Pemkot Bogor: Kontak Erat Positif COVID-19 Jadi Prioritas Swab Test
loading...
Wakil Wali Kota Bogor, Dedie A Rachim. Foto/SINDOnews
A
A
A
BOGOR - Wakil Wali Kota Bogor , Dedie A Rachim yang juga Ketua Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Bogor menyebutkan saat ini pihaknya sudah melaksanakan semua rekomendasi Pemprov Jabar dalam penanganan COVID-19. Di antaranya, memprioritaskan orang yang kontak erat dengan pasien Positif COVID-19 untuk dilakukan swab test.
"Di antaranya hari ini dilaksanakan 125 pengambilan spesimen swab test. Prioritas mereka yang kontak erat positif COVID-19 dan beberapa pegawai instansi yang memiliki tingkat resiko tinggi," katanya, Rabu (26/8/2020)
Sementara itu, Dr Erna Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor menyebutkan, zona orange ini secara umum, risiko penyebaran COVID-19 pada level ini tinggi dan potensi virus tidak terkendali. Pada level ini, transmisi lokal hingga imported case kemungkinan dapat terjadi dengan cepat.
“Pemerintah di daerah harus memantau kluster-kluster baru dan mengontrol pergerakan melalui testing dan tracking yang agresif," ujarnya.(Baca juga; Positif Covid-19 di Kota Bogor Bertambah 106 Orang, Terbanyak Klaster Perkantoran )
Untuk itu, seluruh masyarakat terutama kelompok rentan yang berada di daerah dengan status zona orange disarankan untuk tetap berada di rumah dan bekerja dari rumah, kecuali untuk fungsi-fungsi tertentu.
"Apabila harus keluar rumah diwajibkan untuk selalu menjaga jarak di semua aspek. Sedangkan bagi penumpang transportasi umum dibatasi dan wajib menerapkan protokol kesehatan," katanya. (Baca juga; Jembatan MA Salmun Terancam Ambruk, Bima: Kita Akan Berkoordinasi dengan DPRD )
Begitu pula dengan fasilitas umum termasuk sekolah ditutup. "Kegiatan bisnis hanya dibuka secara terbatas selain keperluan esensial seperti farmasi, supermarket bahan pokok, klinik kesehatan, stasiun bahan bakar dengan tetap menerapkan physical distancing," pungkasnya.
"Di antaranya hari ini dilaksanakan 125 pengambilan spesimen swab test. Prioritas mereka yang kontak erat positif COVID-19 dan beberapa pegawai instansi yang memiliki tingkat resiko tinggi," katanya, Rabu (26/8/2020)
Sementara itu, Dr Erna Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bogor menyebutkan, zona orange ini secara umum, risiko penyebaran COVID-19 pada level ini tinggi dan potensi virus tidak terkendali. Pada level ini, transmisi lokal hingga imported case kemungkinan dapat terjadi dengan cepat.
“Pemerintah di daerah harus memantau kluster-kluster baru dan mengontrol pergerakan melalui testing dan tracking yang agresif," ujarnya.(Baca juga; Positif Covid-19 di Kota Bogor Bertambah 106 Orang, Terbanyak Klaster Perkantoran )
Untuk itu, seluruh masyarakat terutama kelompok rentan yang berada di daerah dengan status zona orange disarankan untuk tetap berada di rumah dan bekerja dari rumah, kecuali untuk fungsi-fungsi tertentu.
"Apabila harus keluar rumah diwajibkan untuk selalu menjaga jarak di semua aspek. Sedangkan bagi penumpang transportasi umum dibatasi dan wajib menerapkan protokol kesehatan," katanya. (Baca juga; Jembatan MA Salmun Terancam Ambruk, Bima: Kita Akan Berkoordinasi dengan DPRD )
Begitu pula dengan fasilitas umum termasuk sekolah ditutup. "Kegiatan bisnis hanya dibuka secara terbatas selain keperluan esensial seperti farmasi, supermarket bahan pokok, klinik kesehatan, stasiun bahan bakar dengan tetap menerapkan physical distancing," pungkasnya.
(wib)
Lihat Juga :
