Karier Militer Letjen TNI Edy Rahmayadi, Calon Gubernur Sumut Incumbent yang Pernah Jabat Pangkostrad
loading...
A
A
A
MEDAN - Letjen TNI (Purn) Edy Rahmayadi kembali maju sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara (Sumut) berpasangan dengan Hasan Basri Sagala pada Pilkada 2024 . Sebagai incumbent, mantan Pangkostrad ini diusung oleh PDIP, Hanura, Partai Gelora, PKN, Partai Ummat, dan Partai Buruh.
Sebelum terjun ke politik, Edy memiliki karier yang cemerlang di militer. Pria kelahiran Sabang, Aceh pada 10 Maret 1961 ini merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil)tahun 1985 yang berpengalaman dalam bidang Infanteri.
Lulus dari Akmil, Edy mengawali karier sebagai Danton Kostrad dan Danton Yonif 321/Galuh Taruna (1985). Untuk delapan tahun berikutnya, Edy menjalankan pengabdiannya di Batalyon Infanteri Raider 323/Buaya Putih, pasukan elite infanteri mobile udara yang bermarkas di Kota Banjar, Jawa Barat.
Diawali mengisi jabatan Danton 2/A Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1986), Danton I/B Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1988), Dankipan B Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1989), dan Dankipan A Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1993).
Naik pangkat menjadi Mayor, Edy mendapat penugasan baru menjadi Kasi Ops dan Org Bagsis Pussenif Kodiklatad tahun 1996. Dari Pussenif Kodiklatad, pria berdarah Melayu Deli ini dimutasi ke Kodam I/Bukit Barisan.
Ia menjalani penugasan di Kodam I/Bukit Barisan sekitar tiga tahun lamanya. Posisi yang dijabatnya mulai dari Pjs Pabandya Lat Kodam I/Bukit Barisan (1999),Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia Kodam I/Bukit Barisan (2000), dan Kasi Ops Rem 031/Wirabima Kodam I/Bukit Barisan (2001).
Pada 2002, Edy Rahmayadi dimutasi ke Kasi Ops Rem 011/Lilawangsa Kodam Iskandar Muda. Hanya bertahan satu tahun, dia kembali ditarik ke Kodam I/Bukit Barisan menjadi Komandan Kodim 0316/Batam, Kodam I/Bukit Barisan (2003) dan Kepala Staf Korem 031/Wirabima, Kodam I/Bukit Barisan (2005) sekaligus naik pangkat menjadi Letnan Kolonel.
Selanjutnya, Edy menjabat Pabandya 3/Banglarsat, Paban III/Binorg, Sopsad (2006) dan Dosen Golongan IV Seskoad (2007), dan Patun Seskoad (2007). Kariernya terus meningkat ketika menjabat Asops Kasdam Iskandar Muda (2008) yang mengantarkannya menyandang pangkat Kolonel.
Edy kemudian dimutasi menjadi Komandan Resimen Taruna Akademi Militer pada 2010 dan Pamen Denma Mabesad pada 2011. Pada 2012, Edy pecah bintang menjadi Brigjen TNI dengan mengemban amanat sebagai Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Kodam XVII/Cendrawasih dan Dir Pemantapan Semangat Bela Negara, Deputi Bidang Pemantapan Nilai Kebangsaan, Lemhannas RI (2013).
Karier militer Edy Rahmyadi semakin bersinar ketika ditunjuk menjadi Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) I Kostrad pada 2014, sekaligus menambah bintang di pundaknya menjadi Mayjen TNI. Setahun kemudian, Edy mendapat kepercayaan Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan, tempat dia banyak menjalani karier kemiliterannya.
Puncak karier Edy Rahmayadi ketika ditunjuk menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 2015-2018 dan mengantarkannya menyandang pangkat jenderal bintang tiga (Letjen TNI). Kala itu, Edy menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang dimutasi menjadi KSAD.
Pada 2017, Edy memutuskan pensiun dini dari TNI. Keputusan pensiun dini Edy adalah dalam rangka ikut bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Utara 2018.
Mutasi itu tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/12/I/2018 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditandatangani tanggal 4 Januari 2018. Letjen TNI Edy Rahmayadi yang sebelumnya menjabat Pangkostrad menempati jabatan baru sebagai perwira tinggi Mabes TNI AD dalam rangka pensiun dini.
Meski pensiun dari dunia militer, Edy tetap aktif berorganisasi. Dia terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2016-2020 mengalahkan Moeldoko dan Eddy Rumpoko yang menjadi pesaing terberatnya untuk merebut kursi menjadi orang nomor 1 di PSSI.
Edy rupanya melenggang ke dunia politik. Dia maju menjadi Gubernur Sumatera Utara pada tahun 2018 saat Pilkada Sumut 2018. Saat itu, dia masih menjabat sebagai Ketum PSSI.
Namun pada awal 2019, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ktum PSSI. Edy pun fokus untuk mengemban amanah sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Lihat Juga: Dua Jenderal Kopassus Paling Disegani Ini Sangat Dekat dengan Gus Dur, Kini Ikuti Jejaknya Jadi Presiden
Sebelum terjun ke politik, Edy memiliki karier yang cemerlang di militer. Pria kelahiran Sabang, Aceh pada 10 Maret 1961 ini merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil)tahun 1985 yang berpengalaman dalam bidang Infanteri.
