Sukseskan Program PAT, Kementan dan Pemkab Batola Lakukan Panen Bersama
loading...
A
A
A
BATOLA - Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan produksi dan produktivitas melalui program Perluasan Areal Tanam (PAT) dengan tiga aksi strategisnya yaitu optamisasi lahan (oplah) rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip (tusip) padi gogo.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa untuk mengantisipasi peningkatan produksi padi dan jagung, dapat dilakukan dengan luas tambah tanam pada luas lahan baru sawah yang eksisting, gerakan pompanisasi, optimasi lahan rawa, dan tusip padi gogo.
"Kami juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia,” ujar Mentan Amran dikutip Kamis (5/9/2024).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan jika program PAT ini untuk memenuhi kebutuhan pangan yang kedepannya akan semakin meningkat.
"Program PAT ini difokuskan karena kebutuhan kedepan akan sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tersedia. Selain itu kami berharap nantinya ada pemberdayaan KWT yang telah mampu berusaha agar dapat di tularkan ke sekitarnya,” jelas Santi.
Santi menambahkan bahwa peran penyuluhan dalam pengawalan PAT juga sangat krusial uqntuk memastikan bahwa teknik dan metode yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
Penyuluh pertanian diharapkan dapat memberikan bimbingan dan dukungan teknis yang diperlukan bagi petani disetiap kabupaten.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin Caya bersama-sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel dan Dinas Pertanian Kabupateb Barito Kuala (Batola) melakukan panen padi bersama di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit.
Lokasi panen bersama berada di hamparan seluas 90 Ha dengan varietas yang ditanam petani adalah siam madu, dengan provitas mencapai 5.7 ton/Ha. Perlu diketahui bahwa varietas tersebut merupakan varietas yang disukai oleh masyarakat lokal.
Panen dilakukan menggunakan mekanisasi combine harvester. Bustanul mengapresiasi hasil kerja petani, hingga bisa mencapai panen dengan hasil yang bagus. “Panen padi ini luar biasa, kita bisa lihat hasil kerja petani, semoga harga beras juga bagus,” katanya.
Selain itu, untuk mendukung program Upaya Khusus Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, Bustanul berharap agar IP segera ditanami kembali selagi masih bisa tanam. Hal ini guna mencapai target PAT melalui oplah, pompanisasi dan tumpang sisip.
Sebab kondisi perubahan iklim bisa menghambat pencapaian target produksi nasional.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel, Amarullah mengatakan keunggulan dari varietas siam madu selain disukai masyarakat juga umur panen lebih cepat hanya 120 hari.
“Selain itu perlu upaya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen, sehingga kesejahteraan petani lebih baik. Sedangkan kendalanya perlu hilirisasi pasca panen, seperti penggunaan mesin penggilingan sederhana, agar keuntungan petani,” katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola Murniati menyampaikan apresiasi yang luar biasa dan hal ini merupakan kebanggaan baginya bersama petani bahwa panen kali ini dihadiri langsung oleh Kementan yang diwakili oleh Kapusluhtan.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Batola, Kepala BBPP Binuang, Kepala SMK-PPN Banjarbaru, BSIP Kalsel, BSIP Lahan Rawa, Camat, Babinsa, Kapolsek, Kepala Desa Kecamatan Jejangkit.
Kemudian petani, penyuluh pertanian, petugas Pengendali Organisme Pengendali Tumbuhan (POPT), dan mahasiswa KKN dari Universitas Lambung Mangkurat.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa untuk mengantisipasi peningkatan produksi padi dan jagung, dapat dilakukan dengan luas tambah tanam pada luas lahan baru sawah yang eksisting, gerakan pompanisasi, optimasi lahan rawa, dan tusip padi gogo.
"Kami juga berkomitmen untuk menjaga keberlanjutan sektor pertanian serta kesejahteraan petani di Indonesia,” ujar Mentan Amran dikutip Kamis (5/9/2024).
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Idha Widi Arsanti mengatakan jika program PAT ini untuk memenuhi kebutuhan pangan yang kedepannya akan semakin meningkat.
"Program PAT ini difokuskan karena kebutuhan kedepan akan sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tersedia. Selain itu kami berharap nantinya ada pemberdayaan KWT yang telah mampu berusaha agar dapat di tularkan ke sekitarnya,” jelas Santi.
Santi menambahkan bahwa peran penyuluhan dalam pengawalan PAT juga sangat krusial uqntuk memastikan bahwa teknik dan metode yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
Penyuluh pertanian diharapkan dapat memberikan bimbingan dan dukungan teknis yang diperlukan bagi petani disetiap kabupaten.
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin Caya bersama-sama dengan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalsel dan Dinas Pertanian Kabupateb Barito Kuala (Batola) melakukan panen padi bersama di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit.
Lokasi panen bersama berada di hamparan seluas 90 Ha dengan varietas yang ditanam petani adalah siam madu, dengan provitas mencapai 5.7 ton/Ha. Perlu diketahui bahwa varietas tersebut merupakan varietas yang disukai oleh masyarakat lokal.
Panen dilakukan menggunakan mekanisasi combine harvester. Bustanul mengapresiasi hasil kerja petani, hingga bisa mencapai panen dengan hasil yang bagus. “Panen padi ini luar biasa, kita bisa lihat hasil kerja petani, semoga harga beras juga bagus,” katanya.
Selain itu, untuk mendukung program Upaya Khusus Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, Bustanul berharap agar IP segera ditanami kembali selagi masih bisa tanam. Hal ini guna mencapai target PAT melalui oplah, pompanisasi dan tumpang sisip.
Sebab kondisi perubahan iklim bisa menghambat pencapaian target produksi nasional.
Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel, Amarullah mengatakan keunggulan dari varietas siam madu selain disukai masyarakat juga umur panen lebih cepat hanya 120 hari.
“Selain itu perlu upaya hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen, sehingga kesejahteraan petani lebih baik. Sedangkan kendalanya perlu hilirisasi pasca panen, seperti penggunaan mesin penggilingan sederhana, agar keuntungan petani,” katanya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Batola Murniati menyampaikan apresiasi yang luar biasa dan hal ini merupakan kebanggaan baginya bersama petani bahwa panen kali ini dihadiri langsung oleh Kementan yang diwakili oleh Kapusluhtan.
Turut hadir pada kegiatan tersebut, Anggota DPRD Kabupaten Batola, Kepala BBPP Binuang, Kepala SMK-PPN Banjarbaru, BSIP Kalsel, BSIP Lahan Rawa, Camat, Babinsa, Kapolsek, Kepala Desa Kecamatan Jejangkit.
Kemudian petani, penyuluh pertanian, petugas Pengendali Organisme Pengendali Tumbuhan (POPT), dan mahasiswa KKN dari Universitas Lambung Mangkurat.
(ams)