beda. Setiap masa raja pejabatnya berbeda tergantung selera dari sang penguasa.
Mahamenteri Katrini ini dicatat dalam Piagam Majapahit dan dijabat oleh tiga orang mahamenteri. Sebutan Mahamenteri Katrini ini memang sama halnya dengan tiga orang mahamenteri yang membantu raja.
Tiga jabatan mahamenteri yakni Mahamenteri Hino, Mahamenteri Halu, dan Mahamenteri Sirikan, menjadi bagian dari Mahamenteri Katrini ini. Kemudian perintah itu disalurkan kepada para tanda pakirakiran makabehan, termasuk sang panca Wilwatikta. Demikianlah kedudukan mahamenterî katrîni itu dalam pemerintahan negara terlalu tinggi.
Tetapi, menurut sejarawan Prof. Slamet Muljana pada bukunya "Tafsir Sejarah Nagarakretagama", ketiga mahamenteri itu tidak mempunyai wewenang dalam urusan pemerintahan negara secara langsung. Urusan pemerintahan negara ada di tangan sang Panca Wilwatikta yang dikepalai oleh patih seluruh negara, sebagaimana dinyatakan pula dalam Kakawin Nagarakretagama Pupuh 10.
Sang panca Wilwatikta terdiri dari patih, demung, kanuruhan, rangga, dan tumenggung. Mahamenteri Katrini konon memang sudah sejak negara Majapahit terbentuk oleh Raden Wijaya. Jabatan ini bahkan telah digambarkan dalam Prasasti Kudadu dan Piagam Penanggungan.
Di mana di masa Raden Wijaya berkuasa ada tiga pejabat Mahamenteri Katrini yakni Rakryan Menteri Hino, yang diisi oleh Dyah Pamasi, jabatan Rakryan Menteri Halu diisi Dyah Singlar, dan jabatan Rakryan Menteri Sirikan oleh Dyah Palisir.
Pada piagam Penanggungan tersebut di atas, sang Prabu Sanggramawijaya Kertarajasanagara Jayawardhana juga menyebut dirinya Rakryan menteri. Pada piagam Sidateka, yang dikeluarkan oleh Raja Jayanagara pada tahun 1323.
Adapun susunan mahamenteri katrini dijabat Dyah Sri Rangganata pada posisi Rakryan Menteri Hino, Rakryan Menteri Sirikan diisi oleh Dyah Kameswara, dan Rakryan Menteri Halu dijabat oleh Dyah Wiswanata.
Setelah Raja Jayanagara mangkat, Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani menjadi raja majapahit. Pada 1329, Sang Raja mengeluarkan piagam Berumbung, yang memuat Susunan mahâmenteri katrini pada Piagam Berumbung dijabat oleh Dyah Mano pada Rakryan Mahamenteri Hino, kemudian jabatan Rakryan Mahamenteri Sirikan dijabat Dyah Mano, dan Rakryan Mahamenteri Halu diisi oleh Dyah Lohak.
Mahamenteri Katrini ini dicatat dalam Piagam Majapahit dan dijabat oleh tiga orang mahamenteri. Sebutan Mahamenteri Katrini ini memang sama halnya dengan tiga orang mahamenteri yang membantu raja.
Tiga jabatan mahamenteri yakni Mahamenteri Hino, Mahamenteri Halu, dan Mahamenteri Sirikan, menjadi bagian dari Mahamenteri Katrini ini. Kemudian perintah itu disalurkan kepada para tanda pakirakiran makabehan, termasuk sang panca Wilwatikta. Demikianlah kedudukan mahamenterî katrîni itu dalam pemerintahan negara terlalu tinggi.
Baca Juga
Tetapi, menurut sejarawan Prof. Slamet Muljana pada bukunya "Tafsir Sejarah Nagarakretagama", ketiga mahamenteri itu tidak mempunyai wewenang dalam urusan pemerintahan negara secara langsung. Urusan pemerintahan negara ada di tangan sang Panca Wilwatikta yang dikepalai oleh patih seluruh negara, sebagaimana dinyatakan pula dalam Kakawin Nagarakretagama Pupuh 10.
Sang panca Wilwatikta terdiri dari patih, demung, kanuruhan, rangga, dan tumenggung. Mahamenteri Katrini konon memang sudah sejak negara Majapahit terbentuk oleh Raden Wijaya. Jabatan ini bahkan telah digambarkan dalam Prasasti Kudadu dan Piagam Penanggungan.
Di mana di masa Raden Wijaya berkuasa ada tiga pejabat Mahamenteri Katrini yakni Rakryan Menteri Hino, yang diisi oleh Dyah Pamasi, jabatan Rakryan Menteri Halu diisi Dyah Singlar, dan jabatan Rakryan Menteri Sirikan oleh Dyah Palisir.
Pada piagam Penanggungan tersebut di atas, sang Prabu Sanggramawijaya Kertarajasanagara Jayawardhana juga menyebut dirinya Rakryan menteri. Pada piagam Sidateka, yang dikeluarkan oleh Raja Jayanagara pada tahun 1323.
Adapun susunan mahamenteri katrini dijabat Dyah Sri Rangganata pada posisi Rakryan Menteri Hino, Rakryan Menteri Sirikan diisi oleh Dyah Kameswara, dan Rakryan Menteri Halu dijabat oleh Dyah Wiswanata.
Setelah Raja Jayanagara mangkat, Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani menjadi raja majapahit. Pada 1329, Sang Raja mengeluarkan piagam Berumbung, yang memuat Susunan mahâmenteri katrini pada Piagam Berumbung dijabat oleh Dyah Mano pada Rakryan Mahamenteri Hino, kemudian jabatan Rakryan Mahamenteri Sirikan dijabat Dyah Mano, dan Rakryan Mahamenteri Halu diisi oleh Dyah Lohak.
(cip)