BNPB Sebut 2.209 KK Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki Bakal Direlokasi
loading...
A
A
A
FLORES TIMUR - Warga yang tinggal di enam desa dengan total mencapai 2.209 Kepala Keluarga (KK) akan direlokasi akibat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Barat (NTT).
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemkab Flores Timur sedang melaksanakan sosialisasi rencana relokasi kepada korban terdampak erupsi.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah memimpin langsung sosialisasi dan berkeliling di pos pengungsian untuk menemui para kepala desa.
Tujuannya untuk memberikan penjelasan terkait dengan rencana relokasi warga terdampak serta menjaring masukan dari para pemimpin desa terkait pemindahan tempat tinggal serta rekomendasi lokasi permukiman yang baru.
“Kami mohon kepada kepala desa untuk membantu menyebarkan formulir pernyataan kesediaan relokasi ini kepada warga desanya, terutama kepada warganya yang saat ini sedang mengungsi mandiri di luar pos pengungsian,” kata Jarwansyah, Senin (18/11/2024).
Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), zona aman Gunungapi Lewotobi Laki-laki berada enam kilometer dari puncak.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat enam desa yang direkomendasikan untuk direlokasi antara lain Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, Desa Nawakote di wilayah Kecamatan Wulanggitang, Desa Nobo di Kecamatan Ile Boleng, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura.
Keenam desa ini memiliki jarak dari kawah Lewotobi Laki-laki antara 4-5 kilometer.
“Jika warga tidak hafal NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan nomor KK maka tulis nama sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), akan kami cek di Dukcapil,” tambah Jarwansyah.
Pada kesempatan ini, dia menjelaskan kepada warga tentang skema relokasi yang dapat dipilih. Opsi pertama adalah relokasi terpusat dimana lahan dan rumah disiapkan oleh pemerintah.
Opsi kedua adalah relokasi mandiri dimana warga dibangunkan rumah oleh pemerintah di lahan miliknya. Adapun tipe rumah yang akan dibangun merupakan rumah tahan gempa RISHA tipe 36 dengan luas lahan per rumah 90 meter persegi.
Selain desa yang direkomendasikan untuk pindah, terdapat desa dengan daftar kerusakan rumah penduduk desa terdampak yang tidak direlokasi. Tiga desa tersebut antara lain Desa Pululera, Desa Borukedang, dan Desa Boru.
Untuk rumah rusak terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki, Pemerintah juga telah mempersiapkan skema dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak antara lain sebesar Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.
Jarwansyah menekankan bahwa dana stimulan ini hanya diperuntukkan untuk pembangunan rumah dengan prosedur yang bertahap.
“Uang itu hanya boleh untuk membangun rumah, tidak boleh untuk beli motor, mobil, atau yang lainnya,” tandas Jarwansyah.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Pemkab Flores Timur sedang melaksanakan sosialisasi rencana relokasi kepada korban terdampak erupsi.
Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB Jarwansyah memimpin langsung sosialisasi dan berkeliling di pos pengungsian untuk menemui para kepala desa.
Tujuannya untuk memberikan penjelasan terkait dengan rencana relokasi warga terdampak serta menjaring masukan dari para pemimpin desa terkait pemindahan tempat tinggal serta rekomendasi lokasi permukiman yang baru.
“Kami mohon kepada kepala desa untuk membantu menyebarkan formulir pernyataan kesediaan relokasi ini kepada warga desanya, terutama kepada warganya yang saat ini sedang mengungsi mandiri di luar pos pengungsian,” kata Jarwansyah, Senin (18/11/2024).
Berdasarkan rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), zona aman Gunungapi Lewotobi Laki-laki berada enam kilometer dari puncak.
Berdasarkan hal tersebut, terdapat enam desa yang direkomendasikan untuk direlokasi antara lain Desa Klatanlo, Desa Hokeng Jaya, Desa Boru, Desa Nawakote di wilayah Kecamatan Wulanggitang, Desa Nobo di Kecamatan Ile Boleng, dan Desa Dulipali di Kecamatan Ile Bura.
Keenam desa ini memiliki jarak dari kawah Lewotobi Laki-laki antara 4-5 kilometer.
“Jika warga tidak hafal NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan nomor KK maka tulis nama sesuai Kartu Tanda Penduduk (KTP), akan kami cek di Dukcapil,” tambah Jarwansyah.
Pada kesempatan ini, dia menjelaskan kepada warga tentang skema relokasi yang dapat dipilih. Opsi pertama adalah relokasi terpusat dimana lahan dan rumah disiapkan oleh pemerintah.
Opsi kedua adalah relokasi mandiri dimana warga dibangunkan rumah oleh pemerintah di lahan miliknya. Adapun tipe rumah yang akan dibangun merupakan rumah tahan gempa RISHA tipe 36 dengan luas lahan per rumah 90 meter persegi.
Selain desa yang direkomendasikan untuk pindah, terdapat desa dengan daftar kerusakan rumah penduduk desa terdampak yang tidak direlokasi. Tiga desa tersebut antara lain Desa Pululera, Desa Borukedang, dan Desa Boru.
Untuk rumah rusak terdampak erupsi Gunungapi Lewotobi Laki-laki, Pemerintah juga telah mempersiapkan skema dana stimulan untuk perbaikan rumah rusak antara lain sebesar Rp60 juta untuk rumah rusak berat, Rp30 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp15 juta untuk rusak ringan.
Jarwansyah menekankan bahwa dana stimulan ini hanya diperuntukkan untuk pembangunan rumah dengan prosedur yang bertahap.
“Uang itu hanya boleh untuk membangun rumah, tidak boleh untuk beli motor, mobil, atau yang lainnya,” tandas Jarwansyah.
(shf)