Densus 88 Kembali Tangkap Terduga Teroris di Sleman

Sabtu, 21 Desember 2019 - 00:58 WIB
Densus 88  Kembali Tangkap Terduga Teroris di Sleman
Densus 88 Kembali Tangkap Terduga Teroris di Sleman
A A A
SLEMAN - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anriteror Mabes Polri kembali menangkap terduga teroris di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. P (57), warga Kutu Wates, Sinduadi, Mlati, Sleman, dibekuk di depan Puskesmas Mlati, Jumat (20/12/2019).

Setelah ditangkap, petugas kemudian melakukan penggeledahan di rumah P dengan mengajak Ketua RW Kutu Ngemplak sebagai saksi. Sebab rumah P berada di di perbatasan Dusun Kutu Wates dan Kutu Ngemplak dengan akses utama yang memakai jalan Dusun Kutu Ngemplak.

Ketua RW 13, RT 7 Dusun Kutu Ngemplak, Nur Hidayat (39) mengatakan, untuk pengeledahan rumah P, dirinya diminta menjadi saksi. Densus 88, kata dia, melakukan penggeledahan ke seluruh ruangan rumah seperti kamar tidur P, kamar tidur anak, ruang kantor dan ruang belajar. Dari pengeledahan, petugas mengamankan sejumlah barang yang mencurigakan, ditenggarai unsur mungkin bom sehingga meminta tim Jibom (penjinak bom) menguji beberapa cairan.
Untuk memastikan apakah cairan menjadi bagian untuk merakit bom.

"Ada beberapa cairan yang ditemukan di dalam botol, 5 sampai 10 botol, lalu ada yang di dalam 2 jerigen, serta dalam botol bekas aki dan 2 botol Aqua yang berwarna kekuningan dan kemerah-merahan," kata Dayat di lokasi, Jumat 20 Desember 2019 malam.

Dia menjelaskan, untuk barang-barang yang dibawa di antaranya charger HT, headset HT, bacaan berbau HTI, khilafah, syiah dan beberapa buku lainnya.

"Saat penggeledahan juga ditemukan HP jadul, tapi HP yang dimiliki terduga P malah belum ditemukan. Sehingga harus menunggu lama keterangan dari istrinya yang drop karena tiba-tiba dikepung Tim Densus 88," jelasnya.

Menurut Dayat, untuk keseharian P, secara eksklusif berbeda dengan masyarakat Muslim pada umumnya. Penampilan sehari-hari agamis, berkoko, berjenggot dan istrinya memakai niqab cadar. P juga mempelajari ilmu Islam yang berbeda dengan warga pada umumnya. Apa yang dia pelajari dan diyakini coba diterapkan pada warga, bertentangan dengan Imam Masjid. P Tidak mau datang dan kumpul gotong- royong bersama warga. Misal kalau ada yang meninggal, tahlil, yasin, P membidah dan mengharamkan. Tambah lebih ekstrim lagi setelah memiliki yayasan sebagai bisnis keluarga.

"P memiliki jaringan Jamaah Muslim yang berbeda sampai melakukan crash dengan peribadatan warga sampai keluarganya tidak menginjakkan kakinya ke masjid warga. Beribadah bersama-sama dengan kami kira-kira 3 sampai 4 tahun yang lalu," terangnya.

Ketua RT 7/RW 13 Kutu Ngemplak Sinduadi Mlati Sleman Marmin Hidayat (53) menambahkan, P dulunya bergaul dengan warga. Tapi semenjak tiga tahun yang lalu tidak pernah.

"Mulai berubah semenjak sekolah PAUD/TK berkembang. Di sekolah itu, istrinya sebagai kepala sekolah dan P sebagai bendahara," tambahnya. (Baca Juga: Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sleman
Sebelumnya, Densus 88 juga meringkus terduga teroris warga Kadisono, Tegaltirto, Berbah, MZ (58). Setelah menangkap petugas juga mengeledah rumah MZ di Kutiwates, Sinduadi, Mlati, Sleman, yang juga digunakan sebagai sekolah PAUD/TK Qurrota Ayunan 2 dan membawa beberapa barang dari dalam rumah.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4012 seconds (0.1#10.140)