Warga Optimistis Paslon HAS Kembalikan Kejayaan Maluku Utara
loading...
A
A
A
TERNATE - Ribuan manusia yang tumpah ruah di Taman Kota Ternate ,Toboko. Mereka memberikan dukungan kepada calon Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara, Husain Alting Sjah-Asrul Rasyid.
Tak hanya dari daratan Ternate, masyarakat dari berbagai sudut Maluku Utara, dari pesisir hingga pulau-pulau terpencil, rela menempuh perjalanan jauh untuk menunjukkan dukungan mereka kepada sosok yang mereka yakini mampu mengembalikan harga diri Maluku Utara.
Gelombang manusia yang memadati Taman Kota Ternate, datang dengan berjalan kaki, bersepeda motor, hingga menggunakan kapal laut. Di darat, pemandangan barisan panjang pendukung dengan ikat kepala merah dan bendera Husain Alting-Asrul Rasyid yang berkibar membuat merinding orang yang menyaksikan.
Sembari berjalan, mereka menyalakan petasan dan red smoke yang membentuk kepulan merah di udara, seolah menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.
Sementara itu, di laut, pemandangan tak kalah menakjubkan. Kapal-kapal penuh sesak oleh pendukung yang membawa bendera merah bergambar Husain-Asrul, HAS Malut. Mereka melintas dengan berdiri tegak menghiasi birunya laut Halmahera.
Semua orang di dalamnya mengangkat jari telunjuk mereka sebagai dukungan tulus kepada Husain-Asrul. Seorang ibu paruh baya yang datang bersama keluarganya dari kepulauan Tidore memekik "Ini dalam rangka menaikkan kembali harga diri Maluku Utara. Ou di mana, torang di situ,” ucapnya.
Suaranya disambut oleh gemuruh massa yang serempak berteriak, “Selamatkan Maluku Utara!”
Salah satu yang membuat kegiatan ini terasa istimewa adalah kesadaran masyarakat yang hadir tanpa pamrih. Tidak ada uang transportasi, tidak ada sembako, dan tidak ada iming-iming lainnya. Mereka datang murni atas panggilan hati. Bukan atas dasar transaksional.
“Sultan adalah guru kita yang membimbing bagaimana kita seharusnya hidup. Dan guru sama sekali tidak bisa ditukar dengan uang. Semoga rakyat Malut diberikan rezeki yang lain dari yang Maha Kaya,” ujar seorang pendukung, Sabtu (23/11/2024).
Saat akhirnya Sultan Husain Alting Sjah naik ke atas panggung, gemuruh suara rakyat menggema, memenuhi setiap sudut taman. Sang Sultan, dengan pandangan penuh rasa haru, memulai orasinya dengan menyapa semua yang hadir, tanpa membedakan agama atau asal daerah mereka. Ia melanjutkan dengan pesan mendalam tentang cinta kepada tanah kelahiran.
“Terima kasih banyak untuk kita semua; yang Islam, yang Kristen, yang dari daratan, yang dari kepulauan. Kita semua bangsa Kie Raha yang berhak atas tanah, air, dan udara di sini,” ujar Sultan.
“Mari cintai terus bumi Maluku Utara ini sepenuh hati agar kelak anak cucu kita juga ikut merasakan keindahannya sebagaimana kita rasakan saat ini. Dan bagaimanapun Tuhan menghendaki atas nasib tanah ini ke depannya, perjuangan dan perjumpaan hangat kita hari ini akan terus terkenang sebagai sejarah terhebat sepanjang masa," ujarnya.
Salah satu hal yang membedakan Sultan Husain Alting Sjah dari kandidat lain adalah komitmennya yang murni terhadap rakyat. Diketahui, Sultan tidak memiliki kesepakatan politik, Sultan Husain Alting Sjah tidak menganut politik transaksional. Sikap ini menjadi alasan utama masyarakat Maluku Utara menaruh harapan besar kepadanya.
“Sultan tidak datang untuk mengambil, tetapi memberi. Beliau tidak berjanji untuk sekelompok orang dan pengusaha, tetapi untuk seluruh rakyat Maluku Utara,” ujar salah satu tokoh pemuda yang hadir dalam kampanye tersebut.
“Saudara-saudaraku, dalam setiap perjuangan yang kita jalani, ada satu hal yang saya percayai. Jalur langit pasti menang. Jalur langit adalah jalan yang dilalui oleh mereka yang berjuang dengan hati yang murni, dengan niat yang tulus, dengan semangat yang tidak pernah pudar,” katanya.
“Jalur langit adalah jalur yang tidak terburu-buru mengejar kemenangan yang sesaat, tetapi jalur yang sabar, penuh keyakinan, dan berlandaskan pada prinsip kebaikan dan keadilan. Jalur langit adalah jalur yang percaya bahwa setiap langkah menuju kebaikan, walau sulit sekalipun, akan membawa kita menuju kemenangan sejati, keselamatan dan kedamaian yang hakiki," tutur Sultan.
Bagi masyarakat Maluku Utara, Sultan Husain Alting Sjah adalah simbol harapan, seorang pemimpin yang jauh melihat kedepan. Dan bagi mereka yang hadir saat itu, perjuangan ini bukan sekadar pilihan politik, melainkan upaya menjaga kehormatan bumi Kie Raha.
