Kisah Airlangga Balaskan Dendam Kematian Mertua dan Kerajaan Mataram Akibat Serangan Sekutu Sriwijaya

Minggu, 06 Oktober 2024 - 07:04 WIB
loading...
Kisah Airlangga Balaskan...
Airlangga tak terima kematian mertuanya saat momen perayaan pernikahannya. Saat itu sang mertua Dharmawangsa Teguh masih berkuasa di Kerajaan Mataram. Foto/AI Nusantara
A A A
Airlangga tak terima kematian mertuanya saat momen perayaan pernikahannya. Saat itu sang mertua Dharmawangsa Teguh masih berkuasa di Kerajaan Mataram . Tapi serangan dari Wurawuri berasal dari Lwaram yang kini masuk Blora, Jawa Tengah, membuat segalanya berubah.

Mataram langsung runtuh seketika. Istananya porak poranda akibat serangan sekutu dari Kerajaan Sriwijaya itu. Airlangga yang waktu itu melangsungkan pernikahan, melarikan diri kabur dari kejaran pasukan lawan. Airlangga yang berhasil melarikan diri dari serangan Lwaram.



Kemudian menjalani hidup sebagai pelarian dari hutan ke hutan. Ia ditemani oleh Mpu Narotama hidup sebagai pelarian sebelum akhirnya mendirikan kerajaan baru di Wawatan Mas usai diminta rakyat Medang untuk mendirikan kerajaan baru pasca hancurnya Kerajaan Mataram.

Perjuangan Airlangga yang bergelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Dharmawangsa Airlangga Anantawikramottunggadewa sebagai raja di Kerajaan Kahuripan bukan hal yang mudah. Wilayah kekuasaannya saat itu hanya mencakup daerah yang sempit di Sidoarjo dan Pasuruan.

Pasalnya sebagaimana dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" tulisan Sri Wintala Achmad, Minggu (6/10/2024), setelah wafatnya Dharmawangsa Teguh banyak wilayah kekuasaan Medang yang melepaskan diri untuk menjadi negara yang merdeka.

Enam tahun kemudian tepatnya pada 1025 M, Airlangga berupaya untuk melakukan ekspansi wilayah kekuasaannya. Hal ini didukung dengan ekspansi kekuasaan Rajendra Coladewaraja Colamandala dari India untuk menaklukkan Kerajaan Sriwijaya. Alhasil secara kekuatan hal ini menguntungkan Airlangga yang kesulitan menghadapinya Sriwijaya.

Usaha ekspansi wilayah pun membawa hasil yang gemilang. Melalui usaha ekspansi ini Airlangga ingin kembali menegakkan kekuasaan Wangsa Isana di Pulau Jawa. Tiga orang raja berhasil ditaklukkan Airlangga, ketiganya yakni Wisnuprabhawa (Raja Wuratan), Raja Hasin, dan Panuda (Raja Lewat) pada tahun 1030 M.

Sayang dua tahun berselang, Wawatan Mas mendapat serangan besar-besaran dari putri raja yang memerintah di Tulungagung pada tahun 1032 M. Putri Panuda membalas serangan balasan yang dilakukan Airlangga pada mendiang ayahnya. Serangan ini mengakibatkan Wawatan Mas ibu kota Kerajaan Kahuripan hancur.

Airlangga bersama Mapanji Tumanggala meninggalkan Wawatan Mas dan melarikan diri ke Desa Patakan. Di Desa Patakan inilah Airlangga menggalang kekuatan pasukan yang lebih besar. Sesudah pasukanya yang digalang dirasa lebih kuat, Airlangga melakukan serangan balasan ke putri Panuda.

Penyerangan ini membawa hasil gemilang, putri Panuda tewas di medan pertempuran. Sepeninggal putri Panuda, Airlangga kembali membangun istana baru di Kahuripan, mengingat istana lama yang berada di Wawatan Mas telah mengalami kehancuran imbas serangan putri Panuda.

Sesudah membuat istana baru, Kerajaan Kahuripan pun dibangun kembali. Airlangga mendapat bantuan dari Mpu Narotama bermaksud membalaskan dendam atas kematian mertua sekaligus pamannya Dharmawangsa Teguh saat memerintah Kerajaan Mataram Kuno yang dilakukan Haji Wurawari.

Misi ini pun berhasil, Haji Wurawari terbunuh oleh Airlangga dan menuntaskan dendam kematian yang menimpa Dharmawangsa Teguh, mertuanya. Selepas serangan ke Lwaram, Blora ini Airlangga juga berhasil menumpas pemberontakan Wijayamarma dari Wengker di tahun 1035 M.



Sejak saat itulah Airlangga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Kahuripan yang membentang dari Pasuruan di sebelah timur hingga Madiun di sebelah barat. Di samping itu, wilayah kekuasaan Airlangga pun meluas hingga pantai utara Pulau Jawa, yakni Surabaya dan Tuban. Dimana kelak Tuban menjadi pusat perdagangan yang dapat menopang kehidupan ekonomi Kahuripan.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1053 seconds (0.1#10.140)