Baca Juga
Lulus dari Akmil, Edy mengawali karier sebagai Danton Kostrad dan Danton Yonif 321/Galuh Taruna (1985). Untuk delapan tahun berikutnya, Edy menjalankan pengabdiannya di Batalyon Infanteri Raider 323/Buaya Putih, pasukan elite infanteri mobile udara yang bermarkas di Kota Banjar, Jawa Barat.
Diawali mengisi jabatan Danton 2/A Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1986), Danton I/B Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1988), Dankipan B Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1989), dan Dankipan A Yonif 323/Buaya Putih Kostrad (1993).
Naik pangkat menjadi Mayor, Edy mendapat penugasan baru menjadi Kasi Ops dan Org Bagsis Pussenif Kodiklatad tahun 1996. Dari Pussenif Kodiklatad, pria berdarah Melayu Deli ini dimutasi ke Kodam I/Bukit Barisan.
Ia menjalani penugasan di Kodam I/Bukit Barisan sekitar tiga tahun lamanya. Posisi yang dijabatnya mulai dari Pjs Pabandya Lat Kodam I/Bukit Barisan (1999),Komandan Batalyon Infanteri Lintas Udara 100/Prajurit Setia Kodam I/Bukit Barisan (2000), dan Kasi Ops Rem 031/Wirabima Kodam I/Bukit Barisan (2001).
Pada 2002, Edy Rahmayadi dimutasi ke Kasi Ops Rem 011/Lilawangsa Kodam Iskandar Muda. Hanya bertahan satu tahun, dia kembali ditarik ke Kodam I/Bukit Barisan menjadi Komandan Kodim 0316/Batam, Kodam I/Bukit Barisan (2003) dan Kepala Staf Korem 031/Wirabima, Kodam I/Bukit Barisan (2005) sekaligus naik pangkat menjadi Letnan Kolonel.
Selanjutnya, Edy menjabat Pabandya 3/Banglarsat, Paban III/Binorg, Sopsad (2006) dan Dosen Golongan IV Seskoad (2007), dan Patun Seskoad (2007). Kariernya terus meningkat ketika menjabat Asops Kasdam Iskandar Muda (2008) yang mengantarkannya menyandang pangkat Kolonel.
Edy kemudian dimutasi menjadi Komandan Resimen Taruna Akademi Militer pada 2010 dan Pamen Denma Mabesad pada 2011. Pada 2012, Edy pecah bintang menjadi Brigjen TNI dengan mengemban amanat sebagai Komandan Korem 174/Anim Ti Waninggap Kodam XVII/Cendrawasih dan Dir Pemantapan Semangat Bela Negara, Deputi Bidang Pemantapan Nilai Kebangsaan, Lemhannas RI (2013).
Karier militer Edy Rahmyadi semakin bersinar ketika ditunjuk menjadi Panglima Divisi Infanteri (Pangdivif) I Kostrad pada 2014, sekaligus menambah bintang di pundaknya menjadi Mayjen TNI. Setahun kemudian, Edy mendapat kepercayaan Panglima Kodam (Pangdam) I/Bukit Barisan, tempat dia banyak menjalani karier kemiliterannya.
Puncak karier Edy Rahmayadi ketika ditunjuk menjadi Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) periode 2015-2018 dan mengantarkannya menyandang pangkat jenderal bintang tiga (Letjen TNI). Kala itu, Edy menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang dimutasi menjadi KSAD.
Pada 2017, Edy memutuskan pensiun dini dari TNI. Keputusan pensiun dini Edy adalah dalam rangka ikut bertarung dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Utara 2018.
Mutasi itu tertuang dalam Keputusan Panglima TNI Nomor Kep/12/I/2018 tentang Pemberhentian Dari dan Pengangkatan Dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia yang ditandatangani tanggal 4 Januari 2018. Letjen TNI Edy Rahmayadi yang sebelumnya menjabat Pangkostrad menempati jabatan baru sebagai perwira tinggi Mabes TNI AD dalam rangka pensiun dini.
Meski pensiun dari dunia militer, Edy tetap aktif berorganisasi. Dia terpilih menjadi Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) periode 2016-2020 mengalahkan Moeldoko dan Eddy Rumpoko yang menjadi pesaing terberatnya untuk merebut kursi menjadi orang nomor 1 di PSSI.
Baca Juga
Edy rupanya melenggang ke dunia politik. Dia maju menjadi Gubernur Sumatera Utara pada tahun 2018 saat Pilkada Sumut 2018. Saat itu, dia masih menjabat sebagai Ketum PSSI.
Namun pada awal 2019, dia memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ktum PSSI. Edy pun fokus untuk mengemban amanah sebagai Gubernur Sumatera Utara.
Lihat Juga: Dua Jenderal Kopassus Paling Disegani Ini Sangat Dekat dengan Gus Dur, Kini Ikuti Jejaknya Jadi Presiden
(kri)