Sebagaimana pekik suara yang terus menggema sepanjang acara, “Selamatkan Maluku Utara!” “Selamatkan Maluku Utara!” “Selamatkan Maluku Utara!”
Tak hanya dari daratan Ternate, masyarakat dari berbagai sudut Maluku Utara, dari pesisir hingga pulau-pulau terpencil, rela menempuh perjalanan jauh untuk menunjukkan dukungan mereka kepada sosok yang mereka yakini mampu mengembalikan harga diri Maluku Utara.
Gelombang manusia yang memadati Taman Kota Ternate, datang dengan berjalan kaki, bersepeda motor, hingga menggunakan kapal laut. Di darat, pemandangan barisan panjang pendukung dengan ikat kepala merah dan bendera Husain Alting-Asrul Rasyid yang berkibar membuat merinding orang yang menyaksikan.
Sembari berjalan, mereka menyalakan petasan dan red smoke yang membentuk kepulan merah di udara, seolah menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan.
Sementara itu, di laut, pemandangan tak kalah menakjubkan. Kapal-kapal penuh sesak oleh pendukung yang membawa bendera merah bergambar Husain-Asrul, HAS Malut. Mereka melintas dengan berdiri tegak menghiasi birunya laut Halmahera.
Semua orang di dalamnya mengangkat jari telunjuk mereka sebagai dukungan tulus kepada Husain-Asrul. Seorang ibu paruh baya yang datang bersama keluarganya dari kepulauan Tidore memekik "Ini dalam rangka menaikkan kembali harga diri Maluku Utara. Ou di mana, torang di situ,” ucapnya.
Suaranya disambut oleh gemuruh massa yang serempak berteriak, “Selamatkan Maluku Utara!”
Salah satu yang membuat kegiatan ini terasa istimewa adalah kesadaran masyarakat yang hadir tanpa pamrih. Tidak ada uang transportasi, tidak ada sembako, dan tidak ada iming-iming lainnya. Mereka datang murni atas panggilan hati. Bukan atas dasar transaksional.
“Sultan adalah guru kita yang membimbing bagaimana kita seharusnya hidup. Dan guru sama sekali tidak bisa ditukar dengan uang. Semoga rakyat Malut diberikan rezeki yang lain dari yang Maha Kaya,” ujar seorang pendukung, Sabtu (23/11/2024).
Saat akhirnya Sultan Husain Alting Sjah naik ke atas panggung, gemuruh suara rakyat menggema, memenuhi setiap sudut taman. Sang Sultan, dengan pandangan penuh rasa haru, memulai orasinya dengan menyapa semua yang hadir, tanpa membedakan agama atau asal daerah mereka. Ia melanjutkan dengan pesan mendalam tentang cinta kepada tanah kelahiran.
“Terima kasih banyak untuk kita semua; yang Islam, yang Kristen, yang dari daratan, yang dari kepulauan. Kita semua bangsa Kie Raha yang berhak atas tanah, air, dan udara di sini,” ujar Sultan.
“Mari cintai terus bumi Maluku Utara ini sepenuh hati agar kelak anak cucu kita juga ikut merasakan keindahannya sebagaimana kita rasakan saat ini. Dan bagaimanapun Tuhan menghendaki atas nasib tanah ini ke depannya, perjuangan dan perjumpaan hangat kita hari ini akan terus terkenang sebagai sejarah terhebat sepanjang masa," ujarnya.
Salah satu hal yang membedakan Sultan Husain Alting Sjah dari kandidat lain adalah komitmennya yang murni terhadap rakyat. Diketahui, Sultan tidak memiliki kesepakatan politik, Sultan Husain Alting Sjah tidak menganut politik transaksional. Sikap ini menjadi alasan utama masyarakat Maluku Utara menaruh harapan besar kepadanya.
“Sultan tidak datang untuk mengambil, tetapi memberi. Beliau tidak berjanji untuk sekelompok orang dan pengusaha, tetapi untuk seluruh rakyat Maluku Utara,” ujar salah satu tokoh pemuda yang hadir dalam kampanye tersebut.
“Saudara-saudaraku, dalam setiap perjuangan yang kita jalani, ada satu hal yang saya percayai. Jalur langit pasti menang. Jalur langit adalah jalan yang dilalui oleh mereka yang berjuang dengan hati yang murni, dengan niat yang tulus, dengan semangat yang tidak pernah pudar,” katanya.
“Jalur langit adalah jalur yang tidak terburu-buru mengejar kemenangan yang sesaat, tetapi jalur yang sabar, penuh keyakinan, dan berlandaskan pada prinsip kebaikan dan keadilan. Jalur langit adalah jalur yang percaya bahwa setiap langkah menuju kebaikan, walau sulit sekalipun, akan membawa kita menuju kemenangan sejati, keselamatan dan kedamaian yang hakiki," tutur Sultan.
Bagi masyarakat Maluku Utara, Sultan Husain Alting Sjah adalah simbol harapan, seorang pemimpin yang jauh melihat kedepan. Dan bagi mereka yang hadir saat itu, perjuangan ini bukan sekadar pilihan politik, melainkan upaya menjaga kehormatan bumi Kie Raha.
Sebagaimana pekik suara yang terus menggema sepanjang acara, “Selamatkan Maluku Utara!” “Selamatkan Maluku Utara!” “Selamatkan Maluku Utara!”
(cip)