Kisah Prabowo Subianto Runtuhkan Ramalan Jenderal Terkait Perang di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kisah Prabowo Subianto runtuhkan ramalan Jenderal terkait perang yang akan dihadapi Indonesia terjadi ketika dirinya baru saja lulus dari pendidikan militer.
Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto rupanya memiliki kenangan ketika masih berada di militer.
Kisah tersebut dimulai ketika Prabowo baru saja lulus dari pendidikan Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha) cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pada saat itu, pria kelahiran Jakarta tersebut langsung ditugaskan ke Bumi Lorosae atau Timor-Timur yang sekarang disebut Timor Leste.
Cerita itu disampaikan oleh Prabowo ketika diundang dalam podcast Deddy Corbuzier di tahun 2021 lalu. Mantan Menteri Pertahanan itu menyebutkan jika ada seorang jenderal yang memberikan ceramah kepada semua taruna yang akan dilantik.
"Dulu waktu saya mau jadi letnan, saya besoknya mau dilantik, saya masih taruna. Tingkat empat, besok mau dilantik, ada jenderal dari Jakarta datang ke Magelang, dia kasih ceramah ke kita, ke calon-calon perwira yang besok mau dilantik,” ungkap Prabowo.
Jenderal yang dimaksud oleh Prabowo itu menyebutkan jika Indonesia tidak akan perang selama 40 tahun mendatang.
Jenderal tersebut lantas meminta para taruna untuk meminta para taruna untuk belajar sospol dan lain sebagainya.
“Dia bilang para calon perwira sekalian dalam analisa kami Indonesia tidak akan perang dalam 25 tahun yang akan datang. Karena itulah para taruna sekarang lebih baik belajar. Belajar sospol, belajar ini dan itu. Bener gak itu? Tentang dwifungsi, pokoknya gak akan ada perang. Itu saya ingat Desember tahun 1974" kata Prabowo.
Namun prediksi jenderal tersebut terkait tidak adanya perang dipatahkan dengan adanya penugasan ke Palagan Timor saat Operasi Seroja yang dimulai tanggal 7 Desember 1975.
"Ternyata Desember 1975, pecah Timor Timur. Saya waktu itu latihan kecabangan dasar, para, komando. Bulan Maret saya tiba di Timtim (Timor Timur). Belum satu tahun ramalan jenderal itu tidak benar,” kata Prabowo.
Operasi militer berskala besar itu dimulai usul kapal perang TNI Angkatan Laut membombardir Kota Dili, setelah itu dilanjutkan dengan pasukan yang diterjunkan dari pesawat TNI AU.
Itulah kisah Prabowo runtuhkan ramalan Jenderal terkait perang yang akan dihadapi Indonesia. Perang di Timor Timur sendiri memakan banyak korban jiwa, baik dari kalangan prajurit maupun warga sipil.
Presiden Republik Indonesia (RI) Prabowo Subianto rupanya memiliki kenangan ketika masih berada di militer.
Kisah tersebut dimulai ketika Prabowo baru saja lulus dari pendidikan Kopassandha (Komando Pasukan Sandhi Yudha) cikal bakal Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Pada saat itu, pria kelahiran Jakarta tersebut langsung ditugaskan ke Bumi Lorosae atau Timor-Timur yang sekarang disebut Timor Leste.
Cerita itu disampaikan oleh Prabowo ketika diundang dalam podcast Deddy Corbuzier di tahun 2021 lalu. Mantan Menteri Pertahanan itu menyebutkan jika ada seorang jenderal yang memberikan ceramah kepada semua taruna yang akan dilantik.
"Dulu waktu saya mau jadi letnan, saya besoknya mau dilantik, saya masih taruna. Tingkat empat, besok mau dilantik, ada jenderal dari Jakarta datang ke Magelang, dia kasih ceramah ke kita, ke calon-calon perwira yang besok mau dilantik,” ungkap Prabowo.
Baca Juga
Jenderal yang dimaksud oleh Prabowo itu menyebutkan jika Indonesia tidak akan perang selama 40 tahun mendatang.
Jenderal tersebut lantas meminta para taruna untuk meminta para taruna untuk belajar sospol dan lain sebagainya.
“Dia bilang para calon perwira sekalian dalam analisa kami Indonesia tidak akan perang dalam 25 tahun yang akan datang. Karena itulah para taruna sekarang lebih baik belajar. Belajar sospol, belajar ini dan itu. Bener gak itu? Tentang dwifungsi, pokoknya gak akan ada perang. Itu saya ingat Desember tahun 1974" kata Prabowo.
Namun prediksi jenderal tersebut terkait tidak adanya perang dipatahkan dengan adanya penugasan ke Palagan Timor saat Operasi Seroja yang dimulai tanggal 7 Desember 1975.
"Ternyata Desember 1975, pecah Timor Timur. Saya waktu itu latihan kecabangan dasar, para, komando. Bulan Maret saya tiba di Timtim (Timor Timur). Belum satu tahun ramalan jenderal itu tidak benar,” kata Prabowo.
Operasi militer berskala besar itu dimulai usul kapal perang TNI Angkatan Laut membombardir Kota Dili, setelah itu dilanjutkan dengan pasukan yang diterjunkan dari pesawat TNI AU.
Itulah kisah Prabowo runtuhkan ramalan Jenderal terkait perang yang akan dihadapi Indonesia. Perang di Timor Timur sendiri memakan banyak korban jiwa, baik dari kalangan prajurit maupun warga sipil.
(shf)